Tuesday, September 27, 2011

“Jurassic Park” Bukan Lagi Fiksi Sains

Tentu Anda ingat salah satu film paling sukses sepanjang sejarah, “Jurassic Park”. “Jurassic Park” merupakan film fiksi sains yang diproduksi pada tahun 1993 diadaptasi dari novel karangan Michael Crichton dengan judul yang sama yang mengisahkan tentang kloning makhluk penguasa zaman Jurassic, dinosaurus. Dinosaurus (berasal dari bahasa Yunani yang berarti “kadal mengerikan”) merupakan kelompok vertebrata yang berbeda-beda yang hidup pada zaman Triassic (230 juta tahun yang lalu) hingga akhir zaman Cretaceous (sekitar 65 juta tahun yang lalu). Dinosaurus umumnya memiliki ukuran yang sangat besar.
Alkisah, pada film tersebut, peneliti menemukan fosil seekor nyamuk purba yang terperangkap dalam getah tumbuhan hingga menjadi amber (semacam batu getah). Di dalam perut nyamuk tersebut terdapat darah dinosaurus yang ia hisap. Darah ini tentu mengandung informasi genetik dari dinosaurus tersebut yaitu DNA (deoxyribonucleic acid; asam deoksiribonukleat). Para peneliti kemudian menggunakan DNA dari darah ini untuk mengklon dinosaurus melalui telur buaya. Namun karena beberapa bagian DNA dinosaurus tersebut telah rusak, peneliti “menambalnya” dengan menggunakan sekuens DNA dari sejenis katak Afrika karena paling sesuai dengan DNA dinosaurus. Hasilnya, berbagai macam jenis dinosaurus yang telah punah 65 juta tahun lampau terlahir kembali lewat proses kloning. Kemudian dinosaurus seperti Tyrannosaurus, Triceratops, Stegosaurus, Bracchiosaurus, Velociraptor, Stegodon, Pterodactyl, dan lainnya memenuhi hutan di daerah Kosta Rika membentuk kebun dinosaurus yang disebut “Jurassic Park”.
Penggalan film “Jurassic Park” tersebut tidaklah sepenuhnya khayalan. Pasalnya, teknologi kloning saat ini berkembang sangat pesat. Sekuens genom, produksi binatang transgenik/hibrid, hingga kloning domba merupakan salah satu contoh keberhasilan ilmu genetika dewasa ini. Kloning hewan yang telah punah merupakan hal yang tidak mustahil untuk dilakukan, bahkan sangat mungkin.
Meski sangat mungkin dilakukan, sayangnya informasi yang dibutuhkan untuk mengklon dinosaurus, yaitu DNA mereka rusak dan hancur seiring berjalannya waktu. Dinosaurus terakhir ditemukan sekitar 65 juta tahun yang lalu, sedangkan DNA hanya sanggup bertahan paling lama 500.000 tahun. Menurut Jack Horner, ahli paleontologi dinosaurus dari Montana State University mengaku belum pernah menemukan DNA dinosaurus. Ia dan koleganya pernah menemukan suatu jaringan tipis milik Tyrannosaurus pada tahun 2005, namun ia mengklaim tidak ada DNA pada jaringan tersebut, hanya biomolekul lain selain DNA.
Namun, para ahli genetika telah menemukan cara alternatif untuk membangun “Jurassic Park”. Mereka telah membangun sekuens genom dari salah satu DNA spesies dinosaurus, yaitu dinochicken. Dinamakan seperti itu karena dinosaurus ini memiliki bentuk morfologi mirip dengan ayam modern, namun memiliki cakar, gigi, tungkai depan, dan ekor layaknya velociraptor mini. Menurut mereka hanya butuh waktu beberapa tahun dan dana untuk membuat proyek ini menjadi kenyataan.
Siapkah Anda berhadapan dengan dinosaurus?

from netsains.com
read more

Asyiknya Berteman dengan Probiotik

Tahukah anda bahwa dalam tubuh anda bersemayam tak kurang dari 100 trilyun bakteri? Percayakah anda bahwa terdapat sekitar 1 kg bakteri di usus besar anda? Pernahkah anda berfikir bahwa anda memiliki lebih banyak bakteri dalam tubuh anda dari pada jumlah manusia di planet ini? Kumpulan bakteri ini mulai hadir ketika anda lahir, bahkan sebenarnya sejak berbulan sebelumnya. Bukankah ini menakjubkan?
Pada saat separuh usia kehamilan, pergeseran hormonal tubuh akan mengarahkan sel yang melapisi vagina untuk mulai menyimpan cadangan glikogen gula, zat yang disukai oleh organisme Lactobacilli. Bakteri ini akan mengubah gula menjadi asam laktat, sehingga derajat keasaman vagina turun ke tingkat yang dapat mengurangi pertumbuhan organisme penganggu yang berbahaya.
Saat pertama kali bayi meneguk air susu ibu, Lactobacilli bergabung dengan jutaan Bifidobacteria, yang berasal dari puting ibu pada masa delapan bulan kehamilan. Bifidobacteria akan mensekresi asam dan antibiotik yang dapat melawan organisme berbahaya seperti Staphylococcus aureus.
Rombongan bakteri selanjutnya datang ketika gigi pertama tumbuh, yakni Streptococcus sanguis, diikuti oleh Streptococcus mutans. Pada masa kanak-kanak, keberagaman hayati dalam mulut melampaui ratusan spesies, dengan jumlah total lebih dari 10 milyar. Bakteri juga tinggal di rongga hidung, yang terhubung ke mulut melalui saluran pernafasan atas. Demikian seperti diulas di Medscape Pharmacist.
Superorganisme
Anda adalah sebuah superorganisme, yang disadari atau tidak sangat bergantung pada penghuni mikrobial (mikrobiom) untuk berbagai fungsi fisiologis esensial. Manusia tidak secara inheren dilengkapi dengan sistem imun atau sistem pencernaan yang lengkap. Mikrobiom di saluran pencernaan kita berperan menyediakan perangkat genetik dan metabolik yang antara lain membantu memberikan kemampuan untuk mencerap nutrisi dan untuk memodifikasi reaktivitas sistem imun.
Organisme probiotik apabila diberikan dalam jumlah tertentu dapat memberi manfaat. Bakteri usus halus misalnya dapat meningkatkan kesehatan dengan memecah toksin, sintesis vitamin, meringankan penyakit radang lambung, kanker kolorektal, dan peradangan usus.
Mikrobiom manusia telah diteliti untuk pengujian aktivitas antimikroba patogen. Senyawa lacticin 3147 dari Lactococcus lactis, yang digunakan untuk membuat keju, ternyata memiliki aktivitas antimikroba pada strain Clostridium difficile yang diisolasi dari usus manusia.
Cochrane Database of Systematic Reviews edisi November 2010 melaporkan bahwa bakteri probiotik seperti Lactobacillus GG dapat memperpendek jangka waktu diare dan mencegah diare pada anak-anak. Organisme ini diduga menempati tempat ikatan pada mukosa usus sehingga mencegah bakteri patogen mendekat. Lactobacilli juga menghasilkan bacteriocins yang bekerja sebagai antibiotik lokal. Diare terkait antibiotik dapat terjadi apabila antibiotik tersebut menganggu flora normal dalam usus orang yang sehat. Gangguan serupa itu dapat menyebabkan disfungsi ekosistem usus dan memungkinkan bakteri patogen membentuk koloni dan memperoleh akses masuk ke mukosa.
Sistem pencernaan manusia mengandung tiga kelompok kehidupan, bakteri, archaea dan eukariotik. Archaea adalah sekelompok mikroorganisme prokariotik bersel satu yang telah berevolusi. Awalnya ditemukan di lingkungan ekstrim namun telah ditemukan pada semua habitat termasuk sistem pencernaan hewan seperti ruminansia, rayap dan manusia.
Eukariot adalah organisme yang selnya mengandung membran pelindung di sekitar inti sel. Mayoritas terdiri dari dua divisi, Bacteroidetes (48%) dan Firmicutes (51%). Bacteroidetes mencakup sejumlah genera Bacteroides, yang belum ditemukan selain di saluran pencernaan hewan. Firmicutes mencakup genera Clostridium, Lactobacillus, Eubacterium, Ruminococcus, dan lainnya.
Bacteroides thetaiotaomicron adalah spesies yang penting dalam saluran usus halus distal dari manusia dewasa, yang mampu memecah polisakarida yang mengandung xylan, pektin dan arabinosa, yang merupakan penyusun serat diet.
Para ahli mikrobiologi seperti Louis Pasteur (1822–1895) dan Ilya Mechnikov (1845–1916) hingga ilmuwan masa kini telah menekankan pentingnya memahami kontribusi mikrobiota pada kesehatan manusia. Mechnikov, pemenang Nobel Kedokteran pada 1908, adalah satu dari peneliti pertama yang mempelajari flora usus halus manusia.
Bakteri usus halus melepaskan sinyal kimia yang dikenali reseptor spesifik yang disebut toll-like receptors (TLRs)—dari sistem imun bawaan. Interaksi ini membantu menjaga integritas arsitektural dari permukaan usus halus dan meningkatkan kemampuan dari permukaan epitel untuk menahan cedera.
Kekurangan pada tiap dari molekul sinyal dapat memicu peradangan usus halus, yang dapat menjadi penyebab penyakit usus halus. Penelitian sedang berlangsung untuk memahami berbagai tipe dari aktivasi TLR ini untuk memastikan bagaimana informasi ini digunakan untuk merawat sindrom usus yang teriritasi, penyakit Chron dan tipe lain radang usus halus.
Ternyata tidak semua mikroba merugikan manusia. Pada sebagian diantaranya kita boleh jadi perlu berterimakasih atas jasa-jasanya. Saat ini, para ilmuwan berusaha memahami bagaimana tubuh memelihara keadaan kesetimbangan dengan mikroflora penghuni usus halus.

