Thursday, September 20, 2012

Cangkok Rahim Ibu-Anak Pertama di Dunia

Dua perempuan Swedia menerima uterus baru pada akhir pekan lalu dalam transplantasi rahim dari ibu ke anak pertama di dunia. Transplantasi ini dilakukan untuk membantu mereka memiliki bayi, menurut Universitas Gothenburg pada Selasa.

Transplantasi rahim adalah hal baru dan sukses dilakukan untuk pertama kalinya di Turki pada 2011.

"Salah satu perempuan ini pernah diangkat rahimnya setelah menjalani perawatan untuk kanker serviks. Perempuan yang lain terlahir tanpa rahim. Keduanya berusia 30an," menurut pernyataan dari Universitas Gothenburg.

"Lebih dari 10 ahli bedah ikut serta dalam operasi ini, yang dilakukan tanpa komplikasi. Perempuan penerima rahim dalam kondisi baik namun kelelahan setelah operasi," kata Mats Braennstroem, seorang profesor obstetri dan gikenologi di universitas tersebut sekaligus pemimpin tim penelitian.

"Para ibu yang mendonasikan rahim mereka sudah sadar dan berjalan dan bisa kembali ke rumah dalam hitungan hari," tambahnya.

Braennstroem menjelaskan dalam konferensi pers bahwa para perempuan muda yang mendapat rahim harus menunggu sampai setahun sebelum mencoba untuk hamil.

Kemudian mereka akan menjalani fertilisasi in vitro (IVF) dengan embrio beku berisi sel telur mereka sendiri yang dibuahi dengan sperma pasangan sebelum prosedur transplantasi organ.

"Jadi kita baru akan mengetahui sukses atau tidaknya prosedur ini pada 2014," jika dan saat para wanita tersebut melahirkan bayi, kata Braennstroem.

Dia tidak mau berspekulasi akan peluang perempuan penerima rahim tersebut bisa hamil, namun mengingatkan bahwa dalam perawatan IVF reguler, peluang melahirkan bayi setelah transfer embrio antara 25-30 persen.

Braennstroem mengatakan bahwa rahim cangkok tersebut akan diangkat lagi setelah para perempuan penerima organ sudah memiliki setidaknya dua anak, sehingga mereka bisa berhenti minum obat penekan kekebalan tubuh yang membantu badan mereka menerima organ cangkok dengan lebih mudah.

Salah satu dokter dalam tim, Michael Olausson, mengatakan bahwa para dokter mengharapkan ada risiko penolakan yang sama seperti pada donasi organ tubuh lainnya, yaitu sekitar 20 persen.

Perempuan-perempuan tersebut, yang namanya tak diungkap, terpilih menjalani prosedur setelah proses pemeriksaan yang panjang untuk memastikan bahwa mereka dan partnernya subur dan layak jadi kandidat.

Para ibu mereka menjadi donor karena 'keuntungan teoretis' kerabat dekat, menurut Olausson, dan "karena rahim terbukti berfungsi mengandung anak," tambah Braennstroem.

Delapan perempuan lagi akan menjalani prosedur serupa di Swedia sepanjang musim gugur dan musim semi.

Braennstroem menegaskan bahwa transplantasi ini ditujukan untuk membantu para perempuan muda yang terlahir tanpa rahim atau rusak rahimnya, dan bukan untuk membantu wanita usia lanjut yang ingin memiliki bayi setelah melalui usia subur.

10 Kandidat prosedur ini di Swedia berusia 30an atau lebih muda, "karena IVF memiliki peluang lebih besar untuk berhasil dengan wanita yang lebih muda," kata Braennstroem.

Tim riset terdiri dari 20 ilmuwan, dokter, dan spesialis, sudah mengerjakan proyek ini sejak 1999. Mereka sukses melakukan cangkok rahim pada hewan, termasuk tikus dan primata, yang berefek pada kelahiran.

Cangkok rahim dianggap prosedur kontroversial, terutama karena melibatkan donor yang masih hidup.

Tim ini sempat dihalangi oleh Dewan Penguji Kode Etik Pusat Swedia namun akhirnya mendapat lampu hijau pada bulan Mei dengan syarat mereka memiliki komite khusus sendiri untuk memantau proyek ini.

from: http://id.berita.yahoo.com/cangkok-rahim-ibu-anak-pertama-di-dunia.html
read more

