Namanya
mengorbit berkat menemukan teknik baru pengobatan kejang epilepsy yang
dipublikasikan di jurnal Frontiers of Neural Circuit yang terbit pada 20
Januari 2012 lalu. Taruna Ikrar yang merupakan Academic Staff (Staf
Akademik), dengan jabatan Leader Scientist, dan berprofesi sebagai
Specialist of Medical Doctor ini berbagi pengalamannya dengan
Netsains.Com dalam interviu eksklusifnya berikut ini.
DITO: Boleh diceritakan tentang teknik pengobatan epilepsi yang baru saja dokter temukan?
Jawab:
Penemuan kami, tentang teknik pengobatan epelepsi, dilatarbelakangi bahwa: Telah lebih 100 tahun, penyakit kejang (epilepsy) menjadi perhatian para ilmuwan, mereka berusaha keras untuk mencari tahu dan sekaligus berupaya untuk mengobatinya. Dewasa ini pengobatan kejang epilepsy umumnya didasarkan pada pengamatan klinis, serta pengobatan mengarah menghilangkan gejala klinis tersebut. Olehnya, seharusnya pengobatan dikembangkan kearah menyelesaikan penyebabnya (Causal). Selama dua dekade terakhir teknik pengobatan epilepsi mengalami kemajuan yang luar biasa, demikian pula dalam pemahaman terhadap fisiologi sistem sirkuit saraf dalam merespon aktivitas saraf yang menjadi dasar munculnya kejang.
Secara prinsip, kejang merupakan manisfestasi dari ketidak seimbangan aliran dan sirkuit listrik di otak. Yang pada dasarnya ditentukan oleh ketidak seimbangan antara jenis sel-sel saraf yang berfungsi sebagai inhibitory (sel-sel saraf pengontrol) dan sel-sel saraf excitatory (sel-sel saraf yang menimbulkan loncatan arus listrik atau rangsangan), jika sistem saraf excitatory yang dominan dan tidak teratur, selanjutnya kondisi ini menyebabkan loncatan arus listrik di otak yang tidak terkendali, dan pada akhirnya bermanifestasi berupa kejang, mulai dari level ringan hingga level yang sangat berbahaya.
Prinsip dasar: Berdasarkan mekanisme di atas, kami mendapatkan pemahaman baru dalam upaya memanipulasi atau mengobati kelainan kejang tersebut. Yaitu dengan cara spesifik memanipulasi atau mengontrol sinkronisasi fungsi kedua sistem saraf tersebut.
Teknik pengobatan dalam penemuan kami ini, berbasis pada sinkronisasi fungsi saraf inhibitory dan excitatory. Hal ini dapat dilakukan, dengan menggunakan metode aktivasi genetik, yang secara spesifik bekerja pada reseptor Alst [reseptor allatostatin (AlstR)]. Reseptor Alst ini akan bekerja pada sistem saraf yang spesifik pula, yaitu pada tipe saraf inhibitory, yang merupakan penyebab ketidak seimbangan atau sinkroni dari sistem saraf. Hasil dari penelitian kami yang diterbitkan pada Journal Frontiers of Neural Circuit, 2012, membuktikan bahwa kami dapat mengontrol aktivitas saraf tersebut, baik pada tingkat saraf tunggal maupun dalam komunitas populasi saraf.
Ini merupakan suatu kemajuan teknis penelitian neurosains dalam pengaturan aktivitas sirkuit saraf dengan menggunakan teknologi yang mempunyai tingkat resolusi dan temporal yang sangat canggih. Demikian pula, melalui penggunaan teknik aktivasi genetik yang dapat mengaktivasi molekul atau menurunkan kemampuan aktivitas sel-sel saraf yang menjadi pencetus munculnya kejang. Dengan menjadikan AlstR sebagai target untuk menurunkan aktivitas jenis saraf tertentu yaitu jenis saraf excitatory yang menimbulkan loncatan listrik di dalam otak, yang selanjutnya secara spesifik merangsang fungsi inhibitory neuron yang berfungsi sebagai pengontrol kesimbangan cetusan arus listrik di dalam otak. Metode ini menjadi harapan yang sangat besar dan diharapkan efektif dalam metode pengobatan penyakit kejang epilepsy, yang lazim disebut GeneTherapy.
DITO: Keunggulan apa yang membedakan dengan teknik lama?
Jawab:
Sebagai mana diketahui, bahwa Otak terdiri dari milyaran sel saraf (neuron) yang saling berhubungan. Hubungan antara sel-sel saraf ini disebut Synapses. Pada hubungan sel saraf (synapses) terjadi melalui impuls listrik (electrical synapses) dan kimiawi yang berupa neurotransmitter sebagai bahan perantaranya. Neurotransmitter berperan dalam pengaturan sistem kerja antar neuron, sehingga apabila terjadi gangguan pada neurotransmitter, maka neuron-neuron akan bereaksi abnormal. Ada 2 golongan jenis sel-sel saraf yaitu: excitatory dengan neurotransmitter kimiawinya (Glutamat) dan yang ke dua adalah inhibitory dengan neurotransmitter yang berperan GABA (Gamma Aminobutyric Acid). Kedua jenis sel saraf diatas berfungsi secara harmoni atau seimbang untuk melaksanakan fungsi otak dengan baik. Jika terjadi ketidak seimbangan dapat mencetuskan loncatan arus listrik yang berlebihan dan akhirnya bisa bermanifestasi berupa kejang. Pada penderita epilepsi yang didapat dari keturunan (inherited epilepsy), terjadi mutasi pada gen pembentuk protein kanal sodium (sodium channel proteins), akibatnya Glutamat sebagai excitatory neurotransmitter dilepaskan dalam jumlah banyak. Hal ini menimbulkan peningkatan kadar Glutamat di berbagai tempat di otak dan terjadi pelepasan impuls epileptik yang berlebihan. Mutasi gen juga menyebabkan fungsi GABA sebagai inhibitory neurotransmitter (neuron penghambat) tidak bekerja optimal. Konsentrasi GABA yang kurang di dalam otak juga akan menimbulkan pelepasan impuls epileptik yang berlebihan.
Kelompok sel neuron yang mengalami impuls listrik berlebihan (epileptogenesis) inilah yang akan mempengaruhi neuron di sekitarnya untuk menimbulkan serangan kejang. Ini yang menjadi keunggulan teknik terbaru ini disbanding metode sebelumnya.
DITO: Berapa lama teknik ini ditemukan, dokter?
Jawab:
Metode ini kami temukan bersama team kami, berjuang siang dan malam, dan Alhamdulillah dapat terealisasi selama kurang lebih 5 tahun.
Indikasi dan kontra indikasinya, masih dilanjutkan dalam tingkatan pengujian Clinical trial tahap selanjutnya.