From netsains.com
read more

Kitab Gaul Seorang Dosen

Seorang kolega senior tiba-tiba mendatangi saya bertanya seraya menunjukkan HPnya. “Mas Andi, be-te-we itu artinya apa ya?” tanya beliau dengan polosnya. Saya jadi tergagap, antara takut salah dengar dan ingin spontan tertawa. “Ya Pak…” saya menjawab nanggung dan ragu. “Ini lo ada mahasiswa yang sms saya, pakai istilah be-te-we. Saya nggak ngerti. Anak-anak sekarang bahasanya aneh-aneh saja” beliau meneruskan sambil sedikit curhat. Saya baru paham tetapi berhasil menguasai diri untuk tidak tertawa. “Oh, be-te-we itu singkatan dari by the way, Pak” jawab saya kalem, seakan itu pertanyaan biasa yang memerlukan jawaban biasa saja. Beliau menjawab “Oh, saya kira artinya batas wilayah, bidang yang Mas Andi tekuni” Dalam hati saya terpingkal, what the, dan ingin berguling-guling di lantai.


Minggu berikutnya saya menceritakan perihal ini pada mahasiswa saat mengajar. Kelas berantakan karena tawa yang riuh rendah. Sejenak saya diamkan, lalu saya bilang “jangan tertawa dulu. Bagi kalian itu bahasa umum tetapi kan belum tentu umum bagi semua orang. Menurut kalian itu bahasa gaul tetapi belum tentu demikain menurut mereka yang usianya 30 tahun lebih tua dari kalian to” saya menjelaskan sambil masih menahan tawa. Berikutnya saya sampaikan beberapa istilah lewat tayangan power point: cing, asoy, nihh ye, memble, kece, boo, nek.
Wajah-wajah di depan saya bengong tidak mengerti. Begitu saya sampaikan bahwa itu adalah istilah gaul, para mahasiswa itu kembali tertawa. Gaul dari Hong Kong! mungkin ada yang berpikir demikian. Terjadilah obrolan ringan sebelum saya mulai meteri kuliah, bahwa gaul itu sangat tergantung dari konteks waktu.
Di lain kesempatan, seorang kawan saya mengeluh sambil berkelakar, adiknya sangat suka mengirim sms dengan bahasa gaul dan juga dengan karakter yang aneh bin ajaib. Satu waktu dia menerima sms kurang lebih “mz, aq plq skr” yang ternyata artinya “mas aku pulang sekarang” dan itu artinya minta dijemput. Begitu dinasihati untuk mengirim sms dengan cara biasa “mas tolong jemput skr”, si adik malah tertawa dan mengatakan “Ah resmi amat sih”. Kakak beradik ini tidak terpaut jauh dalam usia tetapi gaya komunikasi bisa sedemikian berbedanya.
Masih terkait bahasa, saya cukup sering dikontak oleh anak-anak muda, baik melalui FB, YM, Twitter atau jejaring sosial lainnya. Mengapa saya tau mereka itu anak muda? Karena kalimat pembukanya berbunyi “leh nalan gak?” Saya bingung menjawab pertanyaan seperti ini. Apakah jawabannya sebaiknya “leh” atau “boleh” atau “yo’i” atau “ok” atau “tentu saja” atau apa? Yang jelas pasti bukan “tentu saja boleh, sayapun senang berkenalan dengan Anda” karena kalimat ini akan merusak nuansa gaul yang susah payah dibangun oleh orang yang mengontak saya itu. Setelah saya sebut nama saya “Andi”, biasanya ada kalimat susulan seperti “andi nak mn?” yang kira-kira setara dengan “Anda berasal dari daerah mana?” Bagaimana saya harus menjawab pertanyaan ini? Apakah saya harus bilang “aq nak bali ker di jogja, lg kul di oz”? Kadang saya bertanya-tanya, mengapa orang ini tidak menggunakan bahasa standar saja dalam berkomunikasi sebelum tahu siapa orang yang diajaknya nobrol? Sering terjadi, bergitu mereka tahu saya sudah jauh lebih tua dari mereka dan berprofesi sebagai guru, mereka kelimpungan. Rupanya tidak sedikit anak muda yang mengganggap bahwa pemakai jejaring sosial itu semuanya sebaya dengan mereka.
Masih soal bahasa, saya sering menerima email dengan satu atau dua baris kalimat saja, tanpa pengantar, tanpa perkenalan dan langsung minta tolong. Jika emal demikian berasal dari orang yang saya kenal, tentu tidak masalah tapi jika dari orang asing, saya jadi bertanya-tanya. Bayangkan suatu hari Anda menerima email dari orang asing seperti ini:
Deadline ADS kapan ya? Infonya dong.
Email itu hanya satu baris, tanpa sapaan, tanpa perkenalan dan tanpa penutup. Sebenarnya bisa saja saya jawab tanpa banyak berpikir tetapi sering kali pikiran saya terganggu dengan perilaku komunikasi seperti ini. Ada dorongan dari dalam untuk memberi nasihat secukupnya sebelum menjawab pertanyaan semacam ini. Mungkin juga saya berlebihan dan kurang gaul. Bagaimana menurut Anda? Yang pasti, dengan kebiasaan saya ini, bisa jadi ada orang yang sudah sangat benci dengan saya.
Saya yakin, umur dan lingkungan pertemanan tentu saja berpengaruh. Meskipun masing-masing orang akan berpendapat berbeda, saya berpendapat bahwa akan lebih aman jika kita menggunakan cara standar dalam berkomunikasi. Jika menyapa orang yang belum dikenal, tentu lebih aman menggunakan bahasa agak resmi, mengawali komunikasi dengan sapaan dan menutup dengan santun pula. Segaul apapun orang dan secuek apapun dia, diperlakukan secara agak resmi di awal komunikasi harusnya tidak apa-apa. Jika setelah itu dia menginginkan komunikasi yang lebih santai dan gaul, tentu tidak susah untuk disesuaikan.
Saya juga yakin bahwa tentu akan sangat bagus kalau setiap orang berusaha untuk memahami perbedaan antargenerasi dalam berkomunikasi. Para orang tua tidak harus berbahasa formal terus-terusan, apalagi jika berhadapan dengan anak muda. Sebaliknya, anak muda tentu harus memahami situasi generasi yang lebih senior. Sadarilah bahwa ada perbedaan nilai antargenerasi itu. Saya sendiri percaya bahwa orang tua boleh gaul dan anak muda juga boleh santun dan agak resmi. Maka dari itu, saya selalu berkonsultasi pada kitab gaul kalau sedang berkomunikasi dengan anak muda.

From netsains.com
read more

Wednesday, September 21, 2011

Download Windows 8

Good news for Windows fans who have been patiently awaiting the launch of Windows 8 Developer Preview. You can download it from the developers of Microsoft Windows eighth straight start on 14 September 2011 (14/09/2011 03:00 pm). we can download the windows 8 ISO original developer preview.

Windows Developer Preview 8 is available in a version of x86 (32bit) and x64 (64bit). in this release is also available examples of the application (with notes illustrative only of the potential applications, there is no application will be released together in the windows 8 later). ISO file all contained in http://dev.windows.com

Please note that the upgrade version of Windows 7 can not be done, just a clean installation is supported within this version.

We do not need to activate windows version 8 developer of this preview, simply download, intall and use this next generation of Windows 8.

Windows Developer Preview 8 is now available for download on the link at the end of this article, Developer preview is available in three versions:


  • Windows Developer Preview with developer tools (x64)
  • Windows Developer Preview Classic (x64)
  • Windows Developer Preview Classic (x86)
 if you want to download click below:
Windows Developer Preview dengan developer tools (x64)
DOWNLOAD (4.8 GB)
Windows Developer Preview English, 64-bit (x64)
DOWNLOAD (3.6 GB)
Windows Developer Preview English, 32-bit (x86)
DOWNLOAD (2.8 GB)
read more

Nanopartikel Karbon Aktif Dapat Menyebabkan Inflamasi Paru-Paru

Karbon aktif banyak dimanfaatkan oleh manusia terutama sebagai adsorben dikarenakan luas permukaannya yang besar. Karbon aktif ini merupakan karbon yang berkarakteristik memiliki banyak pori sehingga luas permukaannya besar dan menjadi aktif. Meski memiliki banyak manfaat, ternyata karbon aktif juga memiliki dampak buruk terhadap kesehatan manusia. Peneliti dari University of Iowa Roy J. and Lucille A. Carver College of Medicine menemukan bahwa inhalasi nanopartikel karbon aktif dapat meningkatkan sumber inflamasi paru-paru hingga dua kali lipat.
Martha Monick, Ph.D., seorang professor penyakit dalam University of Iowa yang memimpin riset ini menemukan bahwa nanopartikel aktif ini dapat menyerang jaringan dan mematikan sel paru-paru sehingga inflamasi terjadi. Tim peneliti ini juga menemukan bahwa inhalasi nanopartikel karbon aktif dari sumber seperti gas buang mesin diesel dan tinta printer menyebabkan respons awal paru-paru terhadap inflamasi. Namun hal ini bukan berarti apabila kita melewati kabut asap buangan diesel langsung menyebabkan paru-paru kita sakit.
Pada awalnya para peneliti berhipotesis bahwa kematian sel berlangsung secara apoptosis, yaitu suatu proses kematian sel yang diakibatkan oleh senyawa kimia tertentu sehingga terjadi pemisahan organel-organel sel namun tetap di terlindungi membran dan tidak merusak jaringan di sekitarnya. Namun, hasil eksperimen menunjukkan bahwa proses yang lain, yang disebut piroptosis terjadi. Piroptosis merupakan proses kematian sel karena hancurnya membran sehingga organel-organelnya keluar. Penemuan lain yang cukup mengejutkan dari eksperimen ini adalah bahwa nanopartikel karbon aktif juga dapat menghancurkan makrofag. Makrofag adalah salah satu bentuk sel darah putih yang berperan dalam sistem imunitas manusia yang dapat “memakan” mikroorganisme patogen. Pada paru-paru, makrofag bertindak sebagai pencegah infeksi. Hal ini juga yang menyebabkan inflamasi paru-paru semakin meningkat akibat nanopartikel ini.
Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di Journal of Biological Chemistry. Melalui hasil penelitian ini inflamasi paru-paru karena faktor lingkungan dapat dijelaskan akibat adanya nanopartikel karbon aktif.