Tuesday, September 18, 2012

Atasi Gejala PMS dengan Minum Susu

Sobat Dunia Sains, gimana nih kabarnya? Udah lama Dunia Sains ngga posting, pasti banyak yang nunggu artikel-artikel dari Dunia Sains. Maklum, admin lagi sibuk kuliah. Masuk jurusan gizi menjadi tiaada hari tanpa tugas dan laporan praktikum. hahaha, malah jadi curhat. Dengan sedikit tenaga yang tersisa yang habis dikuras dari pagi saya mencoba share informasi nih. Kali ini Dunia Sains mau share info tentang PMS. Berhubung baru dapet ilmu baru yang nyangkut pas kuliah.(tumben nyangkut)hahahaha. Apa sih PMS? yang jelas yang dibahas disini bukan PMS = Penyakit Menular Seksual. Tapi PMS disini adalah Pre Menstrual Syndrome (ribet banget bacanya) heeee. PMS merupakan gejala-gejala yang dialami karena akan datangnya menstruasi. Gejala tersebut meliputi perubahan mood, pegal-pegal, dan nyeri perut yang dialami saat akan datang bulan. Menurut penelitian dari profesor bidang psikiatri klinis di University of Miami Miller School of Medicine, M. Beatriz Currier, MD  menjelaskan bahwa sebanyak 75 perempuan akan mengalami PMS dalam kadar ringan, dan 5 persen yang mengalami gejala cukup parah. Tentu saja ini dialami sama cewe. Tapi buat cowo yang udah terlanjur baca ini jangan nyesel karena artikel cewe. Artikel ini juga berguna lho buat cowo, terutama buat yang punya pacar nih. Biasanya cowo-cowo pasti pada ngrasain kan si dia jadi sensitif gitu, tiba-tiba ngambek, BT lah dan sebagainya tanpa alasan yang jelas. Apalagi kalau yang namanya cewe udah ngambek, huh,,,sebagai cowo semua serba salah. Bingung kan??? Jadi ikut BT juga kan??? Makannya ayo lanjutkan pembahasannya.HeHeHe......

Fakta yang membuktikan bahwa kadar kalsium pada saat PMS lebih rendah dibandingkan setelah mentruasi, sehingga membuat para ilmuan tergerak untuk meneliti lebih lanjut tentang efek kalsium terhadap gejala-gejala PMS. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kalsium dan vitamin D dapat mengurangi gejala PMS secara signifikan. Selain kalsium dan vitamin D, magnesium, vitamin B1, B2 dan vitamin E juga dilaporkan dapat mengurangi gejala PMS. Vitamin dan mineral yang terdapat dalam makanan lebih efektif untuk mengurangi keluhan PMS dibandingkan dengan vitamin dan mineral yang berasal dari suplemen. Wanita dan remaja putri yang rutin mengkonsumsi susu rendah lemak dan produk olahannya seperti yoghurt dan keju terbukti memiliki keluhan PMS lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena susu mengandung tinggi kalsium, vitamin D, serta vitamin dan mineral lainnya yang teruji dapat mengurangi keluhan PMS.

Jadi, buat cewe yang mau mengatasi gejala PMS ini, konsumsi lah susu dan makanan yang mengandung vitamin dan mineral. Ngga mau kan ngrasain nyeri atau ngambek-ngambek ke cowonya? Kasihan lho cowonya.hehehehehe. Penting juga untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi (Fe). Karena pada cewe yang menstruasi sangat rawan terkena anemi. Dan dampaknya ngga kecil lho. Anemi ngga cuma buat kamu jadi ngga konsentrasi and semangat. Tapi bisa menjadi resiko tinggi saat hamil. Hmmmm....buat cowo-cowo kasih tau cewenya. Biar cewenya ngga ngambek-ngambek lagi tuh pas mau mens. Heeeeeee

Biasakan konsumsi makanan bergizi dan seimbang!!!
Salam Sains ^_^
read more

Sunday, September 16, 2012

Info Beasiswa Mitsubishi Corporation Tahun Akademik 2012/2013 Institut Pertanian Bogor

Persyaratan :
1. Mahasiswa Program Sarjana (S1) minimal semester  II  dan  IPK Minimal  2.00;
2. Tidak sedang menerima beasiswa atau ikatan dinas dari pihak manapun.
3. Foto copy kartu mahasiswa;
4. Rekomendasi dari Pembimbing Akademik/Ketua Departemen/Wakil Dekan;
5. Foto copy Keterangan Penghasilan orangtua dan atau surat keterangan tidak mampu dari Lurah/Kepala Desa tempat orang tua mahasiswa tinggal;
6. 2 (dua) lembar pas foto ukuran 3 x 4 cm;
7. Foto copy Kartu Keluarga;
8. Foto copy Tanda Bukti Lunas SPP
9. Besarnya beasiswa Rp. 5.000.000,-/mahasiswa/tahun
10. Mengisi Kuesioner disini
11. Daftar Online di : bit.ly/daftarbeasiswa
Berkas harap disusun dan dihekter rapi. Pengumpulan berkas paling lambat tanggal 27 September 2012 di loket kemahasiswaan.
Terima Kasih
Direktorat Kemahasiswaan
Institut Pertanian Bogor
read more

Wednesday, September 12, 2012

Apa kata mahasiswa gizi tentang RD?

Dietisien adalah seorang profesional tenaga kesehatan yang fokus dalam bidang makanan dan gizi dalam mengupayakan peningkatan mutu kesehatan seseorang. Perannya sangat krusial dalam preparasi dan pelayanan makanan, modifikasi diet, partisipasi dalam penelitian, dan menyuluh individu atau kelompok tertentu dalam membentuk kebiasaan hidup sehat. Sekarang sudah mulai muncul seorang dietisien profesional yang menyediakan pelayanan spesialis, seperti pada penyakit diabetes, obesitas, penyakit ginjal, osteoporosis, dsb.