DITO: Apa sebenarnya cita-cita Dokter sejak kecil? Mohon diceritakan.
Jawab:
Sebenarnya sejak kecil saya bercita-cita menjadi Dokter yang baik, yang bisa mengobati masyarakat dari berbagai penyakit. Sewaktu saya kecil, saya tinggal di desa, tepatnya di Panakkukang, yang termasuk wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi selatan. Teringat 35 tahun yang lalu, saya bertemu dengan seorang dokter puskesmas yang sangat baik, yang menolong orang dengan tidak mengenal lelah. Dari sana saya berpikir betapa mulia tugas seorang dokter, yang bisa menghilangkan penderitaan orang lain dengan pendekatan keilmuannya.
DITO: Mengapa Dokter tertarik untuk melakukan riset di bidang farmakologi, kardiologi, dan neuroscience?
Jawab:
Penelitian farmakologi merupakan penelitian yang sangat menantang. Karena luasnya wilayah farmakologi tersebut, mulai pada tingkat submolekular, molecular, subseluler, sel, jaringan, organ hingga individual dan masyarakat. Demikian pula secara farmakalogi kita lihat dari berbagai sudut pandang, seperti farmakokinetik (perjalanan dan nasib obat di dalam tubuh), farmakodinamik (efek obat terhadap tubuh), dan juga masih sangat banyak penyakit-penyakit dewasa ini yang belum diketahui dan ditemukan obatnya. Padahal penyakit-penyakit tersebut bersifat sangat fatal bagi kehidupan ummat manusia.
Dari berbagai penyakit yang menghinggapi manusia, dewasa ini penyakit jantung (Kardiologi) dan penyakit-penyakit saraf yang menjadi penyebab kematian tertinggi umat manusia dewasa ini. Penyakit-penyakit tersebut, misalnya; cardiomyopathy, Coronary artery disease, Stroke, Alzheimer, Parkinson, Schizophrenia, Epilepsi, dan banyak lagi lainnya. Dengan niatan, ingin berkontribusi demi kemaslahatan umat manusia secara keseluruhan, serta bidang yang saya geluti dewasa ini, memberi motivasi yang besar untuk melakukan penelitian dibidang farmakologi khususnya yang berhubungan dengan penyakit-penyakit jantung dan kelainan saraf (Cardio Neuro Pharmacology).
Pengalaman Hidup
DITO: Bagaimana Dokter menjalani kehidupan masa anak-anak, remaja, dan dewasa?
Jawab:
Kehidupan masa kecil, merupakan kenangan yang menyenangkan. Seperti anak-anak lainnya, saya tumbuh dan berkembang dalam kesegaran kehidupan masyarkat yang penuh persaudaraan, serta keaslian masyarakat desa. Dari ayah Abubakar (Alm) dan ibunda Hasnah Lawani. Pada saat itu, setiap bangun pagi, kami ke sawah atau ke pantai untuk menangkap ikan. Tumbuh secara normal, dan berusaha sekuat tenaga untuk melanjutkan pendidikan. Alhamdulillah, semuanya telah usai, sekarang tinggal berkarier dan mengaplikasi ilmu yang kami miliki untuk kehidupan sesama manusia.
DITO: Dapatkah Dokter berbagi cerita tentang kehidupan di masa lalu yang begitu menempa dan mendewasakan diri, sekaligus mengandung hikmah?
Jawab:
Sebagai orang yang berasal dari daerah dan berasal dari keluarga yang sederhana, tentunya kehidupan masa kecil sangat memberi arti bagi kehidupan saya. Bahwa hidup ini harus dilalui dengan penuh kesungguhan. Dengan kesungguhan maka sesuatu yang dicita-citakan dapat tercapai.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi pelajar (saat di SD, SMP, SMA), mahasiswa kedokteran, dokter?
Jawab:
Sewaktu saya di kelas 3 SD, kawan-kawan memberi saya julukan sebagai raja Bolos dan Raja Matematika. Kenapa saya di juluki dan mendapat kedua gelar raja diatas, karena sewaktu saya sekolah di SD Karuwisi Panakukang, Saya pernah bolos lebih dari satu bulan, sehingga guru kelas saya menyampaikan surat khusus ke ayah saya, dan luar biasa marahnya sang Ayah mengetahui anaknya yang setiap hari berangkat dari rumah untuk sekolah padahal tidak masuk sekolah. Saya justru asyik pergi berenang di danau di kampung saya, atau pergi ke pasar untuk belajar berdagang buah-buahan. Dengan arif dan bijaksana sang Ayah bertanya ke saya, kenapa anakku tidak masuk sekolah, padahal setiap hari pergi dari rumah dan pamitan untuk ke sekolah, tetapi justru tidak masuk. Jawaban saya sederhana, karena saya bosan ke sekolah mengikuti pelajaran yang caranya sangat membosankan, murid-murid dari pagi hingga sore, disuruh menulis dan gurunya mengeja kemudian kita menulis. Itukan sangat membosankan. Ayah saya menyampaikan keluhan saya tersebut langsung ke guru kelas saya, sejak itu sang guru meruba metode mengajarnya.
Namun selain pernah bolos dari sekolah, saya termasuk dikenal oleh kawan-kawan seangkatan saya, sangat pintar mengerjakan pelajaran matematika. Pada saat guru matematika mengajar di kelas, kemudian memberikan soal tes di depan kelas. Sebelum sang Guru menyelesaikan soalnya, saya selalu menjadi anak yang pertama mengangkat tangan untuk maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal-soal matematika tersebut. Dan hasilnya benar, sehingga saya termasuk anak didik yang sangat disayangi oleh guru matematika. Karena matematika merupakan pelajaran yang menantang, tidak membosankan, serta paling menyenangkan.
Selanjutnya, sewaktu di SMP dan SMA pelajaran yang menjadi favorit saya adalah biologi selain matematika dan Fisika. Sehingga tidak heran, kalau nilai mata pelajaran tersebut selalu maksimal. Karena tentunya mempelajarinya didasari rasa senang dan minat yang besar, dan sejak itu pula di dalam diri saya, sudah tertanam cita-cita yang besar untuk menjadi Dokter.
