Bahan bakar minyakmerupakan
kebutuhan dasar dalam industri di seluruh dunia, tetapi bahan bakar
minyak merupakan sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui.
Kebutuhan bahan bakar minyak baik dalam bidang industri maupun
transportasi semakin hari semakin meningkat karena mesin-mesin tersebut
membutuhkan bahan bakar minyak. Suatu saat cadangan sumber daya alam
yang berupa minyak akan habis karena dikonsumsi secara terus-menerus.
Krisis bahan bakar minyak menuntut adanya upaya untuk mencari alternatif
bahan bakar cair lain. Batubara memiliki komposisi yang hampir sama
dengan bahan bakar minyak sehingga batubara dapat menjadi salah satu
alternatif sumber bahan bakar cair.
Geokimia organik adalah salah satu cabang
ilmu kimia yang
mempelajari tentang bahan organik sedimenter untuk mempelajari evolusi
yang berlangsung pada tahapan-tahapan geologis di geosfer. Pengkajian
terhadap bahan organik yang terdapat di dalam sedimen, minyak bumi, dan
tanah dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul senyawa suatu fosil
molekul organik (
biomarker).

Konsumsi
batubara di
Indonesia sebagai salah satu sumber energi selama ini masih sangat
rendah. Pemakaian batubara di Indonesia sebagai bahan bakar menempati
urutan ketiga di bawah Thailand dan Taiwan. Batubara termasuk energi tak
terbarukan yang merupakan sumber energi yang layak untuk dikembangkan
sebagai salah satu alternatif pengganti minyak bumi karena mempunyai
cadangan cukup besar sehingga masih bias dimanfaatkan sebagai energi
pengganti. Pada saat ini batubara dikenal sebagai bahan bakar antara
lain untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga uap, industri semen,
dan industri baja. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa batubara
juga memegang peranan yang penting di dalam dunia perminyakan, khususnya
untuk keperluan eksplorasi gas dan minyak bumi. Batubara yang selama
ini digunakan sebagai bahan bakar berbentuk padat yang disebut briket
kurang efektif. Batubara yang berbentuk padat tidak sesuai dengan
kebutuhan mesin yang membutuhkan bahan bakar minyak sehingga perlu upaya
pengubahan batubara padat menjadi bahan bakar cair atau minyak. Proses
pengubahan batubara menjadi bahan bakar cair diperlukan informasi
mengenai komposisi dari batubara. Komposisi utama dari batubara adalah
senyawa hidrokarbon yang dapat berupa hidrokarbon aromatik dan alifatik.
Senyawa hidrokarbon pada batubara berasal dari lemak seperti
wax,
kutikula, dan resin. Kandungan hidrokarbon alifatik pada batubara
mempunyai kesamaan sifat dengan hidrokarbon alifatik pada bahan bakar
minyak.
Kandungan
hidrokarbonpada
batubara merupakan suatu potensi yang besar untuk diubah menjadi
hidrokarbon cair. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan hidrokarbon
pada batubara dengan cara menganalisa
biomarker. Senyawa yang
disebut penanda biologi ini dapat menggambarkan senyawa penyusun dari
sedimen organik yang ditemukan pada batubara sehingga dapat diketahui
senyawa awal pembentuknya (prekursor) dan lingkungan pengendapan serta
hubungan dengan batuan induknya. Selama proses pembentukan batubara
sebagian bio-makromolekul dari organisme yang mati akan berubah menjadi
batubara, sedangkan sebagian kecil lain akan tetap mengendap menjadi
biomarker. Jadi, perlakuan analisa
biomarker terhadap batubara dapat mengetahui komposisi dan asal-usul dari batubara.
Rantai
alifatik pada batubara mempunyai potensi untuk diubah menjadi
hidrokarbon cair. Rantai hidrokarbon alifatik dapat ditemukan berikatan
dengan cincin aromatik atau berikatan silang dalam matriks batubara.
Penelitian mengenai komponen alifatik dari berbagai jenis dan umur
batubara bertujuan untuk mengetahui kemampuannya untuk diubah menjadi
hidrokarbon cair. Berdasarkan hasil analisis terhadap batubara
Carboniferus,
Permian,
Jurrasic, dan
Cenozoic diketahui
bahwa batubara muda memiliki kandungan rantai panjang alifatik (C >
20) lebih tinggi daripada batubara yang tua. Adanya rantai panjang
n-alkana
dari batubara tersebut memberikan makna bahwa batubara memiliki potensi
yang besar untuk diperoleh hidrokarbon cairnya sebagai bahan bakar
cair.
Cadangan batubara yang masih cukup besar memiliki
nilai strategis dan potensial untuk menghasilkan hidrokarbon cair
sehingga dapat menjadi pemenuhan kebutuhan sebagian sumber energi dalam
negeri. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang karakter
batubara yang memberikan informasi potensi bahan bakar cairnya.
Karakterisasi batubara dapat dilakukan melalui analisis
biomarker yang terkandung.
from netsains.com
0 comments:
Post a Comment