Persaingan dalam dunia bisnis kian
hari kian ketat. Layaknya sebuah pertandingan, datangnya pemain baru
mendorong pemain lama untuk melakukan sebuah strategi mengalahkan musuh.
Bisnis yang dinyatakan sebagai pemenang adalah yang mampu menyediakan
produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya yang
seringkali berubah-ubah. Untuk itu dalam menjalankan bisnis, perusahaan
dituntut untuk cerdas menentukan strategi bisnis.
Kesalahan dalam menentukan strategi akan berdampak pada tersingkirnya perusahaan oleh pesaing lain yang lebih unggul. Dalam hal menentukan strategi bisnis dibutuhkan suatu dukungan terhadap tersedianya informasi yang akurat dan cepat. Informasi tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menghasilkan proyeksi bisnis untuk kemudian dianalisa lebih lanjut agar hasilnya dapat dipahami dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Artinya keputusan bisnis yang tepat tergantung dari pengetahuan yang didapatkan dari hasil analisis data kegiatan suatu perusahaan. Pengumpulan data historis dan analisis yang dilakukan secara manual tentu akan membutuhkan waktu lama.
Kini dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi (TI), keputusan dapat dilakukan dengan cepat, tepat sasaran, efisien dan mampu mendorong perusahaan untuk lebih baik. Sistem apa yang mampu mengatasi hal tersebut?
Jawabannya adalah Business Intelligence atau yang disingkat BI merupakan solusi TI guna menyajikan data-data kegiatan bisnis sehingga memudahkan dalam menganalisa dan membuat keputusan secara bijak berdasarkan informasi yang akurat[1]. Business Intelligence muncul pertama kali pada tahun 1989 dan diperkenalkan oleh Howard Dresner dari lembaga riset Gartner Group.
Menurutnya, Business Intelligence adalah rangkaian aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyuguhkan akses data untuk membantu petinggi perusahaan (management executive) dalam pengambilan keputusan[2]. BI mampu memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) untuk perusahaan melalui pemanfaatan data-data, informasi, dan pengetahuan (knowledge) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sebagai bahan baku dalam proses pengambilan keputusan[3]. BI juga menjanjikan kemampuannya untuk menentukan apa yang diinginkan oleh pelanggan, produk dan pasar. Melihat dari kemampuannya, BI akan membantu sekali dalam bisnis dengan keputusan yang cerdas.
BI merupakan sistem dasar bagi hampir seluruh kondisi yang melibatkan pembuatan keputusan bisnis dan strategi[2]. Namun menurut pendapat saya, bukan berarti BI menjadi objek utama pembuat keputusan dalam bisnis. Akan tetapi keputusan mutlak tetap ada di pihak manajemen. BI hanya digunakan sebagai pendukung dalam memberikan pengetahuan untuk proses mengambil keputusan. Jadi BI secara tidak langsung membantu perusahaan untuk tetap bertahan dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan seperti turunnya pendapatan, berkurangnya jumlah pengunjung, merosotnya transaksi penjualan, dan sebagainya. Pada prinsipnya, para manajerlah yang mengambil keputusan terbaik berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari BI.
Keunggulan BI dibandingkan sistem komputer lainnya adalah kemampuan mengidentifikasi solusi dengan menyediakan informasi yang relevan dan mudah digabungkan dengan pengambilan keputusan serta mampu beradaptasi dengan perubahan[1]. Menurut saya, dengan didukung oleh struktur implementasi BI yang baik, perusahaan dapat beradaptasi dengan cerdas untuk memberikan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. BI juga sering dikaitkan dengan upaya memaksimalkan kinerja suatu perusahaan. BI mampu menilai kinerja bisnis dari berbagai macam sudut padang (multidimensi) sehingga informasi mengenai kinerja bisnis dapat dilakukan dari aspek dan periode kapanpun. Meskipun rumit karena data yang dipakai begitu banyak, akan tetapi hasilnya adalah sebuah analisis yang mendalam dan dari sudut pandang yang lebih luas. Hal ini sangat dibutuhkan baik oleh perusahaan tingkat apapun dan industri apapun untuk tetap unggul dalam persaingan yang makin ketat.
