Tanya:
Salam sejahtera,
Redaksi Netsains,
Coding sudah jadi 'passion' ku sejak kecil. Pas SMP, sewaktu papa memberikanku PC, diriku ngaak pernah bisa lepas darinya. Semua jenis sistim operasi penting, seperti: Windows, Linux, dan MacOSX sudah kukuasai dengan baik. Programming languange pun sudah dari kecil aku kuasai, dan berbagai development tools kukuasai juga. Sejak lulus kuliah teknik informatika, aku bekerja di sebuah vendor IT lokal. Baru-baru ini, aku membaca artikel yang membahas mengenai 'sepak terjang' Google dalam dunia bionformatika. Aku terkejut juga, melihat Google ternyata banyak memfasilitasi proyek open source bioinformatika. Hal ini menarik juga untuk didevelop. Aku barusan berdiskusi dengan rekan-rekan biolog, yang satu almamater denganku dulu, dan ternyata memang bioinformatika ini sangat menarik. Mereka bercerita, kalau sekarang database mikroorganisme sedang dikembangkan di Indonesia. Aku tertarik banget ama dunia biologi, karena waktu SMA dulu, pernah ikut lomba karya ilmiah dalam bidang ini.Hanya, masih ada hal yang mengganjal dikepalaku. Dalam kacamata software development, prospek bioinformatika di Indonesia bagaimana sih? Kalau jujur ya, jelas gaung bioinformatika 'tenggelam' dibandingkan social media, semantic webs, atau e-marketing.
Salam,
John Kawilarang
Jawab:
Bang John yang baik,
Saya sangat salut dan apresiasi minat anda yang mendalam terhadap bioinformatika, karena memang tidak banyak orang IT yang tertarik mendalami bidang ini. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun di negara majupun juga sama. Saya coba jawab pertanyaan anda satu persatu. Mengenai database mikroorganisme Indonesia, hal ini pernah dipublikasikan pada sebuah publikasi ilmiah. Silahkan anda unduh jurnalnya di tautan ini. Saya sangat yakin, jika anda membaca publikasi tersebut, maka aspek software developmentnya tidak akan terlalu sukar anda pelajari.
Mengenai prospek software development bioinformatika di Indonesia, perlu saya tekankan, bahwa bioinformatika tidaklah 'bermain' pada domain yang sama dengan social media, semantic webs, atau e-marketing. Perbandingan antara bioinformatika dengan mereka adalah perbandingan asimetris, dalam arti perbandingan yang tidak seimbang. Berbeda dengan social media, software development Bioinformatika memang tidak diperuntukkan bagi semua orang, namun benar-benar hanya ditujukan bagi mereka yang serius untuk mendalaminya. Software development Bioinformatika bersifat niche, dan hal yang sama juga terjadi di negara maju. Membandingkan Bioinformatika dengan Social Media jelaslah sangat tidak relevan, karena keduanya diciptakan untuk market yang memang sangat berbeda. Market bioinformatika sangatlah unik, karena ia tidak bergerak sepenuhnya di domain IT, namun berada pada persilangan antara biologi dan IT. Jika ingin membaca market bioinformatika secara utuh, anda seyogyanya tidak an sich menggunakan market review dunia IT. Sebaiknya anda mulai baca juga market review bioteknologi atau biologi molekuler.
Anda sudah ceritakan, kalau anda sudah memiliki relasi dengan kawan-kawan biolog. Sebenarnya dari situ saja sangat bisa dikembangkan potensi pengembangan software yang mumpuni. Kalau sudah di level ini, bagaimana prospek bioinformatika kedepannya sudah sangat tergantung dari bagaimana anda bisa meyakinkan investor (marketing). Jika anda mampu meyakinkan investor, maka sudah pasti bioinformatika akan memiliki prospek bagus. Saya sangat yakin, bahwa investor kita sangat broad minded, dan terbuka terhadap ide-ide yang unik.
Arli Aditya Parikesit.,Msi.
Konsultan Bioinformatika
Sumber: netsains.com
0 comments:
Post a Comment