Friday, July 15, 2011

”Dr. Jekyll & Mr. Hyde” Bioteknologi

Dalam bukunya, ”The Autobiography of A Species in 23 Chapter”, Matt Ridley berkata, ”Bersamaan dengan datangnya milenium ketiga, untuk pertama kalinya kita mempunyai peluang ’mengutak-atik’ teks kode genetika. Kode–kode genetik tersebut sekarang tersimpan dalam sebuah ”harddisk” tanpa ”password” sehingga kita dapat memenggal huruf atau kata, menyisipkan kata, membuang kata, mengatur ulang paragraf bahkan menulis kembali semuanya.”
COBA kita pisahkan kata bioteknologi berdasarkan akar katanya. Kita akan mendaptkan kata ”bio” yaitu segala sesuatu berkaitan dengan proses biologi dan ”teknologi” yaitu alat untuk memecahkan masalah atau membuat sesuatu menjadi lebih berguna. Proses-proses biologi telah kita lakukan untuk menumbuhkan tanaman dan pengembangbiakan hewan selama 10.0000 tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan makanan dan pakaian. Kita menggunakan proses biologi dari mikroorganisme sejak 6.000 tahun yang lalu untuk meningkatkan kualitas makanan, seperti roti, keju, dan produk olahan lainnya yang berasal dari susu.
Bioteknologi molekuler
Di awal tahun 1960 pengertian kita akan bioteknologi tidak lagi terpusat pada satu titik yaitu penggunaan mikroorganisme. Makna mikroorganisme telah bergeser dari mikroorganisme yang lebih kecil yaitu sel dan molekul. Sehingga pada periode tersebut lahirlah istilah baru new biotechnology. Bioteknologi baru yang menggunakan proses seluler dan molekuler untuk memecahkan masalah atau membuat produk.
Kita dapat memahami dengan mudah pengertian kata bioteknologi dan bioteknologi baru dengan mengubah dari bentuk tunggal ke bentuk jamak. Dari biotechnology menjadi biotechnologies. Mengapa demikian? Karena saat ini bioteknologi merupakan kumpulan dari beberapa teknologi yang mencakup sel dan molekul biologi seperti DNA dan protein.
Pada tahun 1972, Paul Berg dari Stanford University menggunakan enzim-enzim restriksi (pemotong) dalam sebuah tabung percobaan guna memotong DNA virus menjadi dua bagian. Kemudian melekatkannya kembali dengan enzim ligase (perekat) sehingga terbentuklah DNA rekombinan pertama buatan manusia. Sejak itu manusia berhasil meniru apa yang dikerjakan retrovirus (menyisipkan gen ke dalam kromosom). Dalam waktu satu tahun kemudian Stanley Cohen dan Herbert Boyer berhasil dengan sempurna memotong dan menempel DNA dan membiakkannya di dalam DNA bakteri.
Kekhawatiran bermunculan, baik dari masyarakat maupun dari ilmuwan itu sendiri. Selama tahun 1974 masyarakat dunia menyerukan moratorium atau penghentian sementara semua kegiatan yang berkaitan dengan rekayasa genetika. Sehingga pada tahun tersebut The National Institute of Health membentuk Recombinant DNA Advisory Committee untuk mengawasi riset rekombinasi genetik. Asilomar Conference di California pada tahun 1975, memperdebatkan masalah keamanan dan mensyaratkan agar segala bentuk penelitian di bidang rekayasa genetika diawasi oleh sebuah komite federal. Pada tahun yang sama antibody monoclonal untuk pertama kalinya di produksi.
Percobaan pada manusia
Banyak yang terjadi di tahun 1990-an. Dengan terbentuknya berbagai badan pengawas, kekhawatiran masyarakat terhadap rekayasa genetika dapat mereda. Tetapi, pada awal 1990 muncul permasalahan etika. Anderson dan Blasea menghadap Recombinant DNA Advisory Committee dari pemerintah federal Amerika untuk melakukan eksperimen terhadap manusia.
Sasaran Anderson adalah mengobati penyakit turunan severe combined immune deficiency (SCID) yang menyebabkan anak-anak tidak mampu membangkitkan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi, sehingga sel-sel darah putih cepat mati. Penyakit ini disebabkan oleh suatu perubahan pengejaan pada kromosom 20, yang disebut gen ADA. Terapi gen ini berhasil dilakukan pada Ashanthi DeSilva, seorang gadis usia empat tahun, dengan gen ADA yang telah direkayasa. Lebih dari seperempat anak penderita SCID telah mendapatkan terapi gen. Namun, meski efek sampingnya sedikit, tidak seorang pun dapat dinyatakan sembuh total karena harus terus menerima PEG-ADA.
Mulai tahun 1990, Human Genome Project berusaha menggabungkan seluruh teks kode manusia. Tiga miliar hurup yang mereka peroleh dapat mengisi tumpukan buku setinggi 50 meter. Tapi, merekayasa sebuah gen ke dalam bakteri baru adalah satu tahap, sedangkan menyisipkan sebuah gen ke dalam tubuh manusia adalah tahapan berbeda. Bakteri senang menyerap cincin-cincin DNA kecil yang disebut plasmid dan kemudian menganggap DNA tersebut adalah miliknya. Sedangkan pada manusia, penyisipan gen demikian kompleks karena manusia terdiri dari 100 triliun sel. Jika ingin merekayasa sesosok manusia, harus menyisipkan sebuah gen ke dalam 100 triliun sel.
DNA rekombinan
Di tahun 1990 pula, Inggris untuk pertama kalinya menyetujui produk makanan hasil rekayasa genetika yaitu ragi yang dimodifikasi susunan gennya. Chy-Max, produk artifisial dari enzim chymosin untuk membuat keju disetujui untuk dipasarkan. Ini merupakan produk DNA rekombinan pertama yang disetujui FDA. Jagung yang tahan hama (Bt corn) untuk pertama kalinya diproduksi. Uji lapangan untuk pertama kalinya dilakukan pada hewan vertebrata yaitu pada ikan air tawar.
Masih di tahun 1990-an, untuk pertama kalinya DNA fingerprintig digunakan di Inggris. Isolasi gen dapat dilakukan tanpa proses regulasi yang rumit. Penemuan baru dalam penanganan kanker usus (colon) dapat diobati dengan terapi gen. Vaksin transgenik untuk rabies mulai tahap pengujian. Bioteknologi yang berbasis pada biopestisida disetujui untuk dipasarkan di Amerika Serikat. Isu hak paten hewan transgenik pertama kalinya terjadi pada tikus transgenik yang sensitif terhadap zat pemicu kanker.
Dengan terkuaknya kode-kode genetik makhluk hidup, memang bisa membuka dua kemungkinan. Bisa membawa dampak positif atau negatif, tergantung manusia si pelaku riset dan penelitian. Hal ini berlaku seperti halnya teknologi nuklir bisa menjadi solusi jika digunakan untuk pembangkit listrik, namun pada saat yang sama bisa menjadi sumber petaka karena nuklir bisa digunakan untuk membuat bom atom yang bersifat pemusnah massal.
Ya, seperti juga pribadi ganda Dr. Jekyll and Mr. Hyde, bioteknologi masih menyimpan sisi baik dan buruk secara bersama-sama.***

Sumber: http://netsains.com/2011/07/%E2%80%9Ddr-jekyll-mr-hyde%E2%80%9D-bioteknologi/

0 comments:

Post a Comment

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More