Selanjut sewaktu menjadi mahasiswa kedokteran, sangat banyak kesan dan lucu, salah satunya sewaktu saya CoAss dibagian kebidanan, seharusnya jatah CoAss dibagian ini adalah 3 bulan. Namun pada saat itu bersamaan saya diberi amanah sebagai Ketua Umum HMI Cabang Ujung Pandang (Makassar), disaat itu sebagai aktivis rasanya pemikiran saya terbagi antara menyelesaikan pendidikan Profesi kedokteran di Rumah sakit dan juga harus menjalankan tugas sebagai ketua umum para aktivis. Yang bertepatan fasenya sebelum reformasi, dan terjadi demonstrasi besar-besaran mahasiswa makassar atas tuntutan untuk menurunkan biaya angkutan umum yang dinaikkan secar sepihak oleh pemerintah makassar. Dalam demontrasi ini mengorbankan 3 jiwa mahasiwa UMI yang meninggal dunia. Karena didorong rasa tanggung jawab, terpaksa saya meninggalkan CoAss pada saat jaga di Rumah Sakit, dan akhirnya Saya dijatuhi hukuman denda 3 bulan, sehingga total masa CoAss saya dibagian kebidanan menjadi 6 bulan. Namun kondisi ini memberi hikmah, sehingga cukup banyak kelahiran bayi fisiologi yang saya bantu di Rumah sakit, dan akhirnya saya lulus dari bagian ini dengan nilai A.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi asisten dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin, Makassar (1993-1999)??
Jawab:
Sewaktu menjadi asiten dosen Farmakologi, sangat menarik karena walaupun sebagai asisten tetapi memiliki power untuk mengajar, khususnya teknik penelitian farmakologi di laboratorium, demikian pula bertugas membuat soal-soal ujian untuk praktikum, yang tentu saja berpengaruh terhadap nilai akhir mahasiswa. Hal yang paling penting, adalah memberi motivasi kepada sang asisten untuk belajar lebih dalam lagi tentang farmakologi. Ternyata kondisi ini tidak sia-sia yang mengantarkan saya untuk memperdalam pendidikannya di bagian farmakologi sehingga mendapat brevet sebagai pharmacologist.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi dokter (general practitioner) di RS Usada Insani, Tangerang (1997 – 2000)?
Jawab:
Teringat sewaktu jaga malam, satu keluarga pasien datang ke UGD karena menderita diare. Lewat anamnesis (pertanyaan terhadap riwayat penyakit), ternyata mereka pada hari yang sama makan bubur ayam yang telah basi. Dengan bantuan paramedis di Rumah Sakit tersebut, kami memberikan pertolongan termasuk melakukan pemberian cairan secara intravena untuk menggantikan cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi. Dan pemberian obat-obatan anti diare. Alhamdulillah setelah 5 jam observasi keadaan mereka membaik, dan kami izinkan untuk pulang ke rumah dengan tetap harus mengontrol kondisinya. Satu minggu kemudian keluarga tersebut syukuran dan membawakan banyak buah-buahan dan makanan ke Rumah Sakit, sebagai tanda ucapan terimakasih mereka kepada sang dokter. Dan banyak lagi kesan yang tidak sempat saya ceritakan satu-persatu. Yang jelas kalau kita melayani pasien dengan penuh dedikasi dan rasa ikhlas, terasa ilmu yang dipelajari tidak sia-sia. Bahkan sangat bermanfaat membantu orang lain yang membutuhkan.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi
Chairman of Public Health Center di Jatinegara, Jakarta (2000 – 2002)?
Jawab:
Sewaktu berbakti di Puskesmas Jatinegara, Jakarta. Merupakan fase yang sangat menyenangkan, karena pada fase tersebut saya dapat mengaplikasikan ilmu kedokteran yang telah saya pelajari, demikian pula kemampuan organisasi dan manajemen yang telah kami geluti selama berorganisasi di kehidupan aktivitas kemahasiswaan. Selama tiga tahun di sana, sebagai dokter PTT (pegawai tidak tetap) dan kepala puskesmas, kami mengembangkan Pusat pelayanan kesehatan terpadu (posyandu) yang telah ada selama ini, tetapi belum berfungsi maksimal.
Selain fungsi utama puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan dan pencegahan penyakit, demikian untuk mempromosikan hidup sehat. Selanjutnya kami lebih mempertajam fungsi tersebut, sampai ke tingkat posyandu. Mempertajam fungsi posyandu, di bawah koordinasi puskesmas kelurahan Jatinegara sekitar 6 posyandu.
Setiap posyandu menjalankan tiga fungsi utama, yaitu untuk pendidikan dan pengaderan, kebersamaan, serta pencegahan penyakit dan kekurangan gizi. Posyandu di puskesmas Jatinegara tersebut diramu untuk menjalankan tiga fungsi utama tersebut di tengah-tengah rasa kebersamaan masyarakat Jakarta yang mulai pupus. Dan akhirnya posyandu tersebut menjadi percontohan nasional. Itu merupakan keberhasilan seluruh kader-kader kesehatan di lingkungan puskesmas Jatinegara yang sangat patut disyukuri.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi
Staf Peneliti National Cardiac Center Harapan Kita Hospital Jakarta, (2001-2002)?
Jawab:
Pada saat melanjutkan pendidikan dibagian farmakologi, FKUI, saya juga terlibat menjadi peneliti obat-obat jantung di Harapan Kita, khususnya yang berhubungan dan ATPase, yang sangat menentukan dalam regulasi energi yang sangat menentukan dalam mitokondria sel-sel, lebih khusus lagi sel-sel otot jantung. Pada penelitian tersebut, saya dibimbing oleh Professor Hamed Oemar. Pada fase inilah menjadi awal saya mengenal banyak hal yang berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Dan atas motivasi yang diberikan oleh beliau, selanjutnya, saya meng-apply beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke Jepang dalam bidang keahlian ilmu penyakit jantung. Dan dengan usaha keras, dengan memperbaiki kemampuan Bahasa, khususnya bahasa Jepang, sehingga pada saat ujian berkas, sampai dengan ujian tulis dan ujian wawancara, alhamdulillah saya termasuk salah seorang yang berhak mendapatkan beasiswa Mombukagakusho (Beasiswa yang bergengsi dari pemerintah Jepang), Sehingga tahap magang di Harapan Kita merupakan tahap awal untuk berkiprah dalam wahana sains dan dunia internasional
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama tahun 2002 – 2003 saat menjabat sebagai:
Antara tahun 2002-2003, sangat banyak akhtivitas yang saya jalani, mulai sebagai staf evaluasi obat-obatan di Badan POM, mengajar dibeberapa kampus serta berpraktek sebagai dokter di Rumah Sakit BB Husada. Salah satu kesan yang lucu adalah ternyata pada umumnya mahasiwa itu selalu mencari jalan mudah untuk lulus. Sehingga pada saat saya mengumumkan akan memberikan ujian farmakologi pada mahasiswa saya, semua mahasiswa kelihatannya cemas dan stres. Atas pengumuman itu, dan mereka kompak menanyakan kisi-kisi ujian farmakologi tadi. Jawaban saya sederhana. Pelajari semua pelajaran yang telah saya ajarkan, pasti tidak akan keluar dari materi tersebut. Dan saya nasehati mereka jangan terlalu cemas, karena hampir semua ujian yang saya buat bersifat logika, sehingga pada saat belajar jangan menghafal buta, tetapi fahami dengan baik prinsip farmakologinya. Ternyata mereka mendengarkan nasehat tersebut. Dan tibalah hari ujian, mereka kelihatannya mengerjakan ujian dengan baik. Dan setelah pemeriksaan, alhamdulillah, semua mahasiswa lulus semua, dengan nilai rata-rata di atas 75 point. Itulah kebahagian yang dirasakan sebagai dosen, kalau materi yang diajarkan dapat difahami dengan baik oleh mahasiswa. Semoga ilmu tersebut dapat diaplikasikan pada saat melayani pasien di kemudian hari.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi asisten riset di Division of Cardiovascular and Vital Control, Graduate School of Medical and Dental Sciences, Niigata University, Japan, 2007-2008?