Secara sederhana, BI bekerja dengan cara mengumpulkan data-data operasional perusahaan dari berbagai macam sumber seperti Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM), dan Enterprise Resource Planning (ERP), atau data sumber lainnya. Sumber data tersebut kemudian mengalami proses yang disebut ETL (extract, transform, loading) yaitu dari sumber data dipilih data-data matang, diseragamkan (distandartkan), digabung ke dalam satu database tunggal kemudian dimuat di dalam data warehouse. Selanjutnya di dalam data warehouse terbentuk tabel-tabel fakta dan dimensi. Tabel fakta adalah yang berisikan nilai yang nantinya akan dilaporkan, sedangkan tabel dimensi akan menjadi paramater dari ukuran tersebut. Perpaduan tabel fakta dan dimensi akan membentuk sebuah cube. Cube akan mendefinisikan ukuran (measure) dan dari cube ini akan dilakukan analisa dari berbagai perspektif yang kemudian disebut OLAP (Online Analytical Processing) dan hasilnya dalam bentuk laporan dan query analitik. Selanjutnya, hasil tersebut dapat divisualisasikan ke dalam berbagai media yang diperlukan[4]. Saat ini sudah banyak perusahaan TI yang mengeluarkan aplikasi Business Intelligence untuk kalangan korporat seperti Microsoft, IBM, Oracle, SAP, SAS dan lainnya. Namun, ada pula aplikasi BI open source diantaranya Pentaho, YALE, SpagoBI, OpenI, Palo dan Talend[5]. Aplikasi tersebut juga mendukung berbagai bentuk visualisasi hasil analisa termasuk yang saat ini sedang populer yaitu dashboard. Dashboard berisi komponen-komponen grafis yang dapat membantu manajemen dalam memantau performa bisnisnya.
Cukup hanya melihat layar dashboard dalam hitungan detik sudah dapat diketahui indikator yang bermasalah dan segera melakukan keputusan penyelesaian agar masalah tidak semakin besar. Menurut pendapat saya, menggunakan dashboard lebih menguntungkan karena dashboard lebih cepat mengkomunikasikan informasi yang penting melalui penyajian data dalam bentuk visualisasi dan mudah digunakan. Namun tidak menutup kemungkinan bentuk aplikasi BI lain juga mampu membantu meningkatkan performa bisnis seperti portal, alerts, data mining aplication, dan yang lainnya.
Sampai saat ini, BI cukup banyak diadopsi oleh pelaku bisnis baik di luar maupun di Indonesia. Meskipun investasi untuk menerapkan BI di perusahaan tidaklah sedikit akan tetapi melihat hasil dan keuntungan yang didapatkan akan sangat membantu bisnis untuk tetap bertahan di masa mendatang. Namun perusahaan tetap harus waspada dengan menggunakan aplikasi BI sesuai dengan kapasitasnya. Jika tidak, investasi tersebut akan terbuang sia-sia. Maka hal yang paling utama sebelum mengimplementasikan BI di perusahaan adalah perusahaan tersebut harus memiliki strategi bisnis yang terdefinisi dengan baik. Dengan begitu strategi BI dengan bisnis dapat berjalan dengan selaras sehingga mampu membawa bisnis mencapai tujuannya.
Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit wawasan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk dapat berbisnis cerdas dengan BI.
