Friday, May 6, 2011

Tak Ada Tulang Rotan pun Jadi



Rotan adalah tumbuhan yang tumbuh menjalar di antara batang pohon, memanjang menuju langit dikelilingi pelepah dengan duri-duri tajam. Menurut data Departemen Kehutanan, dari 143 juta hektar hutan di Indonesia, diperkirakan 13,2 juta hektar ditumbuhi rotan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan pulau-pulau lain yang memiliki hutan alam.
Produk rotan memberikan kontribusi yang berarti bagi Indonesia secara ekonomi dan menempatkan Indonesia pada posisi dominan dalam perdagangan rotan dunia dengan menghasilkan 80 persen bahan baku rotan dunia.
Penggunaan rotan biasanya untuk keperluan bahan tali pengikat dan alat penangkap ikan. Namun siapa sangka selain sebagai bahan baku mebel, rotan pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti tulang? Kelak penderita patah tulang akan memiliki alternatif material pengganti tulang selain dari yang saat ini tersedia seperti logam atau keramik.
Sejumlah tim peneliti Italia di laboratorium biokeramik Istek di Faenza tengah mencoba penanaman implan tulang buatan dari rotan pada domba percobaan. Perubahan kimiawi dari kayu alami menjadi hydroxyapatite (mineral penyusun tulang) secara keseluruhan dilakukan melalui lima tahap, yakni:
1) pirolisis (penguraian dengan panas)
2) carburization (suatu proses pemanasan yang membebaskan karbon pada saat terurai);
3) oksidasi
4) karbonasi (proses hidrotermal pada tekanan CO2 untuk konversi lanjut menjadi kalsium karbonat)
5) fosfatisasi (penambahan bahan kimia fosfat).
Lima tahap fase transformasi tersebut disiapkan untuk mendapatkan mineral penyusun tulang hydroxyapatite (HA) dari kayu rotan melalui serangkaian proses hidrotermal dan termal. Setelah 10 hari, unsur-unsur dalam kayu rotan berubah menjadi serupa dengan materi tulang. Tim yang dipimpin oleh Dr Anna Tampieri ini sebelumnya melakukan uji coba pada berbagai jenis kayu sebagai pengganti tulang. Hasilnya menunjukkan bahwa kayu rotan adalah material yang terbaik karena struktur kayu rotan memiliki rongga di bagian dalam sehingga darah, serabut saraf, dan materi lain dapat melaluinya. Menurut Dr Tampieri, tulang dari rotan ini merupakan tiruan paling mendekati tulang asli karena dapat menyatu dengan tulang asli sedemikian hingga nyaris tak dapat terlihat sambungannya. Selain itu, material pembentuk tulang ini cukup kuat sehingga dipastikan dapat menyangga tubuh dan juga memiliki daya tahan yang sangat baik. Saat ini para dokter seperti ahli bedah ortopedi, Maurillo Marcacci sedang meneliti metode baru penggantian tulang ini di rumah sakit dekat Bologna University.
Pengawasan dilakukan untuk terus memantau perkembangan domba-domba yang telah ditanami tulang dari rotan dalam tubuhnya. Sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda reaksi penolakan atau infeksi pada domba percobaan. Jika semua berjalan lancar, di masa depan implan tulang dapat dilakukan dengan biaya murah dan dengan efektivitas tinggi.
Para ahli memperkirakan bahwa penanaman implan tulang rotan terhadap manusia dapat dilakukan pada lima tahun mendatang. Demikian seperti dilansir di news.bbc.co.uk.
Negeri ini memang memiliki keanekaragaman hayati dengan potensi besar dalam penelitian dan pengembangan teknologi kesehatan. Baik itu untuk dijadikan sebagai bahan pengganti jaringan tubuh, ataupun tanaman yang dapat disulap jadi pabrik obat.

Sumber : netsains.com

0 comments:

Post a Comment

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More