Jawab:
Ada banyak hal yang baik yang bisa dicontoh dari kehidupan masyarakat dan ilmuwan di Jepang. Orang Jepang sangat bangga dengan profesi yang mereka geluti, baik itu berupa professor, scientist atau dokter, ataupun sampai pada tingkat cleaning service dan tukang ambil sampah sekalipun, ataupun sebagai driver bus. Mereka berkerja dengan sangat profesional, ontime, dan sangat mencintai profesinya. Masyarakat hidup sangat teratur dan disiplin. Sewaktu bertugas sebagai Reasearch Assitant di Cardiovascular and vital control department. Menjadi assistance scientist, tentunya merupakan pengalaman yang menyenangkan, karena selain mendapatkan gaji dari universitas, juga bisa belajar banyak tentang berbagai culture atau budaya meneliti pada masyarakat Jepang. Satu yang paling menarik diantara beberapa pengalaman, bahwa supervisor di jepang sangat menghargai sesederhana apapun ide yang kita sampaikan, dan biasanya dari ide yang sederhana dan aplikatif bisa menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dikemudian hari.
Organisatoris
DITO: Boleh diceritakan berjuta pengalaman yang menarik saat aktif berorganisasi sebagai:
Sebagai makhluk sosial, terasa hidup ini bermakna, kalau kita bisa berinteraksi, bersosialisasi , dan bermanfaat untuk orang lain serta lingkungan sekitar. Terinspirasi dari Hadits Nabi, bahwa orang yang terbaik, ada orang yang paling banyak manfaatnya bagi sesama. Demikian pula, bahwa setelah seseorang meninggal maka putuslah hubungannya dengan dunia ini, kecuali tiga hal yaitu: 1). Amal Jariah, 2). Ilmu yang bermanfaat, dan 3). Anak yang sholeh. Dalam terjemahan transendentalnya bahwa ketiga hal diatas sebetulnya legacy (warisan) seseorang dalam mengarungi kehidupan ini.
Dengan motivasi dan spirit (semangat) di atas, dan kepercayaan masyarakat, saya bersedia menerima amanah dalam organisasi diatas, karena kenyataannya walaupun organisasi profesi tetapi bersifat nonprofit. Dengan demikian berorganisasi kita bisa banyak belajar banyak, misalnya bagaimana mengorganisasi orang lain, bagaimana menyelesaikan masalah, membangun networking, dan sangat banyak manfaat lainnya.
Selama berkecimpung dalam organisasi diatas, pengalaman yang masih segar dalam ingatan saya, adalah sewaktu diangkat menjadi ketua PB HMI 1997-1999, sebagai eksekutif diorganisasi mahasiwa yang sangat militan ditingkat nasional dalam fase pergantian kepemimpinan bangsa (Fase reformasi beralihnya kepemimpinan dari Presiden Soeharto ke BJ Habibie). Khususnya dalam detik-detik pergantian kepemimpinan Nasional. Sejak awal bulan Mei tahun 1998 mahasiswa hampir setiap hari melakukan demonstrasi demikian juga kondisi ekonomi yang semakin memburuk, sangat banyak orang yang kelaparan, dan kekacau. Terlebih setalah penembakan tiga mahasiwa didepan universitas trisakti, suasana semakin tidak terkendali, dan tepatnya tanggal 12-13 mei 1998, yang memicu terjadi kerusuhan massal, berupa pembakaran dimana-mana, sehingga Jakarta menjadi lumpuh. Dan akhirnya memaksa Presiden Soeharto untuk meletakkan kepemimpinannya ke wakil presiden saat itu (BJ Habibie).
Kenangan tersebut pada saat kejadian tentunya sangat mencekam, dan sebagai tonggal lahirnya orde Reformasi. Sebagai tokoh mahasiswa dan pelaku sejarah pada fase tersebut, memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sangat berarti bagi kehidupan saya. Semoga di fase baru Indonesia ini dapat mengantarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju, bermartabat, dan disegani dalam percaturan internasional, sebagai negara demokrasi di Dunia.
Sejuta Prestasi
DITO: Dokter termasuk orang Indonesia yang jenius dan berbakat, sehingga mampu memperoleh berbagai pencapaian dan penghargaan bergengsi berikut ini:
1. First class award for outstanding students, University of Hasanuddin, Ujungpandang, 1995.
2. Insan Cita foundation scholarship for medical co-assistant student, Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar. (Period 1995-1997)
3. Latimojong foundation scholarship for master program students of Pharmacology University of
Indonesia, Jakarta. (Period 1998-2002)
4. Mombukagakusho Award from Ministry of Education, Sciences, and Technology of Japan for
PhD student at Niigata University of Japan. (Period 2003- 2007).
5. Research Scholar, National Institute of Health, with host University of California, Irvine, USA, 2008
Boleh kami tahu bagaimanakah proses kreatif dan rahasianya? Siapa tahu ada putra bangsa ini yang ingin mengikuti/melanjutkan karir intelektual Dokter.
Jawab:
Sebetulnya prestasi diatas, tidak terlepas dari dukungan dan support dari banyak fihak, yang tidak mungkin kami utarakan satu-persatu. Karena pada prinsipnya, setiap manusia lahir didunia dengan berbagai potensi kelebihan dan sekaligus kelemahan serta keterbatasannya. Yang jelas kita harus memanfaatkan peluang selama peluang itu muncul, karena peluang tidak akan datang untuk kedua kalinya. Untuk memanfaatkan peluang, apalagi membuat peluang, tentunya dibutuhkan kejelihan dan keseriusan serta kerja keras untuk menggapai peluang dan cita-cita tersebut.
Bersambung
DITO: Boleh diceritakan tentang teknik pengobatan epilepsi yang baru saja dokter temukan?
