Sesuai dengan yang saya janjikan sebelumnya, di tulisan kedua ini saya akan mengupas bagaimana pandangan teori evolusi yang telah diungkapkan oleh Darwin bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah, dibantah oleh seorang Harun Yahya. Dalam e-book yang saya baca berjudul ‘Keruntuhan teori evolusi : membongkar manipulasi ilmiah di balik teori evolusi Darwin dan motif-motif ideologisnya’ yang ditulis oleh seorang Harun Yahya.
Saya akan merangkum berbagai pemikiran dan bantahan terhadap teori evolusi yang sudah dikeluarkan oleh Darwin dan sudah diyakini oleh banyak ilmuwan. Tapi sebelum lebih mendalam, ada pertanyaan mendasar, siapa sebenarnya Harun Yahya itu?
Siapa Harun Yahya?
Adnan Oktar itulah nama sebenarnya. Ilmuwan dan da’i terkemuka yang lahir di Ankara (Turki) pada tahun 1956, yang mengambil nama penanya dari "Harun" (Aaron) dan "Yahya" (John) untuk mengenang perjuangan dua orang Nabi tersebut melawan kekufuran. Beliau memulai perjuangan intelektualnya pada tahun 1979 dengan sangat menjunjung tinggi nilai akhlaq dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan ajaran agama kepada masyarakat. Lulusan dari Akademi Seni, Universitas Mimar Sinan, sering melakukan pengkajian yang mendalam tentang berbagai filsafat dan ideologi materialistik yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitar selama menempuh pendidikan. Salah satu hasil karyanya yang fenomenal adalah tentang bukunya yang membantah secara “ilmiah” dari teori evolusi Darwin. Dimana dalam buku tersebut beliau menjelaskan tentang bahaya Darwinisme dan teori evolusi, yang merupakan ancaman terhadap nilai-nilai akhlaq, dan terhadap dunia. Selain itu ada juga buku tentang keruntuhan teori ini oleh ilmu pengetahuan.
Buku Harun Yahya tersebut mendapatkan sambutan luas di banyak negara mulai dari India, Amerika, Inggris, Polandia, Bosnia, Spanyol sampai Brasil. Buku-bukunya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Portugis, Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbo-Kroasia (Bosnia), Polandia, Malaya, Uygur, Turki, serta bahasa Indonesia. Sangat menarik mengkaji hal-hal yang sudah di-amini oleh semua ilmuwan, namun seiring berjalan waktu, ada yang mengungkapkan kelemahannya.
Runtuhnya Darwinisme dalam 20 pertanyaan
Sebagai ilmuwan yang beragama, Harun Yahya mempelajari ilmu pengetahuan dengan tidak hanya meyakini keberadaan Tuhan, tetapi juga mempercayai bahwa keseluruhan alam semesta adalah hasil ciptaan-Nya. Sebagaimana halnya ilmuwan tekenal lain seperti Leonardo da Vinci, Copernicus, Keppler dan Galileo (bapak paleontology), Cuvier (perintis botani dan zoology), Linnaeus; dan Isaac Newton (yang dijuluki sebagai ilmuwan terbesar yang pernah ada), sampai Albert Einstein (yang dianggap sebagai orang paling jenius di zaman kita) adalah orang-orang ilmuwan yang mempercayai Tuhan.
Nah, di dalam bukunya yang berjudul “Runtuhnya Teori Evolusi dalam 20 Pertanyaan” yang bisa diunduh secara gratis di website ini, membahas secara detail tentang pembuktian terbalik atas apa yang sudah dinyatakan oleh Darwin. Saya tidak akan membahas secara keseluruhan dari setiap bab tersebut disini. Tapi saya sangat tertarik untuk berbagi disini dalam membahas bab pertama tentang “Mengapa Teori Evolusi Tidak Absah Secara Ilmiah”. Disini diutarakan bahwa teori evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apa pun. Sebaliknya, semua metode yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian ketidakabsahannya. Contohnya, dalam cabang ilmu pengetahuan seperti paleontologi, genetika, biokimia dan biologi molekuler telah membuktikan bahwa tak mungkin makhluk hidup tercipta akibat kebetulan atau muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah.
Sebagai contoh kecil dari tubuh makhluk hidup yaitu sel hidup yang disusun dari berjuta-juta molekul protein, dikatakan tidak mungkin terbentuk secara kebetulan, yang sudah ditunjukkan melalui berbagai percobaan dan pengamatan, serta melalui perhitungan probabilitas secara matematis. Harun Yahya menyatakan bahwa teori evolusi gugur di langkah pertama: yaitu gagal dalam menjelaskan kemunculan sel hidup yang pertama.
Penutup
Mungkin sangat sulit untuk meninggalkan teori Darwinisme yang sudah berusia lebih dari 150 tahun, tetapi dalam ilmu pengetahuan yang terus berkembang, tak terkecuali teori Darwin yang sudah melegenda itu, dapat dibuktikan dengan penelitian terbaru seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Karena ilmu pengetahuan saat ini, berkembang sangat pesatnya, bukan hanya hitungan tahun dan bulan, bahkan bisa dalam hitungan hari.
Sumber: netsains.com
0 comments:
Post a Comment