Thursday, May 17, 2012

Bagaimana memilih jurusan dan universitas di luar negeri

Saya sering mendapat pertanyaan dari pejuang beasiswa luar negeri (biasanyaAustralian Developmen Scholarship atau ADS) yang bernada seperti ini:
“saya alumni jurusan xxx dari uiversitas yyy. Saat ini saya sedang bekerja di zzz. Jurusan apa yang kira-kira cocok untuk saya dan di universitas mana ya?”
Karena saya tidak bekerja sebagai konsultan pendidikan, pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Lebih tidak mudah lagi karena bidang ilmu si penanya sangat amat jauh dengan apa yang sedang saya pelajari. Awalnya saya senyum-senyum saja menerima pertanyaan seperti ini dan di kesempatan lain ada perasaan kurang nyaman juga. Coba dibayangkan, misalnya, ada orang yang memiliki latar belakang aktuaria (jangan khawatir, saya juga tidak tahu barang apa ini) dan tiba-tiba mengirim email pada saya dan minta nasihat jurusan dan universitas yang tepat. Saya yakin seyakin-yakinnya si penanya ini tidak tahu bahwa saya adalah sarjana Teknik Geodesi yang pekerjaannya bercengkrama dengan peta dan sekali-sekali berurusan dengan perbatasan.