Sumber: netsains.com
read more

Duckweed, Water Treatment Alami

 Apa itu Ducweed? Duckweed ( Lemna sp.) atau disebut ”sawuran” merupakan salah satu tumbuhan air yang menduduki tempat penting dalam jaring-jaring kehidupan. Tumbuhan ini banyak sekali ditemui di perairan dangkal, sawah, rawa-rawa dan danau.
Penyebarannya sangat luas hingga ke seluruh dunia terutama di daerah tropis dan daerah bertemperatur hangat. Sifat fisiknya berukuran kecil, tumbuh menggerombol, tidak mempunyai daun sejati dan batang tetapi hanya mempunyai akar (ada beberapa spesies yang tidak berakar) dan lapisan yang menyerupai daun yang berisi jaringan-jaringan pengangkut nutrien. Keluarga duckweed terbagi dalam 4 genus dan 37 spesies. Keempat genus tersebut adalah (Armstrong, 1996 dalam Raharjo, T., 1998) :
Genus Lemna            : Berakar tunggal, tubuh berbentuk oval.
Genus Spirodella       : Berakar jamak (2-12), tubuh berbentuk oval.
Genus Wollfiella         : Tidak berakar, tubuh rata atau datar.
Genus Wollfia            : Tidak berakar, tubuh berbentuk oval.

  • Taksonomi
Lemna sp. mempunyai klasifikasi sebagai berikut  (Kartez, 1996 dalam Raharjo, T., 1998):
Division         : Anthophyta.
Class             : Liliopsida.
subClass        : Arecidae.
Order            : Arales.
Family           : Lemna aceae.
Genus            : Lemna.

  • Fisiologis Lemna
Genus Lemna yang ditemukan oleh Prof. Wayne Amstrong berasal dari kata Limno yang berarti derah berawa. Tumbuhan ini mempunyai bentuk yang rata dan umumnya oval. Warna daun hijau atau hijau pucat, biasanya mengandung antosianin merah. Daun mengapung bergabung membentuk kelompok 2-8 buah (atau lebih) dihubungkan dengan stipe (jaringan penghubung antar daun) pendek. Berakar tunggal dengan pangkal akar menyatu dengan badan daun. Daun yang lebih tebal biasanya mempunyai akar yang lebih panjang (Raharjo T., 1998).

Ekologi Duckweed
Air sebagai media duckweed, harus memiliki persyaratan sbb :
  1. Mempunyai suhu yang optimum untuk mendorong proses hidup.
Suhu air mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses metabolisme tumbuhan duckweed, karena suhu akan berpengaruh pada kelarutan oksigen dalam air. Makin tinggi suhu air, makin rendah jumlah oksigen yang terlarut.
  1. Mengandung unsur hara yang cukup.
Unsur hara yang ada dalam air dapat berasal dari limbah domestik yang masuk, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang sudah mati, masukan air sawah yang mengandung pupuk. Bahan-bahan yang masuk ke dalam sistem akuatik tersebut sebelum menjadi unsur hara yang siap diserap oleh duckweed terlebih dahulu mengalami proses penguraian oleh proses mikrobiologis.
  1. Mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Intensitas cahaya matahari akan mempengaruhi proses fotosintesis duckweed. Sebagai tumbuhan hijau duckweed mempunyai klorofil sebagai absorben penangkap energi sinar matahari.
Duckweed dapat membentuk suatu ekosistem baru yang dinamakan ”ekosistem tanah basah” (Wetland Ecosystem). Salah satu mekanisme interaksi yang terjadi di dalam ekosistem tersebut adalah absorpsi. Ekosistem ini menyediakan tumbuhan dan mikroorganisme untuk proses absorpsi dan mengubah menjadi suspended partikel. Proses ini berguna untuk menurunkan kandungan logam berat, fosfor dan bahan organik lainnya (Raharjo, T., 1998).

Pemanfaatan Duckweed Untuk  Pengolah Limbah
Duckweed dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Environmental Resources Enginering Department. at. Humbolt State University yang diujicobakan di City of Acarta, California dapat diketahui bahwa pengolahan limbah dengan memanfaatkan duckweed dengan efektif, biaya murah, hemat energi, dan fleksibel terhadap kebijaksanaan lingkungan (Raharjo, T., 1998).

From netsains.com
read more

Kekasadan Logika dalam Pelajaran Kimia

Bab pertama pelajaran kimia kelas XI materinya mengulang & pendalaman materi saat di kelas X. Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia. Intinya adalah konfigurasi elektron, bagaimana konfigurasi elektron dapat menjelaskan beberapa fenomena dari suatu atom atau unsur.
Harapannya dengan memahami konfigurasi elektron beserta aturan “main”nya siswa sma bisa memahami logika rekayasa penalaran dalam kimia. Karena dalam kimia kadang menggunakan konsep gothak-gathek-gathuk dan “keimanan” abstraksi kimia. Siapa yang tidak “meng-iman-i” dijamin akan mengalami kesulitan.
Kimia secara mikro memang tidak kasad mata. Tapi menurut Pak Utoro M. Yahya, guru besar kimia fisika UGM, kimia kalau tidak kasad mata pasti kasad logika, dan menurut saya itu tergantung “keimanan” orang yang mempelajarinya.
Masalahnya kimia di tingkat sma, siswa sering menerima begitu saja sehingga kemampuan menghubungkan antarkonsep kimia menjadi lemah. Kelemahan itulah yang menyebabkan kimia sebagai mata pelajaran dianggap sulit. Seperti juga saat saya jadi siswa, bahkan saat jadi mahasiswa  itu karena kadar “keimanan” tentang kimia rendah. Atau kalau tidak boleh dibilang begitu, saat belajar kita tidak terlalu perduli karena tidak mengerti arah pembelajaran.
Visualisasi baik berupa gambar atau animasi kebanyakan hanya perkiraan atau akal manusia yang bersifat flat-datar, karena sesungguhnya banyak faktor yang tak terkalkulasi secara benar. Visualisasi yang dimaksud hanya untuk satu tujuan yaitu memberikan “sedikit” pemahaman akan konsep yang sedang dijelaskan. Faktor lain tidak dipertimbangkan. Akibat dari semua itu muncul beberapa pengecualian. Pertanda kedangkalan pikiran manusia atas kekuasaan Tuhan. Tapi tidak boleh menyerah kan?!
Seperti halnya tentang bahasan struktur atom, inti, elektron. Siapa yang sudah melihat? Semua hanya penerjemahan atas tanda-tanda oleh akal dan logika manusia dengan berbagai keterbatasannya.
Mikroskopis dan makroskopis memang dua hal yang sama-sama sulit untuk diamati secara langsung, tapi benar bahwa keduanya kasad logika. Bumi bulat, anak saya saja tidak percaya, buktinya banyak benjol dan cekungan dipermukaan bumi. Atom, elektron yang tak kasad pun wajib dipercaya akan keberadaannya meskipun kita tidak melihat. Tapi dgn visualisasi kita punya sekedar gambaran meskipun akan banyak sanggahan pada saatnya nanti.
Suatu ketika setelah melewati masa sma kemudian kita belajar kimia lebih lanjut akan semakin banyak ditemui ketidaksesuaian tentang fakta-fakta kimia. Namun pada akhirnya semua akan memaklumi. Jika konsep rumit yang memerlukan dasar pemahaman yang rumit pula disampaikan maka dikhawatirkan daya pikir siswa setingkat sma tidak sampai. Seperti atom model Bohr dan model atom lainnya. Semuanya memiliki kelemahan, tapi itu tetap diajarkan dan dijadikan referensi awal dalam memahami struktur atom. Belum lagi bentuk molekul yang diprediksi dengan model Lewis, akan muncul pertanyaan apa iya seperti itu keadaannya. Secara kimia komputasi tentu tidak begitu dan hal itu perlu pemahaman prasyarat untuk sampai pada landasan yang “benar”.
Sanggahan-sanggahan pada akhirnya nanti pasti akan menjadikan kemakluman bagi si pembelajar kimia. Namun kebanyakan guru keukeh pada kepercayaan yang sesungguh tidak multak benar. Oleh karena itu perlu dilakukan pelurusan pada konsep-konsep yang rawan menimbulkan persepsi keliru tentang konsep atau teori kimia. Guru kimia memang harus belajar lebih dari sekedar penguasaan materi pelajaran kimia di sma. Saya juga tentunya.
Dengan berbagai keterbatasan sarana, visualisasi baik bentuk gambar 2 dimensi atau 3 dimensi, animasi, atau berbagai video dapat menjadi alternatif untuk “memuaskan logika”, membuat benda yang bersifat mikorskopis menjadi kasad logika. Biarlah visualisasi sementara itu tidak benar, semoga akan menjadi kemakluman setelah para pembelajaran mendapatkan konsep lebih utuh dan komprehensif.

from netsains.com
read more

Cerita menulis tesis (Bagian 3)

