
Pada tiga eksperiman yang melibatkan anak usia prasekolah dan dewasa, para ilmuwan menguji intuisi mereka. Para partisipan diperlihatkan karakter kartun dalam bentuk obyek kecil yang berada dalam posisi berbeda dari tubuh si karakter, tapi tetap dalam jarak sama. Ilmuwan menanyain mereka, gambar mana yang terdekat dengan tubuh yang bisa dianggap mewakili jiwa si karakter kartun. Hasilnya, mayoritas partisipan menjawab bahwa obyek yang terdekat si karakter adalah yang paling dekat dengan matanya.
Menurut Christina Starmans, pimpinan penelitian dari Mind and Development Lab di Yale, ia dan rekannya Paul Bloom mendesain eksperiman mereka setelah terlibat dalam suatu diskusi mengenai perasaan intuitif yang mampu memperkirakan apakah lokasi “kesadaran” memang benar ada di dekat mata. “Kami merancang sebuah tes dimana hal itu merupakan intuisi universal yang bisa dibagi,” ujar Starman.
Namun tak semua ilmuwan setuju dengan hasil riset ini. Ahli neurologi asal University of California Robert Burton berpendapat bahwa hasil penelitian tersebut tidak bisa diterima begitu saja. Bisa jadi partisipan yang berusia 4 tahun memandang obyek yang berbeda dengan yang dipandanng oleh orang dewasa. Tentu saja hal ini berefek pada pemahaman mereka.
Keberatan ini didukung oleh neuropsikiatri asal University of Ottawa, Georg Northoff, yang menyatakan bahwa kita selalu memiliki kecenderungan menempatkan sesuatu dan memandangnya sebagai suatu materi di dalam tubuh seperti halnya dalam pikiran atau jiwa. Hal itu Nampak seperti dipengaruhi oleh cara otak kita bekerja, melalui mekanisme yang sulit dijelaskan.
From netsains.net
0 comments:
Post a Comment