Tuesday, July 5, 2011

Perancangan Matang Untuk Eksperimen

 
“Never start an experiment without a proper preparation”. Kira-kira seperti itulah, nasihat yang diberikan setiap pembimbing kepada para student. Dan telah menjadi rahasia umum bahwa perencanaan yang matang akan memberikan hasil yang lebih baik.
Hari ini, mungkin kesekian kalinya saya mendapatkan “ceramah” dari pembimbing di laboratorium. Secara khusus, mungkin apa yang saya ungkapkan di awal dan kemudian, lebih reliable untuk mereka yang bekerja di laboratorium. Riset merupakan sebuah kegiatan dan pekerjaan yang tidak mudah. Riset merupakan kegiatan dimana kita mencoba mencari jawaban atas sebuah pertanyaan melalui satu atau dua bahkan lebih cara.
Di dalam laboratorium, dimana kegiatan seperti saya contohkan adalah biologi molekuler, memerlukan atensi lebih. Seperti Dr. Endang Semiarti (Dosen Fak. Biologi UGM, Ahli Kultur Jaringan Tanaman Anggrek) pernah mengungkapkan kepada saya, bahwa “riset biologi molekuler tidak jauh berbeda dengan para pemburu hantu, kita mencoba (mengungkap) perwujudan dari sesuatu yang tidak tampak (oleh mata telanjang)”. Terlebih saya pernah mendapatkan sebuah wejangan manis dari sahabat sekaligus panutan saya, Dr. Hua Wen Huo, bahwa “tidak hanya bekerja dengan sesuatu yang tak tampak (biologi molekuler) tetapi juga dalam kuantitas yang sangat kecil (mikroliter) menggunakan alat bantu berupa pipet”. Ada sebuah lelucon bahwa, seorang pesepakbola yang pensiun akan menggantungkan sepatu mereka, sedangkan bagi seorang peneliti biologi molekuker, maka pipet-lah yang akan mereka gantungkan nanti.
Selama saya belajar menjadi seorang peneliti yang baik, sejak tahun 2001 (masa menjadi asisten di laboratorium Fak. Biologi UGM) hingga kini (menjadi seorang kandidat Doktor dan pembimbing untuk beberapa mahasiswa Master di Perancis) banyak pelajaran berharga tentang teknik laboratorium yang baik. Tetapi, saya melupakan satu faktor lain, bekerja secara baik itu ternyata tidak cukup.
Bagi saya saat ini, penting untuk menjadi baik dan EFEKTIF dalam pekerjaan laboratorium. Dalam waktu senggang saya beberapa jam, saya mencoba melakukan dua eksperimen berbeda dalam 1 hari. Yang pertama menggunakan perencanaan yang baik dan yang lain tanpa merencanakannya. Hasil sebuah eksperimen dengan bahan dan alat yang sama dilakukan dengan organisasi baik dan tidak ternyata memberikan hasil yang berbeda.
Apakah sebenarnya perbedaan antara organisasi baik dan tidak ? Bukankah secara logika memang demikian adanya ? Menurut saya, sebuah organisasi yang baik adalah melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Sebelum memulai eksperimen, pikirkan kembali apa-apa yang kita percaya (akan dilakukan). Tanyakan pada diri sendiri : “Kemungkinan terburuk apa yang bisa terjadi?”
  2. Persiapkan segala keperluan eksperimen 1-2 hari atau lebih sebelum kita mulai. Teliti kembali metodologi, pahami tujuan eksperimen, kenali dengan baik semua reagen (bahayanya atau apa yang tidak boleh dilakukan) dan siapkan mereka secara rapi.
  3. Untuk setiap eksperimen, pastikan SELALU ada kontrol positif dan negatif. Tidak ada kontrol = tidak ada kesimpulan, bahkan untuk sebuah eksperimen yang tidak berjalan baik (berhasil). Kita tidak akan bisa menyimpulkan apa-apa.
  4. Tulis apa yang kita lakukan dan lakukan apa yang kita tulis. Selalu mencatat semua di lab note book. Hal ini akan membantu jika kita harus mengulang eksperimen.
Sering saya dipertanyakan oleh mahasiswa saya tentang kenapa diharuskan selalu menulis di lab note book dengan mengeluhkan tidak memiliki waktu. Mereka benar. Ini adalah pekerjaan sederhana, menulis di buku, tetapi dalam kesehariannya, masih banyak para peneliti yang tidak melakukannya atau jika ya, melakukannya tidak secara berkelanjutan (setiap hari). Jawaban saya untuk ini selalu sama, ada beberapa alasan untuk selalu mempraktekkan good lab note book :
  1. Untuk mempermudah analisis data yang mungkin dilakukan jauh hari setelah eksperimen selesai. Juga ingat, segala kerja keras kita di lab tidak akan meninggalkan jejak (semua bersih, alat dicuci, dsb). Lab note book kita akan tetap menjadi bukti itu.
  2. Untuk bukti nyata hak cipta dari sebuah paper/publikasi dari penelitian yang dilakukan.
  3. Untuk melindungi kita dari tuduhan penelitian ilegal. Tercatat di dalam lab note booksebuah institusi berarti riset tersebut legal.
  4. KARENA SUDAH PERATURANNYA BEGINI (poin terpenting).
Dalam merekam semua kegiatan sebuah lab note book harus mencakup 10 kalimat kunci :
  1. Siapa yang melakukan
  2. Apa yang dilakukan
  3. Kapan melakukan (hari, tanggal, bulan dan tahun)
  4. Kenapa melakukan
  5. Bagian dari riset apa
  6. Bagaimana melakukan (metodologi)
  7. Bahan dan material apa yang digunakan
  8. Apa yang ditemukan (hasil)
  9. Interpretasi hasil
  10. Langkah selanjutnya
Dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, tapi bukan tidak mungkin dilakukan. Saya membiasakan diri melakukan ini sejak 2008 hingga sekarang. Saya merasakan perbedaan dari hasil-hasil penelitian yang saya lakukan dibanding sebelumnya. Belajar untuk menjadi efektif di dalam laboratorium merupakan proses berkelanjutan. Ini merupakan skill yang diperoleh dari pengalaman, biasanya karena sering berbuat kesalahan dan belajar dari tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan.
“Never start an experiment if you do not yet understand everything. Improvisation during the experiment is a worst thing a research scientist can do. We (research scientist) can be wrong but must not lie”.
Referensi lebih lanjut : Sun, 2004.  Handout Planning Effective Experiments and Keeping a Lab Notebook. Nature Reviews: Mol. Cell. Bio.  5: 977

From: netsains.com

0 comments:

Post a Comment

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More