Proses menyelesaikan proposal dan mengumpulkan data lapangan total menghabiskan waktu 10 bulan, artinya tersisa 26 bulan untuk menyelesaikan tesis. Ini adalah estimasi yang optimis. Bila direncanakan tesis terdiri dari delapan bab, maka sekitar tiga bulan dihabiskan untuk satu bab, dan sisa dua bulan untuk revisi secara keseluruhan. Tapi skenario yang terjadi tidak seperti itu, proses pengolahan data ternyata memakan waktu yang cukup lama juga (sampai 5 bulanan); menulis tesis dalam bahasa Inggris juga bukan kerjaan enteng dan tentu saja mencari pola yang cocok untuk menampilkan data, argumen dan bentuk yang bisa meyakinkan penguji bahwa ini tesis S3 yang layak lulus adalah proses yang melelahkan secara mental dan fisik. Bagian terakhir ini menceritakan lika-liku penulisan selama sisa waktu studi yang dua tahun lebih sedikit itu.
Untuk menganalisis data mentah tentu memerlukan alat yang tepat. Untuk data kuesioner, relatif lebih mudah karena cukup dengan mentabulasi hasil; namun untuk data wawancara perlakuannya sedikit berbeda. Yang pertama tentu melakukan transkripsi secara  lengkap untuk semua wawancara dengan responden. Terdapat software khusus yang bisa membantu untuk analisis data kualitatif, yaitu NVivo-2 yang merupakan versi lanjutan dari NUD*IST (Non-numerical Unstructured Data Indexing, Searching and Theorizing) yang merupakan produk dari QSR international. Perangkat lunak ini memang ada di perpustakaan untuk dipinjam, buku manual-nya pun tersedia; namun untuk mahir menggunakannya tentu memerlukan latihan. Bareng dengan dua orang penerima beasiswa NZAID lainnya meminta supaya diberikan kursus NVivo ke liaison officer dan diberikan pelatihan selama dua hari di SLSS. Cara kerja software NVivo ini sebenarnya sederhana,  upload  semua data teks dalam bentuk softcopy (wawancara, observasi, dokumen), kemudian dilihat segmen-segmen dari setiap file, diberi tanda pada bagian yang menarik; cara memberikan tanda pada awalnya ‘penuh pertimbangan’ bahwa ini haruslah kode yang menarik, namun lama kelamaan semakin enak dilakukan karena yang ‘ditandai’ akan teridentifikasi apakah jenis kodenya sudah ada atau belum. Saat semua softcopy file sudah selesai ditandai, maka kode yang ada bisa dilihat apakah ini bagian induk atau turunan; dilakukan berulang-ulang. Kerja terakhir yang perlu dilakukan adalah memeriksa satu kode tertentu, misalnya ‘perubahan peran komite sekolah’ maka berbagai pendapat/pandangan/komentar dari berbagai responden langsung berjejer yang memudahkan untuk menganalisis dan menuliskan hal tersebut di bagian tesis nantinya.
Saya merencanakan tesis dalam delapan bab yang terdiri dari empat bagian, yaitu bagian satu yang terdiri dari pendahuluan (bab satu) dan kajian pustaka (dua bab); bagian dua berisi metodologi riset; bagian tiga analisis hasil dan pembahasan (tiga bab); dan terakhir kesimpulan. Masing-masing bagian mempunyai pola pengerjaan tersendiri, kesulitan dan kerumitan yang unik serta pencarian model harus seperti apa yang enak dan menarik untuk disajikan. Bekal mempelajari tiga buah tesis seperti sudah diceritakan sebelumnya, banyak sekali membantu untuk menyusun harus seperti apa isi, uraian dan argumentasi yang perlu ditampilkan. Seorang teman sebelumnya menjelaskan, dalam uraian tesis S3, tidak boleh terdapat satu jeda yang membuat si pembaca menjadi tertegun dan mempertanyakan isinya; semuanya harus tersusun secara logis, enak dibaca, didukung dengan argumen dan fakta yang relevan. Bila tidak jangan harap bisa lulus.
Bagian kajian pustaka saya bagi dua, satu bab khusus tentang pendidikan Indonesia dan satu lagi tentang literature reviews yang berhubungan dengan topik riset. Perlunya bab tentang tinjauan pendidikan negara kita atas alasan yang sederhana, penguji tesis nantinya kemungkinan bukan orang Indonesia dan dia akan sangat dibantu untuk paham tentang kondisi yang ada dan merefleksikan dengan bagian diskusi dan analisis. Apa yang perlu diceritakan? ini yang menimbulkan kebingungan juga, apakah perlu masa merdeka saja atau dari jaman penjajahan; dengan merujuk ke tesis tentang pengajaran bahasa Inggris di Indonesia akhirnya diputuskan untuk mereview sejak sekolah formal diperkenalkan oleh Belanda. Memberikan kajian historis punya keuntungan untuk menampilkan jalannya pendidikan yang terjadi dan mencatat peristiwa penting yang mengubah keadaan di masa depan. Tentu untuk menjadikannya relevan dan menarik harus ditampilkan dengan fakta-fakta dan rujukan yang valid. Berhubung saya hanya guru kimia dan bukan guru sejarah, maka proses memperoleh fakta-fakta sejarah yang relevan untuk penulisan tesis adalah petualangan berikutnya yang mengesankan. Membaca buku-buku ‘klasik’ seperti karya Ricklefs (A History of Modern Indonesia), Kahin,  Adrian Vickers atau Herb Feith memberikan kenikmatan tersendiri; juga buku-buku yang berasal dari tesis seperti tulisan Lee Kam Hing (1995). Namun apa yang dinikmati tentu tidak bisa dituliskan sebanyak yang mau, menulis tesis adalah urusan lain dan kadang harus tega untuk menuliskan paling banyak menyumbangkan satu atau dua paragraf dari kerja membaca dan menelaah satu buku selama dua minggu lebih; malah kadang untuk sumber lain kontribusinya dalam tesis hanya satu kalimat saja. Untuk pendidikan masa Indonesia merdeka terdapat buku Poerbakawatja (suatu kejutan buku ini bisa ditemukan di perpustakaan universitas di Selandian Baru) yang memberikan fakta-fakta unik yang tidak akan didapatkan di pustaka lain. Pembahasan pendidikan masa Orde Baru adalah yang paling ‘seru’, karena banyak rujukan tersedia, seperti karya klasik dari Beeby (1979, ‘Assessment of Indonesian Education’) sampai yang kritis dari Dean Nielsen (‘Reforms to Teacher Education in Indonesia: does more mean better?‘). Konstruksi bab pun dibuat sesuai dengan pakem yang biasa terjadi: masa penjajahan belanda, pendudukan jepang, dan masa kemerdekaan yang terbagi tiga: orde lama, oder baru dan masa reformasi. Untuk menunjukkan benang merah, di setiap masa yang dibahas adalah konteks tentang sistem pemerintahan yang diberlakukan, pendidikan menengah dan isu partisipasi warga masyarakat dalam pendidikan.
Bab kajian pustaka berikutnya adalah mengenai isu desentralisasi pendidikan, manajemen berbasis sekolah dan berbagai seluk beluknya. Tidak seperti bab tentang pendidikan Indonesia yang perlu melihat contoh yang cocok, untuk bab kajian pustaka ini berbagai rujukan bagus banyak tersedia dan tinggal ambil pendekatan yang sesuai saja.  Berhubung tesis S3 harus menampilkan sesuatu yang sebisa mungkin harus baru dan asli, maka membandingkan berbagai pembahasan, pembagian topik dan uraian yang ada dan membuat sintesis yang baru ternyata bukan urusan enteng. Direka-reka bentuk yang baru namun ‘jejak’-nya memang tidak bisa dihilangkan, akhirnya diputuskan menggunakan pembagian topik bahasan yang sudah dibuat pakar saja, dengan konteks dan isi yang disesuaikan dengan situasi pendidikan di Indonesia. Misal untuk melihat konstruksi desentralisasi digunakan pembagian yang diramu dengan membaginya dalam empat dimensi yaitu: degree of transfer, breadth of transfer, location of transfer, dan functions transferred; pembagian ini jelas membuat tulisan dan pembahasan lebih fokus tentu dengan ilustrasi hasil riset pakar lain dan contoh dalam pendidikan di Indonesia. Berhubung isu desentralisasi erat hubungannya dengan ilmu politik, maka ngubek-ngubek kepustakaan tentang power distribution ini juga harus dilakukan untuk melihat tren yang terjadi dan seperti apa hal itu diimplementasikan dalam pendidikan. Suatu nasehat yang ‘mengagetkan’ dari pembimbing utama adalah mengenai pola penulisan tesis di bab ini yang saya gunakan; dia mengkritik tulisan saya yang polanya selalu menampilkan nama pakar dahulu, diikuti dengan penjelasan berdasar apa yang saya pahami kemudian dengan di back up dengan pendapat pakar lainnya. Dia mengatakan bahwa pola seperti itu tidak menunjukkan keberanian berpendapat dan kecenderungan mengekor pada orang lain; itu perlu diubah katanya. Yang bagus menurutnya, tampilkan apa yang kamu pahami terlebih dahulu berdasar sintesis pendapat yang didapat, baru belakangan sebutkan pakar yang sesuai dengan pendapat itu; dengan begitu kamu menjelaskan kepada pembaca bahwa kamu adalah pakar dalam hal itu karena memang telah meramu berbagai ide dan pendapat orang. Suatu nasehat bijak yang saya ikuti sampai sekarang dan saya selalu sampaikan pada mahasiswa bimbingan. Walhasil, tahapan bagian pendahuluan tesis pun diselesaikan untuk memberikan konteks studi dan informasi yang relevan yang tentunya memberikan bingkai lengkap untuk bisa memahami bagian temuan riset nanti.
Bagian kedua yang berisi pembahasan tentang metodologi yang digunakan isinya relatif tidak ada yang ‘baru’. Menjelaskan tentang tinjauan filosofis kenapa metoda kuantitatif yang digunakan, tentu disebutkan kelebihan dan kelemahan serta argumen kenapa cara ini lebih cocok untuk dipakai dalam riset ini. Bagaimana riset dilaksanakan dijelaskan pilihan studi kasus yang tentunya cocok sesuatu dengan kondisi, kedalaman studi dan efisiensi sumber daya yang dimiliki (bila digunakan etnografi maka kemewahan waktu tidak dipunyai, tentu karena target menyelesaikan tesis yang harus tepat waktu). Berikutnya adalah penjelasan tentang instrumen, bagaimana data bisa didapatkan, bagaimana cara analisis dan isu etis dalam riset sehubungan dengan perlakukan pendapat responden. Tidak lupa juga dijelaskan tentang lokasi riset, mulai dari statistik dasar, kondisi geografis dan demografis kota Mataram maupun perubahan yang terjadi setelah era otonomi.