Referensi :
[1] http://blog.simetri.co.id/?p=5
[2] http://stevan777.wordpress.com/2008/01/03/paper-business-intelligence
[3] http://www.metrodata.co.id/news/shownews.asp?id=580&cat=8
[4] http://sqlserver-indo.org/blogs/rachmat_hariyanto/archive/2009/02/23/sekilas-tentang-business-intelligence.aspx
[5] http://jsinurat.blog.friendster.com/2007/11/business-intelligence-bi
from netsains.com
Kesalahan dalam menentukan strategi akan berdampak pada tersingkirnya perusahaan oleh pesaing lain yang lebih unggul. Dalam hal menentukan strategi bisnis dibutuhkan suatu dukungan terhadap tersedianya informasi yang akurat dan cepat. Informasi tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menghasilkan proyeksi bisnis untuk kemudian dianalisa lebih lanjut agar hasilnya dapat dipahami dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Artinya keputusan bisnis yang tepat tergantung dari pengetahuan yang didapatkan dari hasil analisis data kegiatan suatu perusahaan. Pengumpulan data historis dan analisis yang dilakukan secara manual tentu akan membutuhkan waktu lama.
Kini dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi (TI), keputusan dapat dilakukan dengan cepat, tepat sasaran, efisien dan mampu mendorong perusahaan untuk lebih baik. Sistem apa yang mampu mengatasi hal tersebut?
Jawabannya adalah Business Intelligence atau yang disingkat BI merupakan solusi TI guna menyajikan data-data kegiatan bisnis sehingga memudahkan dalam menganalisa dan membuat keputusan secara bijak berdasarkan informasi yang akurat[1]. Business Intelligence muncul pertama kali pada tahun 1989 dan diperkenalkan oleh Howard Dresner dari lembaga riset Gartner Group.
Menurutnya, Business Intelligence adalah rangkaian aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyuguhkan akses data untuk membantu petinggi perusahaan (management executive) dalam pengambilan keputusan[2]. BI mampu memberikan keunggulan kompetitif (competitive advantage) untuk perusahaan melalui pemanfaatan data-data, informasi, dan pengetahuan (knowledge) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sebagai bahan baku dalam proses pengambilan keputusan[3]. BI juga menjanjikan kemampuannya untuk menentukan apa yang diinginkan oleh pelanggan, produk dan pasar. Melihat dari kemampuannya, BI akan membantu sekali dalam bisnis dengan keputusan yang cerdas.
BI merupakan sistem dasar bagi hampir seluruh kondisi yang melibatkan pembuatan keputusan bisnis dan strategi[2]. Namun menurut pendapat saya, bukan berarti BI menjadi objek utama pembuat keputusan dalam bisnis. Akan tetapi keputusan mutlak tetap ada di pihak manajemen. BI hanya digunakan sebagai pendukung dalam memberikan pengetahuan untuk proses mengambil keputusan. Jadi BI secara tidak langsung membantu perusahaan untuk tetap bertahan dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan seperti turunnya pendapatan, berkurangnya jumlah pengunjung, merosotnya transaksi penjualan, dan sebagainya. Pada prinsipnya, para manajerlah yang mengambil keputusan terbaik berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari BI.
Keunggulan BI dibandingkan sistem komputer lainnya adalah kemampuan mengidentifikasi solusi dengan menyediakan informasi yang relevan dan mudah digabungkan dengan pengambilan keputusan serta mampu beradaptasi dengan perubahan[1]. Menurut saya, dengan didukung oleh struktur implementasi BI yang baik, perusahaan dapat beradaptasi dengan cerdas untuk memberikan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. BI juga sering dikaitkan dengan upaya memaksimalkan kinerja suatu perusahaan. BI mampu menilai kinerja bisnis dari berbagai macam sudut padang (multidimensi) sehingga informasi mengenai kinerja bisnis dapat dilakukan dari aspek dan periode kapanpun. Meskipun rumit karena data yang dipakai begitu banyak, akan tetapi hasilnya adalah sebuah analisis yang mendalam dan dari sudut pandang yang lebih luas. Hal ini sangat dibutuhkan baik oleh perusahaan tingkat apapun dan industri apapun untuk tetap unggul dalam persaingan yang makin ketat.