Jawab:
Penemuan kami, tentang teknik pengobatan epelepsi, dilatarbelakangi bahwa: Telah lebih 100 tahun, penyakit kejang (epilepsy) menjadi perhatian para ilmuwan, mereka berusaha keras untuk mencari tahu dan sekaligus berupaya untuk mengobatinya. Dewasa ini pengobatan kejang epilepsy umumnya didasarkan pada pengamatan klinis, serta pengobatan mengarah menghilangkan gejala klinis tersebut. Olehnya, seharusnya pengobatan dikembangkan kearah menyelesaikan penyebabnya (Causal). Selama dua dekade terakhir teknik pengobatan epilepsi mengalami kemajuan yang luar biasa, demikian pula dalam pemahaman terhadap fisiologi sistem sirkuit saraf dalam merespon aktivitas saraf yang menjadi dasar munculnya kejang.
Secara prinsip, kejang merupakan manisfestasi dari ketidak seimbangan aliran dan sirkuit listrik di otak. Yang pada dasarnya ditentukan oleh ketidak seimbangan antara jenis sel-sel saraf yang berfungsi sebagai inhibitory (sel-sel saraf pengontrol) dan sel-sel saraf excitatory (sel-sel saraf yang menimbulkan loncatan arus listrik atau rangsangan), jika sistem saraf excitatory yang dominan dan tidak teratur, selanjutnya kondisi ini menyebabkan loncatan arus listrik di otak yang tidak terkendali, dan pada akhirnya bermanifestasi berupa kejang, mulai dari level ringan hingga level yang sangat berbahaya.
Prinsip dasar: Berdasarkan mekanisme di atas, kami mendapatkan pemahaman baru dalam upaya memanipulasi atau mengobati kelainan kejang tersebut. Yaitu dengan cara spesifik memanipulasi atau mengontrol sinkronisasi fungsi kedua sistem saraf tersebut.
Teknik pengobatan dalam penemuan kami ini, berbasis pada sinkronisasi fungsi saraf inhibitory dan excitatory. Hal ini dapat dilakukan, dengan menggunakan metode aktivasi genetik, yang secara spesifik bekerja pada reseptor Alst [reseptor allatostatin (AlstR)]. Reseptor Alst ini akan bekerja pada sistem saraf yang spesifik pula, yaitu pada tipe saraf inhibitory, yang merupakan penyebab ketidak seimbangan atau sinkroni dari sistem saraf. Hasil dari penelitian kami yang diterbitkan pada Journal Frontiers of Neural Circuit, 2012, membuktikan bahwa kami dapat mengontrol aktivitas saraf tersebut, baik pada tingkat saraf tunggal maupun dalam komunitas populasi saraf.
Ini merupakan suatu kemajuan teknis penelitian neurosains dalam pengaturan aktivitas sirkuit saraf dengan menggunakan teknologi yang mempunyai tingkat resolusi dan temporal yang sangat canggih. Demikian pula, melalui penggunaan teknik aktivasi genetik yang dapat mengaktivasi molekul atau menurunkan kemampuan aktivitas sel-sel saraf yang menjadi pencetus munculnya kejang. Dengan menjadikan AlstR sebagai target untuk menurunkan aktivitas jenis saraf tertentu yaitu jenis saraf excitatory yang menimbulkan loncatan listrik di dalam otak, yang selanjutnya secara spesifik merangsang fungsi inhibitory neuron yang berfungsi sebagai pengontrol kesimbangan cetusan arus listrik di dalam otak. Metode ini menjadi harapan yang sangat besar dan diharapkan efektif dalam metode pengobatan penyakit kejang epilepsy, yang lazim disebut GeneTherapy.
DITO: Keunggulan apa yang membedakan dengan teknik lama?
Jawab:
Sebagai mana diketahui, bahwa Otak terdiri dari milyaran sel saraf (neuron) yang saling berhubungan. Hubungan antara sel-sel saraf ini disebut Synapses. Pada hubungan sel saraf (synapses) terjadi melalui impuls listrik (electrical synapses) dan kimiawi yang berupa neurotransmitter sebagai bahan perantaranya. Neurotransmitter berperan dalam pengaturan sistem kerja antar neuron, sehingga apabila terjadi gangguan pada neurotransmitter, maka neuron-neuron akan bereaksi abnormal. Ada 2 golongan jenis sel-sel saraf yaitu: excitatory dengan neurotransmitter kimiawinya (Glutamat) dan yang ke dua adalah inhibitory dengan neurotransmitter yang berperan GABA (Gamma Aminobutyric Acid). Kedua jenis sel saraf diatas berfungsi secara harmoni atau seimbang untuk melaksanakan fungsi otak dengan baik. Jika terjadi ketidak seimbangan dapat mencetuskan loncatan arus listrik yang berlebihan dan akhirnya bisa bermanifestasi berupa kejang. Pada penderita epilepsi yang didapat dari keturunan (inherited epilepsy), terjadi mutasi pada gen pembentuk protein kanal sodium (sodium channel proteins), akibatnya Glutamat sebagai excitatory neurotransmitter dilepaskan dalam jumlah banyak. Hal ini menimbulkan peningkatan kadar Glutamat di berbagai tempat di otak dan terjadi pelepasan impuls epileptik yang berlebihan. Mutasi gen juga menyebabkan fungsi GABA sebagai inhibitory neurotransmitter (neuron penghambat) tidak bekerja optimal. Konsentrasi GABA yang kurang di dalam otak juga akan menimbulkan pelepasan impuls epileptik yang berlebihan.
Kelompok sel neuron yang mengalami impuls listrik berlebihan (epileptogenesis) inilah yang akan mempengaruhi neuron di sekitarnya untuk menimbulkan serangan kejang. Ini yang menjadi keunggulan teknik terbaru ini disbanding metode sebelumnya.
DITO: Berapa lama teknik ini ditemukan, dokter?
Jawab:
Metode ini kami temukan bersama team kami, berjuang siang dan malam, dan Alhamdulillah dapat terealisasi selama kurang lebih 5 tahun.
Indikasi dan kontra indikasinya, masih dilanjutkan dalam tingkatan pengujian Clinical trial tahap selanjutnya.
DITO: Apa sebenarnya cita-cita Dokter sejak kecil? Mohon diceritakan.
Jawab:
Sebenarnya sejak kecil saya bercita-cita menjadi Dokter yang baik, yang bisa mengobati masyarakat dari berbagai penyakit. Sewaktu saya kecil, saya tinggal di desa, tepatnya di Panakkukang, yang termasuk wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi selatan. Teringat 35 tahun yang lalu, saya bertemu dengan seorang dokter puskesmas yang sangat baik, yang menolong orang dengan tidak mengenal lelah. Dari sana saya berpikir betapa mulia tugas seorang dokter, yang bisa menghilangkan penderitaan orang lain dengan pendekatan keilmuannya.