Bagian berikutnya adalah bagian hasil dan pembahasan yang terbagi dalam tiga bab; satu bab khusus menganalisis kebijakan di tingkat pusat yang menjadi landasan implementasi di lapangan; satu bab memotret apa yang terjadi di tingkat distrik (Kota Mataram); dan satu bab lagi membahas tentang respon di tingkat sekolah. Saat merancang isi bab yang menganalisis kebijakan, maka berburu lagi model seperti apa yang cocok untuk ditampilkan. Bila melihat berbagai tulisan di jurnal analisis kebijakan publik ataupun analisis kebijakan pendidikan maka didapati pola pembahasan yang sangat beragam dan ‘banyak tingkah’. Akhirnya disimpulkan memang tidak terdapat hal baku harus seperti apa, yang penting adalah bagaimana mengupas kebijakan dengan metoda yang tepat, menampilkan isinya sesuai dengan kerangka teoritis, disertai kritisi dan argumen yang logis, apalagi isi bab ini termasuk yang ‘kering’ karena hanya melulu menggunakan analisis dokumen dan sumber-sumber tertulis lainnya.  Dari seorang teman saya diberi tahu bahwa salah satu perancang kebijakan MBS itu adalah seorang pakar pendidikan di Yogya yang paling berperan, maka kontak pun dibuat mulai dari secara elektronik sampai mengutus mantan murid yang jadi mahasiswa di Yogya untuk menemui beliau di kantornya. Sayangnya sampai saat yang dinantikan tidak ada respon sama sekali dan diputuskan tidak bisa menjadikannya sumber informasi. Pada saat yang sama saya pun berburu pakar, apakah memang ada yang pernah melakukan analisis terhadap kebijakan ini, dan itu dilakukan dengan searching internet secara reguler, ikut hadir dalam diskusi berbagai milis dan ngintip forum-forum diskusi yang jlimet di internet. Didapat pendapat dari seorang milister yang menarik untuk ditelaah, dihubungi dan secara cepat memberikan respon yang dinantikan. Namanya Bapak Abdul Malik, dan beliau saat itu bertugas di BPPT walaupun instansi induknya adalah Bappenas. Maka diminta kesediaan beliau untuk mengkritisi bab yang khusus tentang analisis kebijakan ini, dan kritik dan pendapat yang disampaikan sangat berharga dan memberikan bobot tesis yang diharapkan. Untuk memberikan gambaran betapa sentralnya kebijakan pendidikan ini dianalisis, disertakan potongan pidato menteri pendidikan saat itu mengenai hal ini; tinjauan historis kenapa kebijakan perlu dibuat yang merupakan buah pemikiran dari tim yang dibentuk dan didanai oleh Bank Dunia (malah mereka disebut forty best brains) di akhir 1990-an; sampai kepada berbagai kutipan dari pejabat teras depdiknas di media cetak yang berhubungan dengan isu kebijakan itu dan berbagai rilis resmi dari Dedpiknas. Setelah buram (draft) bab ini selesai, masih terasa sangsi apakah ini memang memenuhi standar kualitas untuk tesis S3 atau tidak; komentar dari pembimbing tidak menjawab rasa ingin tahu itu, artinya harus menunggu penilaian dari penguji tesis nantinya, karena mereka lah yang memutuskan nantinya.
Bab analisis berikutnya yang mencoba menjawab pertanyaan riset mengenai implementasi di tingkat Kota Mataram; maka aktornya pun jelas dan sudah selesai diwawancara dan ditranskripsi (serta beberapa tema yang menonjol pun sudah muncul dengan NVivo), serta didukung dengan wawancara dari lapis bawah (sekolah dan komite sekolah). Untuk memudahkan penjelasan, maka isi bab dibagai kepada kebijakan di tingkat kepala daerah dan DPRD, kemudian peran yang dimainkan oleh dinas pendidikan, dan terakhir kiprah lembaga baru yang bernama Dewan Pendidikan (DP). Konstruksi bab seperti ini pun sifatnya ‘meraba-raba dan coba-coba’, karena saat membaca berbagai tesis yang relevan, tidak didapati model yang cocok harus seperti apa ini ditulis. Dengan kata lain tinggal tunggu penilaian dari penguji tesis saja sebagai vonis penentuan. Isi bab dimulai dengan kebijakan yang dilakukan oleh kepala daetah dan partnernya (DPRD), ternyata sejak otonomi tidak ada kebijakan khusus yang menyangkut pendidikan sama sekali, yang ada adalah deretan perda retribusi untuk menambah kas daerah (suatu gejala ‘umum’ yang terjadi di berbagai daerah berhubung ‘ancaman’ bahwa anggaran dari pusat/DAU tidak akan mencukupi di masa mendatang, yang ternyata hanya isapan jempol). Berhubung dokumen dari sekretariat dewan pun tidak ada, maka satu-satunya dokumen publik yang bisa ditelaah adalah APBD. Dan tentu saja melihat ‘jeroan’ APBD ini banyak temuan menarik, dan terlihat dengan jelas seperti apa politik pendidikan yang diterapkan, misalnya didapati bahwa anggaran pembangunan dan renovasi fisik sekolah nominalnya sangat fantastis dibanding dengan pelatihan buat guru, apalagi untuk sosialisasi dan pelatihan bagi komite sekolah. Opini dan komentar dari wawancara melengkapi cerita untuk analisis hal ini. Bergerak kepada dinas pendidikan, didapati terjadinya ‘power syndrome’ berhubung kekuasaan yang meningkat drastis dan menjadi pusat yang baru menggantikan Jakarta (decentralized centralism), mereka tidak segan untuk membantah mantan atasannya yaitu dinas pendidikan provinsi (dahulu kantor wilayah P&K) dalam berbagai isu yang muncul ke permukaan (di dokumentasikan dengan berita oleh koran lokal) yang sedang menikmati ‘post-power syndrome‘. Yang unik, saat ditelaah apa yang dilakukan dan bukti dari wawancara, ternyata kelebihan kekuasana itu  hanya melaksanakan apa yang sudah biasa dilakukan, artinya memang tidak terdapat keberanian untuk melakukan sesuatu yang baru. Beralih ke cerita dewan pendidikan, maka yang muncul adalah cerita tentang ‘derita anak tiri’; sangat nampak mulai dari bagaimana dibentuk, fasilitas yang diberikan, komunikasi yang dilakukan dan tentu saja anggaran yang bisa digunakan. Berbagai anekdot yang relevan yang didengar dari guru, kepala sekolah, pengurus organisasi guru, pengawas melalui wawancara dengan mereka disentesis menjadi bahan cerita dengan plot yang menarik untuk menampilkan seperti apa perubahan yang terjadi di distrik tersebut sehubungan dengan otonomi daerah dan reaksi terhadap kebijakan baru yang dibuat oleh depdiknas.
Bab analisis yang terakhir menampilkan respon yang terjadi di tingkat sekolah. Untuk konstruksi bab ini, banyak contoh dan model bisa ditiru untuk menulis seperti apa bagusnya dikerjakan. Bab ini juga termasuk yang paling banyak lembarannya dibanding kedua bab analisis hasil sebelumnya, berhubung banyaknya metoda pengumpulan data yang digunakan (dokumen, observasi, kuesioner dan wawancara). Perlu dijelaskan dulu seperti apa sekolah menengah yang dijadikan objek riset, dimana datanya didapat dari observasi sekolah, mulai dari segi organisasional dan struktur, aktivitas pengajaran maupun pola hubungan birokrastis yang diterapkan. Untuk memudahkan objek kajian maka ini terbagi dalam kepala sekolah, guru dan pengurus komite sekolah (KS); typikal kepala sekolah adalah laki-laki, namun yang unik dalam postur pengurus KS pun didapati ‘male dominated society‘ dari lapis yang paling elit (semua lulusan S1, ada beberapa yang juga mempunyai gelar S2) sedangkan pada guru tidak ditemukan perbedaan jender yang mencolok. Pembahasan dilanjutkan dengan berbagai aspek yang berhubungan dengan isu desentralisasi di tingkat lokal dan respon dengan kemunculan lembaga baru yang bernama komite sekolah. Dari berbagai isu tersebut, yang selalu muncul lagi dan lagi adalah peran kepala sekolah; artinya perubahan menguntungkan posisi beliau karena semakin kuat dibanding aktor di tingkat lokal lainnya. Isu sentralnya apalagi kalau bukan pengelolaan dana yang diperoleh bukan dari pemerintah, yaitu dari orang tua murid. Yang menarik adalah bagaimana mekanisme pemungutan, pengumpulan dan pemberian dana tersebut ke pihak sekolah, suatu hal yang tidak masuk akal saat mendapati duit yang nominalnya ratusan juta rupiah diserahkan seperti dana shadaqah, yang berdampak minim transparansi dan akuntabilitas. Pengumpulan dana pun seolah-olah sandiwara yang dipaksakan oleh satu pihak sesuai dengan agenda yang dibuatnya sendiri melalui acara yang namanya rapat komite dimana yang diundang kelompok eksklusif yang tidak banyak tahu tentang keadaan sekolah (ortu siswa baru) dan lainnya. Saat mendiskusikan berbagai hal ini ke pembimbing, dia pun sedikit heran dan bertanya-tanya terus mengenai status “sumbangan komite” itu, apakah ini another form of taxation? dia tahu sendiri itu lembaga publik, tapi jelas namanya bukan kantor pajak tapi sekolah. Terdapat juga berbagai temuan-temuan lain yang bila dicoba diakurkan dengan tinjauan di kajian pustaka, memang hanya terdapat di negara kita adanya. Proses menulis bab ini memakan waktu yang paling lama, karena harus mensinkronkan temuan di lapangan dari berbagai metoda pengumpulan data, dan disaat yang sama harus menemukan rujukan yang cocok untuk menjelaskan fenomena yang terjadi. Tidak aneh, menulis untuk bab ini membutuhkan waktu lebih lama dan membuat target beres tiga tahun studi pun meleset.
Bab terakhir yang berisi kesimpulan riset, tadinya mau mengikuti pola yang baku, dimana dijejerkan pertanyaan riset, terus dijawab satu demi satu berdasar berbagai fakta yang muncul dalam bab hasil dan pembahasan. Namun setelah dipikir lagi, tentu akan menarik untuk menuliskannya seperti plot cerita tentang otonomi daerah yang berkelindan dengan perubahan kebijakan pendidikan dalam hal pelibatan komunitas dan desentralisasi kekuasaan yang terjadi. Diharapkan penceritaan ini lebih memberikan kesan mendalam dan menguatkan pesan tentang perubahan yang terjadi di Indonesia di masa reformasi dalam hal desentralisasi pendidikan.
Pada saat selesainya bab terakhir ini dituliskan dalam bentuk buram, maka jatah studi (April 2006) sudah dilewati, namun pihak pembimbing mendukung saya dengan melaporkan progres studi yang telah terjadi, disertai argumentasi memang susahnya menulis tesis dalam bahasa Inggris untuk taraf S3 bagi yang English-nya merupakan bahasa asing kepada sponsor beasiswa. Maka dengan itu saya dapat bonus masa studi tiga bulan untuk melakukan perbaikan tesis dan penyempurnaan sebelum secara resmi diserahkan ke fakulti. Pembimbing ternyata memerlukan waktu lama juga untuk dua kali perbaikan secara menyeluruh, dan terakhir diminta untuk meminta seorang proof reader (dibayar oleh NZAID) yang akan memperbaiki kualitas English tesis dalam hal tata bahasa dan ekspresinya. Maka secara resmi pada 20 Juni 2006 tesis diserahkan sebanyak tiga buah eksemplar ke fakulti (serta masing-masing satu ke tiap pembimbing), setelah itu mengurus kepulangan ke tanah air sambil menunggu laporan dari penguji tesis yang diperkirakan akan diberikan sekitar tiga bulan kemudian.
—oOo—
Berita itu akhirnya datang juga melalui email, dari kantor fakultas mengirimkan laporan hasil pengujian tesis. Isinya singkat saja, bahwa tesis diterima dan perlu perbaikan kecil yang akan diperiksa oleh pembimbing utama. Proses penilaian tesis memang sederhana, dikirimkan ke tiga orang pakar, dua dari New Zealand, dan satu orang di luar Selandia Baru; para penguji kemudian akan memberikan evaluasi tertulis mengenai tesis dan menyatakan apakah diterima, diterima dengan perbaikan atau ditolak. Sesuatu yang tidak saya duga, tiga orang pakar tersebut (seorang professor dari Massey University dan seorang associate professor dari Victoria University of Wellington, keduanya dari New Zealand; dan seorang lagi associate professor dari Sydney University, Australia) menyatakan tidak keberatan gelar doktor diberikan, dan menyarankan perbaikan kecil saja sehubungan terdapat beberapa ekspresi dalam English yang kurang tepat. Beberapa keraguan pribadi mengenai konstruksi beberapa bab dalam tesis yang sifatnya ‘eksperimen’ tidak menjadi keberatan mereka, dan menganggapnya hal yang biasa saja. Malah saat membaca laporan lengkap pengujian tesis, saya melihat ini peluang yang bisa dipergunakan untuk bekal masa depan nanti.
Hasil yang tidak dikira ini ternyata menutup kemungkinan untuk melakukan perbaikan tesis paling tidak satu bulan penuh di Wellington yang akan dibiayai oleh NZAID, yang tadinya juga akan saya pergunakan untuk berpetualang dari pulau utara sampai ke ujung selatan Selandia Baru di Bluff tidak bisa terjadi. Berhubung saran perbaikan yang disyaratkan oleh supervisor sebagai final refinement tesis ternyata hanya perlu waktu 12 menit saja, tidak memakan masa sampai satu bulan. Setelah itu si supervisor sendiri yang melakukan kerja bakti buat mahasiswa-nya dengan cara mencetak dan menjilid hardcover, malah beberapa eksemplar dikirimkan ke rumah segala.

