Sunday, October 23, 2011

‘Bangkit dari Kubur’ setelah 120.000 Tahun


Artikel ini bukan sebuah cerita horor yang diangkat jadi film, tapi bener-bener kisah nyata. Ceritanya ada spesies bakteri mungil yang berhasil ‘dihidupkan’ lagi setelah 120 ribu tahun lamanya terkubur pada kedalaman tiga kilometer dalam lempengan es Greenland. Penemuan ini memberi harapan akan adanya kehidupan serupa di lingkungan ber-es di planet lain.
Bakteri ini secara resmi dinamai Herminiimonas glaciei, bentuknya berupa batang dengan panjang hanya 0,9 mikrometer dan diameter 0,4 mikrometer, sekitar 10 – 50 kali lebih kecil dibanding bakteri yang sudah ngetop lebih dulu, Escherichia coli.
Salah seorang anggota tim yang mendeskripsikan spesies baru ini, yaitu Jennifer Loveland-Curtze dari Pennsylvania State University mengatakan bahwa yang unik dari bakteri ini adalah ukurannya yang sangat mungil, dan nampaknya bisa bertahan dalam sumber makanan yang sangat sedikit.
Loveland-Curtze berspekulasi bahwa, karena dimensinya yang sangat kecil sehingga ia dapat bertahan hidup dalam lorong-lorong kecil di dalam es, mengais-ais makanan (nutrient) yang juga sama-sama terkubur di dalam lapisan es. Bakteri ini juga mempunyai flagella yang mirip ekor sehingga mampu bermanuver dalam lorong untuk menemukan makanan.
Dalam salju yang menimbunnya, Loveland-Curtze dan tim jg mendapati adanya sel-sel bakteri, spora jamur, spora tanaman, mineral dan ‘puing-puing’ zat organik lainnya. Sehingga mereka berpostulat bahwa bakteri tersebut hidup di dalam relung mikro tersebut di dalam es.

Proses ‘Pembangkitan’

Herminiimonas glaciei. Image from dailymail.co.uk.
Bagaimana bakteri tersebut ‘dibangkitkan kembali’? Tim peneliti melakukannya dengan menyimpannya pada suhu 2°C selama 7 bulan, kemudian pada suhu 5°C selama 4,5 bulan lagi. Setelah itu, barulah tampak koloni-koloni bakteri yang sangat kecil berwarna coklat keunguan, menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Mikroba di Planet Lain

Dengan penemuan ini, Loveland-Curtze sampai berspekulasi bahwa mikroba-mikroba sejenis mungkin saja ada di dalam es di planet-planet atau bulan-bulan lain, seperti es di kutub Mars atau lautan yang tertutup es di Europa, salah satu bulan Jupiter.
Fenomena ini juga semakin menguatkan fakta bahwa es adalah medium yang paling baik untuk mengawetkan asam nukleat, senyawa-senyawa organik dan sel. Kemungkinan untuk menemukan mereka dalam lingkungan semacam itu sangat besar karena kondisi dingin tersebut. Loveland-Curtze mengatakan, “Ini memberi harapan pada kita bahwa ada sesuatu di sana, kami dapat menemukannya.”
Laporan selengkapnya bisa dilihat pada International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology (DOI: 10.1099/ijs.0.001685-0).

from sciencebiotech.net

0 comments:

Post a Comment

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More