Lambat laun saya menjadi terbiasa. Tidak jarang ada email yang bertanya tentang penelitian ekonomi, linguistik, psikologi, olah raga hingga kajian gender. Percayalah, tidak mudah bagi seorang surveyor seperti saya untuk memberi masukan apalagi petunjuk studi yang tepat bagi para penanya ini. Tapi biasanya saya beri masukan perihal cara memilih jurusan dan sekolah. Maka ini saya tuliskan agar bisa dibaca lagi oleh siapa saja yang mengalami kesulitan serupa.
Jika bidang ilmu Anda seperti bidang ilmu saya yang tidak popular, urusannya biasanya lebih mudah. Di Australia, misalnya, tidak banyak universitas memiliki jurusan Teknik Geodesi atau ilmu bumi yang spesifik seperti yang saya pelajari. Akibatnya, saya tidak mengalami kesulitan dalam memilih jurusan dan universitas. Jika Anda belajar bidang ilmu yang sangat umum seperti ekonomi atau politik, misalnya, urusannya bisa jauh lebih rumit.
Pertama, seorang pelamar barus menentukan bidang kajian yang diinginkan. Jika belum tahu bidang yang diinginkan, berarti Anda perlu menentukan dulu. Diskusi soal ini tentu saja bisa tiga hari tiga malam tidak selesai, jadi saya serahkan pada Anda untuk menentukannya. Pertimbangannya tentu saja bisa terkait pekerjaan yang dilakukan sekarang atau pekerjaan yang diinginkan di masa depan atau passion pribadi Anda yang mungkin tidak selalu terkait dengan trend dan pekerjaan di masa depan. Silakan menimbang-nimbang dan kemudian menentukan. Percayalah, yang paling tahu hal ini adalah mereka yang menekuni bidang ini.
Jika sudah cukup jelas bidang yang ingin dikaji, mulailah membaca buku atau artikel jurnal atau koran atau laporan terkait bidang tersebut. Yang perlu diutamakan adalah publikasi ilmiah seperti jurnal terkini di bidang tersebut. Jika tidak punya akses terhadap jurnal ilmiah, bisa menggunakan Google Scholar. Coba cari bidang kajian tersebut di Google Scholar maka artikel yang muncul dipastikan adalah artikel ilmiah. Ini penting agar Anda terhindar dari informasi tidak sahih yang saat ini bertebaran di dunia maya. Dengan banyak membaca bidang yang akan ditekuni, Anda mulai tahu nama ahli dan juga institusi tempat ahli itu bernaung. Dengan begini, Anda mulai bisa meraba-raba, institusi mana yang nantinya menjadi pilihan. Jika sama sekali tidak punya gambaran apa yang harus dibaca, coba main ke kampus tempat Anda menamatkan S1 dulu. Coba ngobrol dengan dosen pembimbing atau teman yang jadi dosen sekedar untuk menyegarkan ingatan akan keilmuan Anda. Biasanya akan ada ide. Jika Anda sudah bekerja, ngobrol dengan akademisi ini sangat bagus karena kedua belah pihak akan untung. Anda disegarkan dengan teori mapan, sang akademisi juga mendapat perspektif yang segar dari ‘dunia nyata’.
Jika Anda akan kuliah dengan komponen penelitian yang banyak (Master by Research atau PhD) maka membaca jurnal ilmiah ini sangat penting. Ini bisa jadi modal untuk menghubungi professor sebagai calon pembimbing. Jika Anda akan sekolah dengan sistem coursework, maka membaca jurnal ini setidaknya bisa memberi gambaran institusi mana yang cocok. Jurnal itu tentu ditulis oleh seorang pakar dan pakar itu pasti bernaung di sebuah institusi. Demikianlah caranya menentukan institusi. Jika Anda belum menemukan mood membaca karena sudah terlalu lama berada di luar ruang kelas, coba ikuti seminar di bidang keilmuan Anda. Jika malas membaca, biasanya bisa dirangsang dengan mendengar dan melihat dulu.
Cara lain adalah dengan melakukan pencarian menggunakan mesin pencari seperti Google. Jika sudah yakin dengan bidang kajian yang diminati maka lakukan pencarian dengan kata kuncinya tertentu dengan tambahan pembatasan bahwa pencarian itu khusus untuk mencari universitas saja. Caranya adalah dengan menambahkan ekstensi domain yang sesuai. JIka mencari bidang ilmu/kajian di universitas Australia maka harus menggunakan ekstensi domain universitas Australia. Anda harus tahu bahwa domain institusi pendidikan di Australia adalah edu.au. Indonesia misalnya menggunakan ac.id. Amerika menggunakan edu, Inggris menggunakan ac.uk, Belanda menggunakan nl, Singapura memakai edu.sg dan seterusnya. Misalnya jika Anda ingin belajar aktuaria di universitas di Australia maka coba ketikkan di Google actuarial studies site:edu.au. Hasilnya adalah website institusi pendidikan di Australia yang ada ada kata actuarial. Jika ingin menkuni pemetaan atau geodesi di Australia, coba surveying site:edu.au. Ini akan memudahkan Anda untuk memilih.
Setelah mendapatkan website beberapa universitas, kunjungi website tersebut dan pelajari program yang ada di situ. Umumnya program mereka akan sangat lengkap, terutama ada silabus/kurikulumnya. Biasanya ada juga daftar mata kuliah dan isinya secara singkat. Dengan memahami ini Anda akan mendapat gambaran yang lebih jelas apa yang bisa diharapkan jika belajar di program/jurusan tersebut. Selain melihat programnya, perhatikan juga penelitian dan terutama publikasi dosen/professor di jurusan/program tersebut. Biasanya, di websitenya akan ada link yang menjelaskan staff/dosen/peneliti yang bekerja di tempat itu. Masing-masing staf akan dijelaskan sedemikian rupa, misalnya soal sejarah pendidikannya, ketertarikan penelitiannya dan publikasi terkininya. Dengan memperhatikan itu, Anda akan bisa memahami seberapa produktif staf di jurusan tersebut. Semakin banyak publikasinya, tentu semakin baik. Dari daftar publikasi itu Anda juga akan tahu seberapa cocok bidang yang Anda minati dengan keahlian orang-orang yang ada di jurusan tersebut.