From netsains.com
read more

Cara Menguruskan Badan

Tanya:
Dok, gimana iya cara menguruskan badan? Tinggi saya 150 cm berat, 53 Kg.. Perut saya banyak lemak. Bagaimana ya dok?
Rosalina
Jawab:
Dik Rosalina,
Sebetulnya Berat badan 53 kg dg Tinggi badan 150 cm masih tergolong kegemukan yg belum terlalu gemuk. Akan tetapi kalau ingin menguruskan badan, maka cara terbaik adalah dengan:
1. Secara teratur dan terukur melakukan olahraga. Apapun olah raga yg disenangi adalah bagus.
2. Kurangi konsumsi karbohidrat (terutama nasi). Kalau bisa makan nasi cukup dua kali sehari. Perbanyak makanan berserat agar mudah kenyang.
3. Kurangi konsumsi makanan ringan (snack).
Dengan cara demikian, insya Allah berat badan akan berkurang secara perlahan. Tidak perlu obat pelangsing tubuh.
Semoga berhasil.
Dr Muchlis AU Sofro, SpPD, KPTI
Konsultan kesehatan Netsains
Internis di RS Dr. Kariadi Semarang
Dosen Senior di FK UNDIP Semarang

from netsains.com
read more

Tradisi Ilmiah yang Kuat


Seperti biasanya Deby berpamitan dengan kedua orang tunya untuk berangkat sekolah dipagi hari. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang lebih memilih bersekolah di SMA sedang Deby lebih memilih bersekolah di SMK, maklum setelah lulus SMP ekonomi keluarga Deby tidak seperti dulu. Usaha warung pecel yang dikelola orang tuanya sudah tidak seramai dulu, pasar di dekatnya kini sudah pindah ke pinggiran kota, sedang lokasi strategis masih belum dapat juga sampai sekarang.
Besar harapan Deby setelah lulus SMK dia akan langsung bisa bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya.
Tentunya Deby hanya sebagian potret siswa SMK yang rata-rata berangkat dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, tanpa ingin mengkategorikannya miskin. Sebagai wali kelas sering sekali saya jumpai anak-anak seperti itu, namun jarang yang bersemangat seperti Deby. Umumnya mereka adalah siswa yang tertinggal dalam pelajaran, sering bermasalah dengan guru hinga harus menjadi pelanggan tetap konseling guru BP disekolah. Dan mungkin itulah mengapa beberapa guru menganggap murid miskin sebagai kutukan, sudah bodoh, miskin hidup lagi, atau kata-kata tidak pantas lain yang terkadang terlontar ketika menghadapi mereka.
Anak-anak dari keluarga miskin karena keterbatasannya nyaris tidak memiliki banyak pilihan, jika dibandingkan dengan anak-anak lain yang berasal dari keluarga mampu. Demikian halnya saat mereka memilih sekolah, pilihan akhirnya jatuh pada sekolah miskin, boleh negeri atau swasta tapi tentu dengan kualitas guru dan sarana prasarana yang terbatas pula.
Dibandingkan dengan mereka yang mampu yang sanggup bersekolah dikota, sekolah dengan semua fasilitas dan guru-guru yang bersemangat karena kesejahteraannya tercukupi. Tetapi disekolah-sekolah miskin semua berkebalikan, selain fasilitas yang kurang mendukung hingga guru-guru yang adapun hanya mereka-mereka yang karena keterpaksaan harus terus mengajar. Dibandingkan kesejahteraan guru-guru dikota para guru ini tentu masih jauh layak, sehingga sisa waktu setelah mengajar selalu mereka manfaatkan dengan maksimal sekedar untuk mempertahan dapur mereka tetap menyala. Pilihan untuk absen mengajar adalah hal yang lazim oleh para guru-guru ini, untuk sekedar menambah penghasilannya.
Inilah yang menyebabkan sekolah-sekolah miskin, kurang prestasi. Suasana pembelajaran yang kering dan monoton adalah hal jamak yang ditemui oleh siswa-siswa mereka setiap hari. Untuk belajar mereka hanya punya buku catatan, selebihnya mereka tidak mampu beli dan kalaupun ada buku mereka harus berbagi karena jumlahnya tidak banyak. Sehingga kita harus maklum apabila mereka tidak memiliki wawasan yang cukup luas. Kehidupan sekolah seperti inilah yang sebagian mereka serap belum lagi kerasnya hidup dengan ekonomi keluarga yang pas-pasan, membuat sekolah hanya menjadi sebuah pelarian dan hiburan daripada bekerja dirumah. Merek tidak pernah difahamkan tentang arti belajar, dibiasakan dengan latihan-latihan soal yang beraneka ragam, eksperimen-eksperimen yang mengasah semua kecerdasannya. Inilah penyebab mengapa kecerdasan mereka ada dibawah rata-rata, siswa-siswa bagi saya bukanlah anak yang bodoh hanya nasiblah yang menjadikan mereka demikian.
Pembentuk kepribadian
Pada akhir abad 17 seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1632-1704) mengemukakan bahwa faktor pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan kepribadian anak, anak digambarkan secarik kertas yang masih bersih. Jadi coretan yang meninggalkan jejak kertas itu, menentukan bagaimana kertas itu jadinya. John Locke memperkenalkan teori “Tabula rasa” yang mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak. Ketika dilahirkan seorang anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsang-rangsang yang terjadi di lingkungan orang tua dan keluarga yangmenjadi lingkungan terdekat abak menjadi tokoh penting dalam mengisi “secarik kertas” yang bersih itu. Pandangan John locke ini dikenal dengan empirisme (pengalaman) atau Environment (lingkungan).
Atas dasar inilah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah pada hakikatnya diarahkan pada pembentuk kepribadian siswa untuk mengerti akan hak dan kewajibannya dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, kegiatan disekolah selalu bernafaskan pendidikan dan penguasaan. Setiap siswa dibiasakan untuk melakukan kegiatan secara teratur mulai dari masuk kelas dengan tertib hingga latihan-latihan soal secara continue hingga menempuh ujian yang terstandarkan. Pembiasaan inilah yang menyebabkan sekolah memiliki peran besar dalam membentuk perilaku ilmiah siswanya. Perilaku ilmiah inilah yang saya sebut sebagai tradisi ilmiah, tradisi untuk bertanya, berfikir sistematis, membaca buku untuk menemukan jawaban dan menarik kesimpulan yang terbaik. Semua itu tentunya adalah sesuatu yang nyaris tidak dibiasakan terjadi disekolah-sekolah miskin dan tidak berlaku pada anak-anak miskin yang harus bergelut dengan kerasnya hidup setelah sekolah.
Oleh karena itu semua mereka nyaris tidak memiliki tradisi ilmiah yang kokoh yang membentuk pribadinya menjadi pembelajar yang baik. Dan bukannya maklum dengan kondisi ini, para guru lebih sering mengolok-olok mereka karena kesialan yang tidak pernah mereka inginkan. Para guru selalu membanggakan kebanggaan yang semu, saat siswa-siswa mereka meraih nilai terbaik, padahal untuk itu mereka harus mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah. Keberhasilan mereka tidak lahir semata dari guru mereka sendiri, karena mereka pada dasarnya memang anak-anak yang pandai dan memiliki semua fasilitas. Lalu, dimanakah kebanggaan guru saat dihadapan mereka adalah anak-anak miskin, yang lebih butuh diyakinkan dan mendapat perlakuan yang lebih manusiawi.
Untuk anak-anak seperti Deby seorang guru harus membangun mereka menjadi pribadi yang kuat, dan akrab dengan pengetahuan. Sehingga mereka menjadi sangat percaya diri tanpa lagi merisaukan kemalangan yang mereka alami hingga harus mengalami keterbelakangan pribadi (inferior complex). Disinilah guru memaksimalkannya sebagai bentuk penelitian tindakan untuk mencari solusi permasalahan yang terjadi. Menanamkan pada diri mereka bahwa tidak semua orang mampu untuk meraih semua mimpinya, tetapi orang yang berhasil bisa lahir dari siapa saja.
