Tahun ajaran baru nyaris dimulai. Ada rumusan khusus yang perlu diketahui sebelum memasuki jenjang pendidikan baru. Apa saja itu? Kita dapat menyingkatnya sebagai KSTAE atau kata orang Betawi, PeKTeSiPeng. KSTAE itu Knowledge, Skill, Technique, Attitude, Experience alias (a)PeKTeSiPeng (Pengetahuan, Keterampilan, Teknik, Sikap dan Pengalaman).
Ini kalau kita ambil contoh orang belajar naik motor dan belajar di kampus, mungkin penjelasannya seperti di bawah:
1. Knowledge (Pengetahuan), yakni dimana kita jadi tahu bahwa di motor ada lampu, stang kemudi, rem, gas, spion, bel. Kita juga tahu cara bagian motor itu bekerja termasuk gimana njalaninya. Kalau kita belajar pemrograman, ya kita ngerti lah apa itu fungsi, apa itu variable, juga apa itu object, apa itu method, apa itu attribute. Kita juga diajarkan banyak lagi pengetahuan, sistem basis data, rekayasa perangkat lunak, pemrograman berorientasi objek, software project management, dan sebagainya. Pokoknya yang selama ini membuat pusing itulah knowledge. Kenapa membuat pusing? Sebab kampus kadang tidak berimbang memberi knowledge dan keterampilan, alias besar teori daripada praktek.
2. Skill (Keterampilan), yaitu kita mengerti cara menghidupkan motor. Supaya motor maju harus masukan gigi ke satu dan tekan gas. Kecepatan mulai tinggi masuk ke gigi dua, kalau ada halangan di depan, injak rem. Kalau mau belok tekan lampu sen. Di kampus, ada tugas mandiri, misalnya disuruh membuat kalkulator atau program deteksi bilangan prima di mata kuliah OOP. Itu semua untuk melatih keterampilan. Semakin banyak tugas, harusnya semakin terampil. Tapi kalau menyontek, ya makin bodoh aja mahasiswanya.
Usahakan untuk mengerjakan sendiri tugas, karena tujuannya untuk melatih keterampilan kita. Sayang masa depan kita kalau kita sering menyontek dalam tugas mandiri. IPK itu hanya untuk mengukur mahasiswa di level knowledge dan skill.
3. Technique (Teknik).Ternyata keterampilan nggak cukup, karena kita perlu menguasai teknik. Misalnya supaya motor dalam kecepatan tinggi tidak tergelincir. Kalau di kampus, karena mata kuliah banyak dan di setiap mata kuliah ada tugas coding, keterampilan bahasa Java kita jadi meningkat. Kita jadi punya banyak teknik supaya program kita lebih rapi, program kita lebih cepat jadi, punyak teknik untuk bisa reuse code, coding jalan terus walaupun pakai notepad atau emacs, dan seterusnya.
4. Attitude (Sikap) dimana ternyata pengetahuan, keterampilan, teknik saja tidak cukup membuat kita bisa bertahan di dunia. Kita perlu sikap yang baik dalam mengendarai motor. Berhentulah saat lampu lalu lintas berwarna mereah. Hormati pengendara lain, dahulukan perempuan atau yang membawa anak-anak.
Dalam dunia pendidikan dan prakteknya, jika menjadi programmer sebaiknya jangan membuat virus atau merusak sistem orang. Kampus yang hanya mengajari orang untuk punya pengetahuan, teknik dan keterampilan tanpa memperhatikan attitude atau sikap artinya mendidik orang pintar tapi sesat di jalan.
5. Experience (Pengalaman). Pengalaman ini seperti jam terbang yang anya bisa kita dapatkan kalau kita pernah mengalami kejadian dan pengalaman. Contohnya jika terjatuh kelamaan kita paham apa penyebabnya sehingga bisa menghindari di kemudian hari. Pengalaman itu mahal sebab ada harga yang harus dibayar. Ini dipelajari dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN), magang, kerja paruh waktu, dan sebagainya saat kita masih di bangku sekolah atau kampus.
Kelima rumusan tersebut hanyalah teori. Bagaimana mempraktekannya, itu adalah hal lain lagi. Namun setidaknya dengan memahami teori, kita mendapat panduan atas apa yang akan kita praktekan. Selamat mencoba.
sumber: netsains.com
0 comments:
Post a Comment