5/11/2012 03:58:00 PM
Unknown
IT
(Information Technology) telah mencapai kemajuan pesat. PC di jaman
sekarang sudah memiliki konfigurasi hardware yang sama sekali tidak
dapat dibayangkan 10 tahun yang lalu. Google search telah memungkinkan
kita mencari informasi apapun yang diinginkan, dan OS (Operating System)
menjadi semakin mudah digunakan, interaktif, dan lebih gegas. Social
Networking, seperti Facebook dan Twitter, telah menjadi wahana yang
memperkuat silaturahmi antar benua dan bangsa yang berbeda. Cyberspace
telah membuat dunia semakin sempit dan semakin mendekatkan individu yang
satu dengan yang lain.
Di lain pihak, ilmu biologi pun juga telah melakukan terobosan yang
sangat signifikan. Penemuan struktur DNA oleh Watson-Crick telah membuka
jalan bagi pemecahan sandi kode genetik makhluk hidup. Pemecahan sandi
genetik tersebut, telah melahirkan cabang ilmu biologi yang secara
khusus mempelajari proses biologi dalam level molekul, yaitu biologi
molekuler. Ilmu baru ini telah menghasilkan banyak ‘keajaiban’ dunia
modern. Rekayasa Genetika, yaitu memodifikasi materi genetik di tingkat
sel, menjadi sesuatu yang mungkin dan telah dipraktekkan dalam banyak
lini. Vaksin dan obat baru telah diproduksi berdasarkan prinsip biologi
molekuler. Walau mengundang banyak kontroversi, hasil pertanian berbasis
rekayasa genetika telah hadir di pasaran. DNA forensik menjadi ilmu
bantu yang penting untuk mengidentifikasi suspect teroris atau kriminal.
Adapun, biologi molekuler mulai menghadapi permasalahan manajerial data.
Hasil eksperimen laboratorium (PCR, Micro Array, dll) telah dihasilkan
dalam jumlah besar. Namun, pada awalnya belum ditemukan metoda untuk
mengkonversi data-data eksperimen tersebut menjadi informasi yang
berguna. Aplikasi yang ada, seperti aplikasi produktivitas kantor, sama
sekali tidak cukup untuk menghasilkan informasi tersebut. Diperlukan
aplikasi yang lebih spesifik, untuk memanajeri data-data biologis, agar
menjadi informasi yang berguna. Dari kebutuhan tersebut, bioinformatika
lahir sebagai ilmu yang baru.
Secara definisi, bioinformatika adalah gabungan ilmu komputer (IT) dan
biologi. Seperti yang telah disebutkan diatas, tugas utamanya adalah
untuk mengkonversi data-data eksperimen laboratorium biologi menjadi
informasi yang berguna. Info tersebut bisa berupa teori riset dasar,
seperti mekanisme kerja protein, atau mekanisme evolusi DNA. Namun bisa
juga berupa hal yang aplikatif, seperti desain vaksin dan obat yang
baru. Sebagai ilmu baru, ia memerlukan penguasaan yang kuat terhadap IT
dan Biologi. Di Jerman, secara organisasi, kelompok riset Bioinformatika
tetap berada dibawah Departemen Ilmu Komputer. Namun, secara kurikulum
memasukkan banyak sekali mata kuliah dari Fakultas Biologi.
Prospek karir ahli Bioinformatika sangatlah cerah. Di Jerman, industri
farmasi menggunakan jasa pakar Bioinformatika untuk keperluan desain
molekuler dari produk kesehatan mereka. Lembaga Eijkman memiliki lab
bioinformatika. Sementara, berbagai perguruan tinggi di Indonesia telah
memulai memiliki kelompok riset bioinformatika. Informasi genomik dan
proteomik yang berlimpah hanya bisa diolah oleh seorang ahli
bioinformatika. Mengapa? Sebab untuk meng’oprek’ data yang sangat besar
seperti itu, hanya orang dengan latar belakang IT yang bisa
melakukannya. Itupun yang memahami landasan biologisnya. Jika hanya
memahami IT, namun Biologi tidak paham, atau memahami biologi, namun IT
tidak paham, maka akan sangat sukar untuk memasuki bidang ini. Oleh
sebab itu, kurikulum yang khusus mendidik pakar bioinformatika sudah
seharusnya dipersiapkan. Singapura dan Malaysia, dua negara tentangga
kita, telah memiliki program studi Bioinformatika, sama dengan di Jerman
dan negara Eropa lainnya. Kedepannya, diharapkan Indonesia akan
mengikuti jalur yang sama.
Demikian sepintas sharing saya mengenai Bioinformatika. Mengenai detail
yang lebih jauh, akan saya share di artikel lain. Saya terbuka terhadap
masukan dan sumbang saran. Terima kasih.
0 comments:
Post a Comment