Pada gilirannya sekolah akan mampu melakukan fungsinya secara dinamis untuk membangun tradisi pengetahuan yang kuat, sebuah tradisi yang lahir dari para guru yang memaknai profesinya lebih dari profesi itu sendiri. Sebab pada akhirnya bagi anak-anak miskin sebuah dukungan akan lebih berarti dari pada cacian yang hanya mengingatkan betapa kerasnya hidup yang harus mereka jalani.

from netains.com
read more

Saturday, September 17, 2011

6 Jenis Pangan Penguat Kinerja Memori Otak

Dikatakan oleh para ahli, makanan yang mengandung antioksidan dan asam lemak Omega-3 dalam jumlah besar sangat baik untuk meningkatkan kesehatan otak dan penguatan memori ingatan. Di dalam artikel ini akan di bahas mengenai 6 jenis makanan maupun minuman yang sangat baik untuk meningkatkan kinerja otak kita terutama pada bagian substansi abu-abunya, mulai dari ikan, sayuran, hingga jenis buah-buahan.
Jenis pertama adalah bayam
Mungkin ibu kita sering menyuruh untuk menghabiskan sayur bayam saat kita makan.. Sebenarnya nasihat dari ibu kita itu juga didukung dan dapat dijelaskan secara ilmiah. :) Sayuran berdaun hijau itu banyak mengandung serat dan kaca akan Vitamin C dan E, dimana dalam penelitian telah dibuktikan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan kognitif seseorang. Dalam sebuah penelitian tahun 2000 yang dipaparkan dalam Journals of Gerontology bahwa tikus yang mengkonsumsi makanan dengan vitamin E mengalami peningkatan sebesar 500-900 % jaringan otak dan saraf serta peningkatan pelepasan dopamin di otak. Dopamin merupakan sejenis senyawa kimia yang dapat mengontrol aliran informasi ke berbagai bagian otak. Penelitian lain adalah yang dipaparkan dalam Journal Brain Research bahwa penuaan yang dialami seekor tikus sangat berkaitan dengan kemampuan memori mereka, dimana tikus yang diberi asupan bayam, strawberry dan blueberry mengalami kemampuan memori lebih tinggi yang dilihat dari usianya yang lebih lama hidup.
Jenis yang ke-2 adalah Kopi dan Teh
Kopi dan teh ternyata tidak hanya dapat membuat kita terjaga di pagi hari, tetapi berdasarkan penelitian juga dapat mencegah penyakit Alzheimer dan juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif seseorang. Dalam sebuah penelitian tahun 2010 dipaparkan dalam Journal of Alzheimer’s Disease bahwa ketika peneliti memberikan kopi berkafein pada tikus hasil rekayasa genetika dengan teknologi untuk mencoba mengembangkan penyakit Alzheimer, justru hasilnya menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer tidak berkembang dan justru penyakit tersebut melambat perkembangannya. Sejak saat itulah kopi digunakan untuk terapi dalam pengobatan penyakit Alzheimer. selain itu, dalam penelitian tahun 2010 terhadap 716 orang dewasa di China berusia 55 tahun dan lebih, yang dipaparkan dalam Journal of Nutrition, Health and Aging menunjukkan bahwa para peminum teh melakukan tes memori lebih baik dibandingkan yang bukan peminum teh.
Jenis ke-3 adalah Ikan
Meskipun dalam penelitian terakhir menunjukkan bahwa pengkonsumsian minyak ikan tidak membantu dalam memperlambat penurunan kemampuan kognitif pada penderita Alzheimer, penelitian lain telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi ikan dengan asam lemak omega-3 dapat membantu memperlambat penurunan kognitif yang khas yang terjadi seiring pertambahan usia seseorang. Sebuah penelitian pada tahun 2005 yang dijelaskan dalam journal Archives of Neurology menunjukkan bahwa orang-orang berusia 65tahun dan lebih yang mengkonsumsi 2 porsi ikan per minggu selama 6 tahun mengalami perlambatan penurunan kemampuan kognitif sebesar 13 % dibandingkan yang tidak mengkonsumsi ikan. Sedangkan yang hanya makan 1 porsi per minggu perlambatannya sebesar 10%. Selain itu, ikan yang mengandung B-12 juga dapat membantu melindungi kita dari penyakit Alzheimer, hal ini dikemukakan dalam journal Neurology yang diterbitkan pada tahun 2010.
Jenis yang ke-4 adalah Berries
Menambahkan beberapa jenis berry yang kaya akan vitamin ke dalam menu makanan untuk kita konsumsi mungkin bukanlah ide yang buruk jika kita ingin meningkatkan kemampuan memori kita. hal ini telah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Sebuah penelitian pada tahun 2010 yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry memaparkan bahwa setelah 12 minggu mengkonsumsi jus blueberry liar sebagai suplemen harian, 9 orang dewasa yang berusia agak tua yang telah memiliki masalah dengan memori mengalami sedikit peningkatan kemampuan mengingat dibandingkan orang lain yang berusia sama yang tidak mengkonsumsinya. Diketahui juga bahwa jenis blueberry dapat mengurangi gejala depresi. Dan dalam Journal of Nutrition yang diterbitkan pada tahun 2009, peneliti mengatakan bahwa mereka memeriksa sebuah kelompok penelitian yang menunjukkan bahwa buah-buahan seperti strawberry dan blueberry yang kaya akan antioksidan dapat menurunkan jenis stres dalam sel yang berkaitan dengan penuaan dan justru dapat meningkatkan kemampuan signal dalam otak.
Jenis ke-5 adalah Wortel
Wortel telah lama diketahui bahwa sangat baik untuk mata, ternyata tidak hanya untuk mata tetapi juga untuk otak. Wortel mengandung suatu senyawa kimia yang bernama Luteolin. Luteolin merupakan suatu senyawa yang dapat mengurangi defisit memori yang berhubungan dengan usia dan peradangan di otak. Hal ini dikemukakan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam journal Nutrition pada tahun 2010. Di dalam penelitian tersebut, tikus yang mengkonsumsi 20 mg luteolin peradangan otaknya berkurang. selain wortel, minyak zaitun, paprika, dan seledri juga kaya akan luteolin.
Jenis ke-6 adalah Kenari
Bentuk kenari terlihat seperti bentuk otak dalam ukuran kecil. Mungkin ini adalah petunjuk yang diperlihatkan oleh alam bahwa kenari juga bermanfaat untuk otak kita. Dalam sebuah penelitian yang dipresentasikan pada tahun 2010 pada Konferensi Internasional tentang Penyakit Alzheimer melaporkan bahwa tikus yang menderita Alzheimer mengalami perbaikan belajar, memori, dan koordinasi motorik setelah mengkonsumsi kacang kenari.Kenari mengandung antioksidan yang cukup tinggi, yang dapat memerangi kerusakan DNA sel-sel otak yang disebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh kita.
Nah, demikianlah ke-6 jenis makanan dan minuman yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan meningkatkan memori dalam otak kita. Dapat disimpulkan bahwa jenis makanan maupun minuman yang cukup berpengaruh terhadap otak kita dalam hal peningkatan kemampuan mengingat adalah yang mengandung Asam lemak Omega-3 dan antioksidan. Allah udah menciptakan alam beserta isinya dengan sedemikian rupa agar dapat bermanfaat bagi manusia.. Belajarlah untuk bersyukur dan menghargai alam, karena sesungguhnya dalam hidup ini kita saling membutuhkan :) semoga bermanfaat apa yang telah saya sampaikan dalam artikel ini.