DITO: Mengapa Dokter tertarik untuk melakukan riset di bidang farmakologi, kardiologi, dan neuroscience?
Jawab:
Penelitian farmakologi merupakan penelitian yang sangat menantang. Karena luasnya wilayah farmakologi tersebut, mulai pada tingkat submolekular, molecular, subseluler, sel, jaringan, organ hingga individual dan masyarakat. Demikian pula secara farmakalogi kita lihat dari berbagai sudut pandang, seperti farmakokinetik (perjalanan dan nasib obat di dalam tubuh), farmakodinamik (efek obat terhadap tubuh), dan juga masih sangat banyak penyakit-penyakit dewasa ini yang belum diketahui dan ditemukan obatnya. Padahal penyakit-penyakit tersebut bersifat sangat fatal bagi kehidupan ummat manusia.
Dari berbagai penyakit yang menghinggapi manusia, dewasa ini penyakit jantung (Kardiologi) dan penyakit-penyakit saraf yang menjadi penyebab kematian tertinggi umat manusia dewasa ini. Penyakit-penyakit tersebut, misalnya; cardiomyopathy, Coronary artery disease, Stroke, Alzheimer, Parkinson, Schizophrenia, Epilepsi, dan banyak lagi lainnya. Dengan niatan, ingin berkontribusi demi kemaslahatan umat manusia secara keseluruhan, serta bidang yang saya geluti dewasa ini, memberi motivasi yang besar untuk melakukan penelitian dibidang farmakologi khususnya yang berhubungan dengan penyakit-penyakit jantung dan kelainan saraf (Cardio Neuro Pharmacology).
Pengalaman Hidup
DITO: Bagaimana Dokter menjalani kehidupan masa anak-anak, remaja, dan dewasa?
Jawab:
Kehidupan masa kecil, merupakan kenangan yang menyenangkan. Seperti anak-anak lainnya, saya tumbuh dan berkembang dalam kesegaran kehidupan masyarkat yang penuh persaudaraan, serta keaslian masyarakat desa. Dari ayah Abubakar (Alm) dan ibunda Hasnah Lawani. Pada saat itu, setiap bangun pagi, kami ke sawah atau ke pantai untuk menangkap ikan. Tumbuh secara normal, dan berusaha sekuat tenaga untuk melanjutkan pendidikan. Alhamdulillah, semuanya telah usai, sekarang tinggal berkarier dan mengaplikasi ilmu yang kami miliki untuk kehidupan sesama manusia.
DITO: Dapatkah Dokter berbagi cerita tentang kehidupan di masa lalu yang begitu menempa dan mendewasakan diri, sekaligus mengandung hikmah?
Jawab:
Sebagai orang yang berasal dari daerah dan berasal dari keluarga yang sederhana, tentunya kehidupan masa kecil sangat memberi arti bagi kehidupan saya. Bahwa hidup ini harus dilalui dengan penuh kesungguhan. Dengan kesungguhan maka sesuatu yang dicita-citakan dapat tercapai.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi pelajar (saat di SD, SMP, SMA), mahasiswa kedokteran, dokter?
Jawab:
Sewaktu saya di kelas 3 SD, kawan-kawan memberi saya julukan sebagai raja Bolos dan Raja Matematika. Kenapa saya di juluki dan mendapat kedua gelar raja diatas, karena sewaktu saya sekolah di SD Karuwisi Panakukang, Saya pernah bolos lebih dari satu bulan, sehingga guru kelas saya menyampaikan surat khusus ke ayah saya, dan luar biasa marahnya sang Ayah mengetahui anaknya yang setiap hari berangkat dari rumah untuk sekolah padahal tidak masuk sekolah. Saya justru asyik pergi berenang di danau di kampung saya, atau pergi ke pasar untuk belajar berdagang buah-buahan. Dengan arif dan bijaksana sang Ayah bertanya ke saya, kenapa anakku tidak masuk sekolah, padahal setiap hari pergi dari rumah dan pamitan untuk ke sekolah, tetapi justru tidak masuk. Jawaban saya sederhana, karena saya bosan ke sekolah mengikuti pelajaran yang caranya sangat membosankan, murid-murid dari pagi hingga sore, disuruh menulis dan gurunya mengeja kemudian kita menulis. Itukan sangat membosankan. Ayah saya menyampaikan keluhan saya tersebut langsung ke guru kelas saya, sejak itu sang guru meruba metode mengajarnya.
Namun selain pernah bolos dari sekolah, saya termasuk dikenal oleh kawan-kawan seangkatan saya, sangat pintar mengerjakan pelajaran matematika. Pada saat guru matematika mengajar di kelas, kemudian memberikan soal tes di depan kelas. Sebelum sang Guru menyelesaikan soalnya, saya selalu menjadi anak yang pertama mengangkat tangan untuk maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal-soal matematika tersebut. Dan hasilnya benar, sehingga saya termasuk anak didik yang sangat disayangi oleh guru matematika. Karena matematika merupakan pelajaran yang menantang, tidak membosankan, serta paling menyenangkan.
Selanjutnya, sewaktu di SMP dan SMA pelajaran yang menjadi favorit saya adalah biologi selain matematika dan Fisika. Sehingga tidak heran, kalau nilai mata pelajaran tersebut selalu maksimal. Karena tentunya mempelajarinya didasari rasa senang dan minat yang besar, dan sejak itu pula di dalam diri saya, sudah tertanam cita-cita yang besar untuk menjadi Dokter.
Selanjut sewaktu menjadi mahasiswa kedokteran, sangat banyak kesan dan lucu, salah satunya sewaktu saya CoAss dibagian kebidanan, seharusnya jatah CoAss dibagian ini adalah 3 bulan. Namun pada saat itu bersamaan saya diberi amanah sebagai Ketua Umum HMI Cabang Ujung Pandang (Makassar), disaat itu sebagai aktivis rasanya pemikiran saya terbagi antara menyelesaikan pendidikan Profesi kedokteran di Rumah sakit dan juga harus menjalankan tugas sebagai ketua umum para aktivis. Yang bertepatan fasenya sebelum reformasi, dan terjadi demonstrasi besar-besaran mahasiswa makassar atas tuntutan untuk menurunkan biaya angkutan umum yang dinaikkan secar sepihak oleh pemerintah makassar. Dalam demontrasi ini mengorbankan 3 jiwa mahasiwa UMI yang meninggal dunia. Karena didorong rasa tanggung jawab, terpaksa saya meninggalkan CoAss pada saat jaga di Rumah Sakit, dan akhirnya Saya dijatuhi hukuman denda 3 bulan, sehingga total masa CoAss saya dibagian kebidanan menjadi 6 bulan. Namun kondisi ini memberi hikmah, sehingga cukup banyak kelahiran bayi fisiologi yang saya bantu di Rumah sakit, dan akhirnya saya lulus dari bagian ini dengan nilai A.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi asisten dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin, Makassar (1993-1999)??
