Saturday, January 14, 2012

Biomarker Fingerprinting: Suatu Pendahuluan Geokimia Organik

Bahan bakar minyakmerupakan kebutuhan dasar dalam industri di seluruh dunia, tetapi bahan bakar minyak merupakan sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui. Kebutuhan bahan bakar minyak baik dalam bidang industri maupun transportasi semakin hari semakin meningkat karena mesin-mesin tersebut membutuhkan bahan bakar minyak. Suatu saat cadangan sumber daya alam yang berupa minyak akan habis karena dikonsumsi secara terus-menerus. Krisis bahan bakar minyak menuntut adanya upaya untuk mencari alternatif bahan bakar cair lain. Batubara memiliki komposisi yang hampir sama dengan bahan bakar minyak sehingga batubara dapat menjadi salah satu alternatif sumber bahan bakar cair.
Geokimia organik adalah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang bahan organik sedimenter untuk mempelajari evolusi yang berlangsung pada tahapan-tahapan geologis di geosfer. Pengkajian terhadap bahan organik yang terdapat di dalam sedimen, minyak bumi, dan tanah dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul senyawa suatu fosil molekul organik (biomarker).
Konsumsi batubara di Indonesia sebagai salah satu sumber energi selama ini masih sangat rendah. Pemakaian batubara di Indonesia sebagai bahan bakar menempati urutan ketiga di bawah Thailand dan Taiwan. Batubara termasuk energi tak terbarukan yang merupakan sumber energi yang layak untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif pengganti minyak bumi karena mempunyai cadangan cukup besar sehingga masih bias dimanfaatkan sebagai energi pengganti. Pada saat ini batubara dikenal sebagai bahan bakar antara lain untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga uap, industri semen, dan industri baja. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa batubara juga memegang peranan yang penting di dalam dunia perminyakan, khususnya untuk keperluan eksplorasi gas dan minyak bumi. Batubara yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar berbentuk padat yang disebut briket kurang efektif. Batubara yang berbentuk padat tidak sesuai dengan kebutuhan mesin yang membutuhkan bahan bakar minyak sehingga perlu upaya pengubahan batubara padat menjadi bahan bakar cair atau minyak. Proses pengubahan batubara menjadi bahan bakar cair diperlukan informasi mengenai komposisi dari batubara. Komposisi utama dari batubara adalah senyawa hidrokarbon yang dapat berupa hidrokarbon aromatik dan alifatik. Senyawa hidrokarbon pada batubara berasal dari lemak seperti wax, kutikula, dan resin. Kandungan hidrokarbon alifatik pada batubara mempunyai kesamaan sifat dengan hidrokarbon alifatik pada bahan bakar minyak.
Kandungan hidrokarbonpada batubara merupakan suatu potensi yang besar untuk diubah menjadi hidrokarbon cair. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan hidrokarbon pada batubara dengan cara menganalisa biomarker. Senyawa yang disebut penanda biologi ini dapat menggambarkan senyawa penyusun dari sedimen organik yang ditemukan pada batubara sehingga dapat diketahui senyawa awal pembentuknya (prekursor) dan lingkungan pengendapan serta hubungan dengan batuan induknya. Selama proses pembentukan batubara sebagian bio-makromolekul dari organisme yang mati akan berubah menjadi batubara, sedangkan sebagian kecil lain akan tetap mengendap menjadi biomarker. Jadi, perlakuan analisa biomarker terhadap batubara dapat mengetahui komposisi dan asal-usul dari batubara.
Rantai alifatik pada batubara mempunyai potensi untuk diubah menjadi hidrokarbon cair. Rantai hidrokarbon alifatik dapat ditemukan berikatan dengan cincin aromatik atau berikatan silang dalam matriks batubara. Penelitian mengenai komponen alifatik dari berbagai jenis dan umur batubara bertujuan untuk mengetahui kemampuannya untuk diubah menjadi hidrokarbon cair. Berdasarkan hasil analisis terhadap batubara CarboniferusPermianJurrasic, dan Cenozoic diketahui bahwa batubara muda memiliki kandungan rantai panjang alifatik (C > 20) lebih tinggi daripada batubara yang tua. Adanya rantai panjang n-alkana dari batubara tersebut memberikan makna bahwa batubara memiliki potensi yang besar untuk diperoleh hidrokarbon cairnya sebagai bahan bakar cair.
Cadangan batubara yang masih cukup besar memiliki nilai strategis dan potensial untuk menghasilkan hidrokarbon cair sehingga dapat menjadi pemenuhan kebutuhan sebagian sumber energi dalam negeri. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang karakter batubara yang memberikan informasi potensi bahan bakar cairnya. Karakterisasi batubara dapat dilakukan melalui analisisbiomarker yang terkandung.

from netsains.com

0 comments:

Post a Comment

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More