Secara sederhana, BI bekerja dengan cara mengumpulkan data-data operasional perusahaan dari berbagai macam sumber seperti Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM), dan Enterprise Resource Planning (ERP), atau data sumber lainnya. Sumber data tersebut kemudian mengalami proses yang disebut ETL (extract, transform, loading) yaitu dari sumber data dipilih data-data matang, diseragamkan (distandartkan), digabung ke dalam satu database tunggal kemudian dimuat di dalam data warehouse. Selanjutnya di dalam data warehouse terbentuk tabel-tabel fakta dan dimensi. Tabel fakta adalah yang berisikan nilai yang nantinya akan dilaporkan, sedangkan tabel dimensi akan menjadi paramater dari ukuran tersebut. Perpaduan tabel fakta dan dimensi akan membentuk sebuah cube. Cube akan mendefinisikan ukuran (measure) dan dari cube ini akan dilakukan analisa dari berbagai perspektif yang kemudian disebut OLAP (Online Analytical Processing) dan hasilnya dalam bentuk laporan dan query analitik. Selanjutnya, hasil tersebut dapat divisualisasikan ke dalam berbagai media yang diperlukan[4]. Saat ini sudah banyak perusahaan TI yang mengeluarkan aplikasi Business Intelligence untuk kalangan korporat seperti Microsoft, IBM, Oracle, SAP, SAS dan lainnya. Namun, ada pula aplikasi BI open source diantaranya Pentaho, YALE, SpagoBI, OpenI, Palo dan Talend[5]. Aplikasi tersebut juga mendukung berbagai bentuk visualisasi hasil analisa termasuk yang saat ini sedang populer yaitu dashboard. Dashboard berisi komponen-komponen grafis yang dapat membantu manajemen dalam memantau performa bisnisnya.
Cukup hanya melihat layar dashboard dalam hitungan detik sudah dapat diketahui indikator yang bermasalah dan segera melakukan keputusan penyelesaian agar masalah tidak semakin besar. Menurut pendapat saya, menggunakan dashboard lebih menguntungkan karena dashboard lebih cepat mengkomunikasikan informasi yang penting melalui penyajian data dalam bentuk visualisasi dan mudah digunakan. Namun tidak menutup kemungkinan bentuk aplikasi BI lain juga mampu membantu meningkatkan performa bisnis seperti portal, alerts, data mining aplication, dan yang lainnya.
Sampai saat ini, BI cukup banyak diadopsi oleh pelaku bisnis baik di luar maupun di Indonesia. Meskipun investasi untuk menerapkan BI di perusahaan tidaklah sedikit akan tetapi melihat hasil dan keuntungan yang didapatkan akan sangat membantu bisnis untuk tetap bertahan di masa mendatang. Namun perusahaan tetap harus waspada dengan menggunakan aplikasi BI sesuai dengan kapasitasnya. Jika tidak, investasi tersebut akan terbuang sia-sia. Maka hal yang paling utama sebelum mengimplementasikan BI di perusahaan adalah perusahaan tersebut harus memiliki strategi bisnis yang terdefinisi dengan baik. Dengan begitu strategi BI dengan bisnis dapat berjalan dengan selaras sehingga mampu membawa bisnis mencapai tujuannya.
Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit wawasan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk dapat berbisnis cerdas dengan BI.
Referensi :
[1] http://blog.simetri.co.id/?p=5
[2] http://stevan777.wordpress.com/2008/01/03/paper-business-intelligence
[3] http://www.metrodata.co.id/news/shownews.asp?id=580&cat=8
[4] http://sqlserver-indo.org/blogs/rachmat_hariyanto/archive/2009/02/23/sekilas-tentang-business-intelligence.aspx
[5] http://jsinurat.blog.friendster.com/2007/11/business-intelligence-bi
from netsains.com