RD (Registered Dietitian) adalah profesi dalam bidang kesehatan yang dapat memberikan saran tentang gizi, makanan dan pilihan makanan yang sehat untuk agar terlihat lebih baik. Persyaratan untuk menempuh jenjang pendidikan RD merupakan mahasiswa lulusan S1 Ilmu Gizi. Akan tetapi di Indonesia regulasi dan kompetensi mengenai RD masih belum jelas adanya. Kesimpang siuran ranah dan kompetensi antara lulusan D3 Gizi, S1 Gizi, dan RD masih terjadi di Indonesia. Sehingga jenjang pendidikan RD dapat dikatakan mati suri.

Berdasarkan opini mahasiswa program studi gizi di Indonesia, gelar RD ternyata memang banyak diminati dan dibutuhkan. Minat mereka terbuktikan dalam antusiasme dukungan setelah adanya wacana bahwa gelar RD akan dibuka di empat perguruan tinggi di Indonesia, mengikuti UGM (Universitas Gadjah Mada),  sebagaimana hasil workshop AIPGI beberapa pekan lalu. Perguruan tinggi tersebut adalah UB (Universitas Brawijaya), UNDIP (Universitas Diponegoro), IPB (Institut Pertanian Bogor), dan UNHAS (Universitas Hasanuddin).

Keberadaan RD dianggap sangat penting sebagai bukti profesionalisme ahli gizi/ dietisien dan calon keduanya. Gelar sarjana saja tidak cukup menjamin eksistensi ahli gizi/dietisien bagi mahasiswa S1 gizi yang telah lulus. Hal ini dikarenakan mereka membutuhkan tidak sedikit prestasi untuk dapat diakui saat bekerja di instansi tertentu. Tidaklah cukup mendapatkan teori di kelas, praktek lapangan, dan atau magang singkat, tetapi perlu dijalankan suatu pembelajaran yang menguji kompetensi kita dalam level profesi sebagaimana dijalankan pada jurusan Pendidikan dokter atau Ilmu Keperawatan. Dengan adanya RD, diharapkan masyarakat dan seluruh tenaga kesehatan lainnya mengakui dan mengenal kompetensi seorang ahli gizi/dietisien profesional.

RD juga mampu memperjelas kompetensi ahli gizi / calon ahli gizi di dunia kesehatan. Awalnya memang hanya ada jurusan gizi tingkat Diploma III dan Diploma IV, namun saat ini sudah ada pengembangan ke tingkat S1 dan mulai bermunculan tenaga kesehatan spesialis gizi klinik/medis. Batas ruang lingkup kerja ketiganya masih belum jelas, dimana satu lulusan bisa mengerjakan kompetensi dari banyak ranah. Padahal di luar negeri, seorang ahli gizi sudah memiliki kewenangan atas ruang lingkupnya sendiri, yaitu gizi klinik/dietetik. Maka, sangat diperlukan bagi seorang dietisien atau ahli gizi untuk diakui kejelasan profesinya dan RD inilah salah satu cara untuk membuat batas-batas tersebut menjadi jelas.

Hampir di banyak negara, hanya beberapa orang yang mempunyai syarat profesi dan surat pendidikan tertentu yang dianggap sebagai dietisien. Sedangkan nutrisionis adalah panggilan pada ahli gizi secara umum, dan perannya memang sangat berbeda dengan seorang dietisien, sehingga tidak dapat disamaratakan. Jadi gelar RD cukup berpengaruh dalam membedakan dietisien dengan nutrisionis, dimana RD memang spesifik di ranah gizi klinik.

RD juga memiliki peranan signifikan untuk menaikkan citra bangsa Indonesia dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan RD sudah banyak dan memang sudah eksis di negara-negara maju. Masyarakat yang mengenal RD bisa lebih percaya dan kesadaran akan kesehatan akan meningkat. Masyarakat dapat berkonsultasi ke RD (yang dapat membuka praktek mandiri). Dengan demikian, masyarakat mampu mengubah pola pikir serta gaya hidup mereka ke arah yang lebih sehat. Perlahan-lahan, derajat kesehatan masyarakat akan meningkat. Dengan RD, masyarakat akan sehat secara mandiri. Anggaran kesehatan pemerintah pun dapat dipakai untuk lebih fokus ke penanganan gizi buruk.

Oleh karena itu, perlu adanya perwujudan profesi RD di universitas yang memiliki program studi gizi, khususnya gizi klinis. Selain itu, perlu adanya sosialisasi pengenalan tentang RD ke masyarakat agar mereka tahu peran spesifik RD dalam mempromosikan kesehatan. dengan demikian, masyarakat dapat lebih mengenal seorang RD dan paradigma masyarakat terhadap kesehatan mandiri dapat tercapai.

Sumber:
1.     1. Hasil diskusi ILMAGI dengan AIPGI, Februari 2011
2.     2. Dengar pendapat mahasiswa gizi, 2011
3.     3. Pengurus harian nasional (PHN) ILMAGI 2010-2011

From:  http://busaskisgz.blogspot.com/2011/10/apa-kata-mahasiswa-gizi-tentang-rd.html
read more

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More