Jawab:
Sewaktu menjadi asiten dosen Farmakologi, sangat menarik karena walaupun sebagai asisten tetapi memiliki power untuk mengajar, khususnya teknik penelitian farmakologi di laboratorium, demikian pula bertugas membuat soal-soal ujian untuk praktikum, yang tentu saja berpengaruh terhadap nilai akhir mahasiswa. Hal yang paling penting, adalah memberi motivasi kepada sang asisten untuk belajar lebih dalam lagi tentang farmakologi. Ternyata kondisi ini tidak sia-sia yang mengantarkan saya untuk memperdalam pendidikannya di bagian farmakologi sehingga mendapat brevet sebagai pharmacologist.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi dokter (general practitioner) di RS Usada Insani, Tangerang (1997 – 2000)?
Jawab:
Teringat sewaktu jaga malam, satu keluarga pasien datang ke UGD karena menderita diare. Lewat anamnesis (pertanyaan terhadap riwayat penyakit), ternyata mereka pada hari yang sama makan bubur ayam yang telah basi. Dengan bantuan paramedis di Rumah Sakit tersebut, kami memberikan pertolongan termasuk melakukan pemberian cairan secara intravena untuk menggantikan cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi. Dan pemberian obat-obatan anti diare. Alhamdulillah setelah 5 jam observasi keadaan mereka membaik, dan kami izinkan untuk pulang ke rumah dengan tetap harus mengontrol kondisinya. Satu minggu kemudian keluarga tersebut syukuran dan membawakan banyak buah-buahan dan makanan ke Rumah Sakit, sebagai tanda ucapan terimakasih mereka kepada sang dokter. Dan banyak lagi kesan yang tidak sempat saya ceritakan satu-persatu. Yang jelas kalau kita melayani pasien dengan penuh dedikasi dan rasa ikhlas, terasa ilmu yang dipelajari tidak sia-sia. Bahkan sangat bermanfaat membantu orang lain yang membutuhkan.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi
Chairman of Public Health Center di Jatinegara, Jakarta (2000 – 2002)?
Jawab:
Sewaktu berbakti di Puskesmas Jatinegara, Jakarta. Merupakan fase yang sangat menyenangkan, karena pada fase tersebut saya dapat mengaplikasikan ilmu kedokteran yang telah saya pelajari, demikian pula kemampuan organisasi dan manajemen yang telah kami geluti selama berorganisasi di kehidupan aktivitas kemahasiswaan. Selama tiga tahun di sana, sebagai dokter PTT (pegawai tidak tetap) dan kepala puskesmas, kami mengembangkan Pusat pelayanan kesehatan terpadu (posyandu) yang telah ada selama ini, tetapi belum berfungsi maksimal.
Selain fungsi utama puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan dan pencegahan penyakit, demikian untuk mempromosikan hidup sehat. Selanjutnya kami lebih mempertajam fungsi tersebut, sampai ke tingkat posyandu. Mempertajam fungsi posyandu, di bawah koordinasi puskesmas kelurahan Jatinegara sekitar 6 posyandu.
Setiap posyandu menjalankan tiga fungsi utama, yaitu untuk pendidikan dan pengaderan, kebersamaan, serta pencegahan penyakit dan kekurangan gizi. Posyandu di puskesmas Jatinegara tersebut diramu untuk menjalankan tiga fungsi utama tersebut di tengah-tengah rasa kebersamaan masyarakat Jakarta yang mulai pupus. Dan akhirnya posyandu tersebut menjadi percontohan nasional. Itu merupakan keberhasilan seluruh kader-kader kesehatan di lingkungan puskesmas Jatinegara yang sangat patut disyukuri.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi
Staf Peneliti National Cardiac Center Harapan Kita Hospital Jakarta, (2001-2002)?
Jawab:
Pada saat melanjutkan pendidikan dibagian farmakologi, FKUI, saya juga terlibat menjadi peneliti obat-obat jantung di Harapan Kita, khususnya yang berhubungan dan ATPase, yang sangat menentukan dalam regulasi energi yang sangat menentukan dalam mitokondria sel-sel, lebih khusus lagi sel-sel otot jantung. Pada penelitian tersebut, saya dibimbing oleh Professor Hamed Oemar. Pada fase inilah menjadi awal saya mengenal banyak hal yang berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Dan atas motivasi yang diberikan oleh beliau, selanjutnya, saya meng-apply beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke Jepang dalam bidang keahlian ilmu penyakit jantung. Dan dengan usaha keras, dengan memperbaiki kemampuan Bahasa, khususnya bahasa Jepang, sehingga pada saat ujian berkas, sampai dengan ujian tulis dan ujian wawancara, alhamdulillah saya termasuk salah seorang yang berhak mendapatkan beasiswa Mombukagakusho (Beasiswa yang bergengsi dari pemerintah Jepang), Sehingga tahap magang di Harapan Kita merupakan tahap awal untuk berkiprah dalam wahana sains dan dunia internasional
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama tahun 2002 – 2003 saat menjabat sebagai:
- Staff at National Agency for Drug and Food Control Republic of Indonesia, Jakarta
- Dokter umum (general practitioner) di BB Husada Hospital, Jakarta Selatan, Researcher
- Dosen farmakologi di Academy of Obstetrics Science, Usada Hospital
- Dosen farmakologi di Department of Pharmacology, Faculty of Medicine University UMJ, Jakarta
Antara tahun 2002-2003, sangat banyak akhtivitas yang saya jalani, mulai sebagai staf evaluasi obat-obatan di Badan POM, mengajar dibeberapa kampus serta berpraktek sebagai dokter di Rumah Sakit BB Husada. Salah satu kesan yang lucu adalah ternyata pada umumnya mahasiwa itu selalu mencari jalan mudah untuk lulus. Sehingga pada saat saya mengumumkan akan memberikan ujian farmakologi pada mahasiswa saya, semua mahasiswa kelihatannya cemas dan stres. Atas pengumuman itu, dan mereka kompak menanyakan kisi-kisi ujian farmakologi tadi. Jawaban saya sederhana. Pelajari semua pelajaran yang telah saya ajarkan, pasti tidak akan keluar dari materi tersebut. Dan saya nasehati mereka jangan terlalu cemas, karena hampir semua ujian yang saya buat bersifat logika, sehingga pada saat belajar jangan menghafal buta, tetapi fahami dengan baik prinsip farmakologinya. Ternyata mereka mendengarkan nasehat tersebut. Dan tibalah hari ujian, mereka kelihatannya mengerjakan ujian dengan baik. Dan setelah pemeriksaan, alhamdulillah, semua mahasiswa lulus semua, dengan nilai rata-rata di atas 75 point. Itulah kebahagian yang dirasakan sebagai dosen, kalau materi yang diajarkan dapat difahami dengan baik oleh mahasiswa. Semoga ilmu tersebut dapat diaplikasikan pada saat melayani pasien di kemudian hari.