Selain soal publikasi, biasanya ada juga berita terkait peran jurusan itu di masyarakat atau asosiasi profesi terkait. Misalnya, seberapa sering stafnya ikut konferensi, mengadakan workshop, kerjasama dengan pemerintah, punya proyek dengan dunia industri dan sebagainya. Semakin banyak hal tersebut, semakin bagus peran jurusan itu di masyarakat, artinya Anda boleh menduga bahwa semakin terjamin pula kualitasnya, meskipun ini tidak selalu benar. Jika Anda berencana belajar di universitas tesebut dengan beasiswa maka harus dicek apakah beasiswa tersebut bersedia mendanai Anda untuk belajar di universitas pilihan itu. Beasiswa ADS misalnya memiliki daftar universitas tertentu yang diijinkan. Jika hasil pencarian Anda tidak termasuk dalam daftar ini maka artinya Anda tidak bisa melamar Beasiswa ADS. Solusinya, pilih universitas lain atau pilih jenis beasiswa lain.
Untuk mengkonfirmasi kualitas suatu jurusan/universitas, coba juga cari orang Indonesia yang sedang atau pernah sekolah di jurusan tersebut. Caranya? Dengan menghubungi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di universitas tersebut. Belum tahu caranya? Coba gunakan Google dengan kata kunci “Indonesian Students” “University of X” atau “Perhimpunan Pelajar Indonesia” “University of X”. Jika masih kesulitan, coba lihat website oisaa.org dan cari PPI di negara yang dimaksud. Setelah ketemu kontak/website PPI suatu negara, coba tanyakan PPI di universitas yang Anda inginkan. Di Australia, misalnya, PPI itu berjenjang, mulai dari PPI Australia Pusat yang menaungi satu negara, PPI Cabang dengan lingkup negara bagian dan PPI ranting yang berada di suatu universitas. Jika yang Anda cari memang ada, pasti akan dibantu. Kalau saja Anda serius untuk melakukan pencarian ini dalam waktu 1 jam saja, saya yakin PASTI bisa mendapatkan kontak. Soal ada respon atau tidak, itu adalah cerita lain. Dengan jejaring social saat ini, mencari orang atau organisasi adalah pekerjaan yang sangat amat mudah.
Kadang ada yang bertanya, selain kualitas bidang ilmu tertentu di sebuah institusi, apalagi pertimbangan lain untuk memilih universitas. Salah satu yang sering dipertimbangkan adalah rangking universitas tersebut menurut standard umum, misalnya menurut Times Higher Education. Di Australia, misalnya ada konsorsium Group of Eight yg mengklaim sebagai delapan universitas dengan kualitas khusus di Australia. Anda mungkin juga ingin menjadi mahasiswa dari salah satu universitas tersebut untuk alasan kualitas atau prestise. Bagaimanapun juga prestise itu penting meski urusan kualitas diri itu seringkali adalah urusan diri sendiri.
Tulisan ini bisa menjadi satu buku yang sangat tebal karena ada banyak sekali pertimbangan dalam memilih jurusan atau sekolah di luar negeri. Yang ingin saya tekankan sekali lagi adalah bahwa memilih sekolah itu sebaiknya didasarkan pada riset mendalam yang dilakukan sendiri dengan kriteria yang ditetapkan. Beberapa kriteria itu sudah saya contohkan di atas. Yang jelas, bertanya pada seseorang secara singkat dengan kalimat “Universitas X dan Y itu bagus mana ya?” tidak selalu mendapatkan jawaban yang memuaskan. Untuk membandingkan, harus ada kriteria yang jelas. Tidak jarang calon mahasiswa mementingkan gedung yang mentereng atau lokasi yang strategis dekat pusat perbelanjaan dibandingkan jumlah koleksi buku/jurnal di perpustakaan universitas tersebut. Mana yang ingin Anda bandingkan? Sepemahaman saya, tidak ada satu institusipun yang segalanya lebih baik dari institusi lain. Rangking itu relatif, tergantung kriteria yang dipakai.
Sebelum bertanya, ada baiknya kita menyempatkan diri melakukan pencarian sendiri sebisa mungkin. Akan lebih baik jika kemudian kita bertanya pada orang lain dengan kalimat “saya sudah mengunjungi website universitas A, B, C dan D lalu membandingkan criteria X, Y, Z dari keempatnya. Saya kira Univesitas C ada di posisi yg lebih baik dari tiga universitas lainnya. Yang belum berhasil saya temukan adalah soal Z. Apakah Mas/Mbak bisa membantu saya mendapatkan informasi ini?” Berkaca pada diri sendiri, saya akan jauh lebih bersemangat membantu orang dengan gaya seperti ini. Saya yakin, banyak orang lain juga demikian. Selain ini bedampak sehat bagi orang yang ditanya, bersekolah pada dasarnya adalah sebuah proses pencarian mandiri. Latihan untuk Ini bisa dimulai saat mencari jurusan dan universitas yang tepat. Selamat berjuang.

From netsains.com

0 comments:

Post a Comment

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More