DITO: Apa sajakah pengalaman Dokter yang paling unik, lucu, dan/atau berkesan selama menjadi asisten riset di Division of Cardiovascular and Vital Control, Graduate School of Medical and Dental Sciences, Niigata University, Japan, 2007-2008?
Jawab:
Ada banyak hal yang baik yang bisa dicontoh dari kehidupan masyarakat dan ilmuwan di Jepang. Orang Jepang sangat bangga dengan profesi yang mereka geluti, baik itu berupa professor, scientist atau dokter, ataupun sampai pada tingkat cleaning service dan tukang ambil sampah sekalipun, ataupun sebagai driver bus. Mereka berkerja dengan sangat profesional, ontime, dan sangat mencintai profesinya. Masyarakat hidup sangat teratur dan disiplin. Sewaktu bertugas sebagai Reasearch Assitant di Cardiovascular and vital control department. Menjadi assistance scientist, tentunya merupakan pengalaman yang menyenangkan, karena selain mendapatkan gaji dari universitas, juga bisa belajar banyak tentang berbagai culture atau budaya meneliti pada masyarakat Jepang. Satu yang paling menarik diantara beberapa pengalaman, bahwa supervisor di jepang sangat menghargai sesederhana apapun ide yang kita sampaikan, dan biasanya dari ide yang sederhana dan aplikatif bisa menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dikemudian hari.
Organisatoris
DITO: Boleh diceritakan berjuta pengalaman yang menarik saat aktif berorganisasi sebagai:
- Ketua Majelis Pertimbangan Agung (MPA) Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) periode 1993-1995.
- Ketua Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 1997-1999.
- Wakil Ketua Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2000-2003.
- Koordinator Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) yang diresmikan pada 2009, untuk benua Amerika
- Wakil Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) periode 2011-2013
Sebagai makhluk sosial, terasa hidup ini bermakna, kalau kita bisa berinteraksi, bersosialisasi , dan bermanfaat untuk orang lain serta lingkungan sekitar. Terinspirasi dari Hadits Nabi, bahwa orang yang terbaik, ada orang yang paling banyak manfaatnya bagi sesama. Demikian pula, bahwa setelah seseorang meninggal maka putuslah hubungannya dengan dunia ini, kecuali tiga hal yaitu: 1). Amal Jariah, 2). Ilmu yang bermanfaat, dan 3). Anak yang sholeh. Dalam terjemahan transendentalnya bahwa ketiga hal diatas sebetulnya legacy (warisan) seseorang dalam mengarungi kehidupan ini.
Dengan motivasi dan spirit (semangat) di atas, dan kepercayaan masyarakat, saya bersedia menerima amanah dalam organisasi diatas, karena kenyataannya walaupun organisasi profesi tetapi bersifat nonprofit. Dengan demikian berorganisasi kita bisa banyak belajar banyak, misalnya bagaimana mengorganisasi orang lain, bagaimana menyelesaikan masalah, membangun networking, dan sangat banyak manfaat lainnya.
Selama berkecimpung dalam organisasi diatas, pengalaman yang masih segar dalam ingatan saya, adalah sewaktu diangkat menjadi ketua PB HMI 1997-1999, sebagai eksekutif diorganisasi mahasiwa yang sangat militan ditingkat nasional dalam fase pergantian kepemimpinan bangsa (Fase reformasi beralihnya kepemimpinan dari Presiden Soeharto ke BJ Habibie). Khususnya dalam detik-detik pergantian kepemimpinan Nasional. Sejak awal bulan Mei tahun 1998 mahasiswa hampir setiap hari melakukan demonstrasi demikian juga kondisi ekonomi yang semakin memburuk, sangat banyak orang yang kelaparan, dan kekacau. Terlebih setalah penembakan tiga mahasiwa didepan universitas trisakti, suasana semakin tidak terkendali, dan tepatnya tanggal 12-13 mei 1998, yang memicu terjadi kerusuhan massal, berupa pembakaran dimana-mana, sehingga Jakarta menjadi lumpuh. Dan akhirnya memaksa Presiden Soeharto untuk meletakkan kepemimpinannya ke wakil presiden saat itu (BJ Habibie).
Kenangan tersebut pada saat kejadian tentunya sangat mencekam, dan sebagai tonggal lahirnya orde Reformasi. Sebagai tokoh mahasiswa dan pelaku sejarah pada fase tersebut, memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sangat berarti bagi kehidupan saya. Semoga di fase baru Indonesia ini dapat mengantarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju, bermartabat, dan disegani dalam percaturan internasional, sebagai negara demokrasi di Dunia.
Sejuta Prestasi
DITO: Dokter termasuk orang Indonesia yang jenius dan berbakat, sehingga mampu memperoleh berbagai pencapaian dan penghargaan bergengsi berikut ini:
1. First class award for outstanding students, University of Hasanuddin, Ujungpandang, 1995.
2. Insan Cita foundation scholarship for medical co-assistant student, Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar. (Period 1995-1997)
3. Latimojong foundation scholarship for master program students of Pharmacology University of
Indonesia, Jakarta. (Period 1998-2002)
4. Mombukagakusho Award from Ministry of Education, Sciences, and Technology of Japan for
PhD student at Niigata University of Japan. (Period 2003- 2007).
5. Research Scholar, National Institute of Health, with host University of California, Irvine, USA, 2008
Boleh kami tahu bagaimanakah proses kreatif dan rahasianya? Siapa tahu ada putra bangsa ini yang ingin mengikuti/melanjutkan karir intelektual Dokter.
Jawab:
Sebetulnya prestasi diatas, tidak terlepas dari dukungan dan support dari banyak fihak, yang tidak mungkin kami utarakan satu-persatu. Karena pada prinsipnya, setiap manusia lahir didunia dengan berbagai potensi kelebihan dan sekaligus kelemahan serta keterbatasannya. Yang jelas kita harus memanfaatkan peluang selama peluang itu muncul, karena peluang tidak akan datang untuk kedua kalinya. Untuk memanfaatkan peluang, apalagi membuat peluang, tentunya dibutuhkan kejelihan dan keseriusan serta kerja keras untuk menggapai peluang dan cita-cita tersebut.
Bersambung
0 comments:
Post a Comment