Diambil dari netsains.com
read more

7 Teori Awal Mula Terbentuknya Kehidupan


Kehidupan di Bumi berawal dari 3 miliar tahun yang lalu mulai dari mikroba yang sangat sederhana hingga mengarah ke bentuk kehidupan yang sangat kompleks saat ini. Namun bagaimana organisme pertama muncul di planet yang satu-satunya kita ketahui memiliki bentuk kehidupan ini? Berikut adalah tujuh teori sains tentang awal mula terbentuknya kehidupan di Bumi.
1. Percikan Listrik
Percikan listrik yang berasal dari petir dapat membentuk molekul asam amino dan gula dari bahan baku air, metana, amonia, dan hidrogen pada atmosfer purba miliaran tahun yang lalu. Teori didasari atas eksperimen Miller-Urey yang mendemonstrasikan atmosfer zaman itu dan memberikan kejutan listrik tegangan tinggi sehingga menghasilkan asam amino sederhana dan gula. Kemudian dari molekul sederhana tersebut, molekul-molekul yang lebih kompleks mulai terbentuk yang mendasari terbentuknya kehidupan awal di muka bumi.
2. Tanah Liat
Molekul kehidupan pertama mungkin ditemukan pada tanah liat. Permukaan tanah liat purba tidak hanya mengandung molekul-molekul organik penyusun kehidupan, tetapi juga menyusunnya hingga membentuk pola layaknya gen kita saat ini. Seorang kimiawan asal University of Glasgow, Skotlandia, Alexander Graham Cairns-Smith berpendapat bahwa kristal mineral pada tanah liat dapat menyusun molekul organik menjadi bentuk yang terorganisir hingga dapat membentuk DNA dan protein. DNA merupakan molekul awal pembentuk sel.
3. Lubang Laut Dalam
Teori lubang laut dalam mengasumsikan bahwa kehidupan dimulai dari lubang-lubang hidrotermal bawah laut yang menyemburkan molekul organik kaya hidrogen. Ceruk-ceruk bebatuan pada laut dalam menyediakan mineral yang dapat berfungsi sebagai katalis reaksi yang membentuk molekul kehidupan awal. Tersedianya energi kimia dan kalor yang melimpah pada lubang hidrotermal laut dalam juga menguatkan teori ini.
4. Es
Teori es merupakan teori selanjutnya. Es kemungkinan menutupi sebagian lautan sekitar tiga miliar tahun yang lampau, dimana sinar matahari tiga kali lebih redup dibanding sekarang. Lapisan es yang mungkin bisa setebal ratusan meter ini melindungi molekul organik yang rentan terhadap suhu tinggi, sinar ultraviolet, dan radiasi kosmik. Lapisan es ini menjadi semacam “kulkas” bagi molekul organik yang memungkinkannya dapat bertahan lebih lama dan membentuk reaksi awal terbentuknya kehidupan.
5. Dunia RNA (ribonucleic acid; asam ribonukleat)
Saat ini seluruh bentuk kehidupan membutuhkan DNA untuk membentuk protein, dan juga membutuhkan protein untuk membentuk DNA. Lalu bagaimana mereka dapat terbentuk tanpa adanya molekul yang saling bergantung tersebut? Jawabannya adalah RNA. RNA dapat menyimpan informasi genetik layaknya DNA, dapat bertindak sebagai enzim layaknya protein, dan membantu pembentukan DNA dan protein. Teori “dunia RNA” ini menyatakan RNA terbentuk dari molekul-molekul organik awal yang kemudian membentuk DNA dan protein sebagai bahan awal terbentuknya kehidupan.
6. Siklus Reaksi Sederhana
Kebalikan dengan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa kehidupan berawal dari molekul yang cukup kompleks seperti RNA, teori ini menyatakan bahwa kehidupan mungkin berawal dari molekul-molekul sederhana yang berinteraksi dalam suatu siklus reaksi. Siklus reaksi ini kemudian membentuk suatu sel yang sangat sederhana yang kemudian berevolusi terus menerus membentuk sel yang semakin kompleks. Teori ini mengedepankan model metabolisme dibandingkan dengan model gen dari teori “dunia RNA”.
7. Panspermia
Mungkin kehidupan bukan berawal dari bumi, tetapi dari suatu tempat di luar sana yang kemudian menghasilkan istilah “panspermia”. Penemuan sejenis mikroba di Mars diasumsikan berasal dari batuan kosmik yang secara periodik menghantam Mars. Begitupun halnya dengan Bumi, beberapa ilmuwan memiliki pendapat yang kontroversial bahwa meteorit Martian yang ditemukan di Bumi mengandung mikroba yang menjadi bentuk awal kehidupan di Bumi. Bagaimanapun apabila teori ini benar, pertanyaan yang diajukan bukan lagi bagaimana awal kehidupan di Bumi tetapi bagaimana awal kehidupan di suatu tempat di luar sana.
Bagaimanapun juga ketujuh konsep di atas masih berupa teori dan belum dapat dipastikan kebenarannya. Mungkin kita tidak akan pernah mengetahui secara pasti bagaimana kehidupan awal di Bumi ini dapat terbentuk. Wallahu a’lam bisawab.

Dari netsains.com
read more

Ironi Dunia Pendidikan


Adalah Paijo yang dengan tegas berteriak dengan memegang megaphone, “Berapa banyak anak yang terpaksa “menunda” masuk sekolah karena tidak ada biaya? Mengapa di tahun ke-66 Indonesia merdeka pendidikan masih menjadi barang mewah bagi banyak orang? Rasanya kita dikhianati oleh pemerintah kita sendiri.. Negara harusnya “mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD’45)” tapi yg terjadi sebaliknya.., bangsa kita disuruh bayar mahal untuk menjadi cerdas.. apa pula ini????
Paijo adalah saksi betapa kerasnya seleksi alam dunia pendidikan di Indonesia. Betapa tidak, hampir setiap tahun angka putus sekolah terus saja meningkat. Kementerian Pendidikan Nasional sendiri seperti dikutip dalam Kompas.com 25 Juli 2011, mengaku kesulitan menekan jumlah siswa miskin di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Kepala Bagian Perencanaan dan Penganggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendiknas Nono Adya Supriatno mengungkapkan, saat ini jumlah siswa miskin di Indonesia hampir mencapai 50 juta.
Jumlah tersebut terdiri dari 27,7 juta siswa di bangku tingkat SD, 10 juta siswa tingkat SMP, dan 7 juta siswa setingkat SMA. Dari jumlah itu, sedikitnya ada sekitar 2,7 juta siswa tingkat SD dan 2 juta siswa setingkat SMP yang terancam putus sekolah. Sungguh ironis memang kenaikan anggaran pendidikan secara signifikan sejak 2005 ternyata tak membuat biaya pendidikan menurun. Dalam APBN-P 2010, pemerintah menaikkan anggaran pendidikan Rp 11,9 triliun dari Rp 209,5 triliun menjadi Rp 221,4 triliun, tetapi biaya pendidikan terus meningkat, akibat belanja pendidikan yang tidak tepat sasaran. Kenaikan terebut merupakan amanat UUD 1945, yang mensyaratkan anggar-an pendidikan minimal 20 persen dari APBN. Ironisnya lagi, kualitas pendidikan juga belum beranjak naik.
Berdasarkan data BPS, kenaikan biaya pendidikan pada Juli 2009 dibanding tahun 2000 mencapai 227 persen. Pada 2000, indeks harga biaya pendidikan berada di level 100, sedangkan pada 2009 mencapai 327. Kenaikan itu berada jauh di atas kenaikan harga secara umum yang mencapai 115 persen dan kenaikan harga pangan sebesar 122 persen. Sesuai inflasi, biaya pendidikan dari tahun ke tahun juga terus merangkak naik. Perencana Keuangan atau Financial Planner Aidil Akbar (Sindo, 2 Mei 2011) menjelaskan, inflasi yang merupakan kenaikan harga secara umum dan berkaitan dengan mekanisme pasar turut memengaruhi bidang pendidikan terutama dalam pembiayaan. Dia mengatakan, inflasi di Indonesia dalam waktu 10 tahun terakhir berkisar 12–15%. Sementara kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya mencapai 20%. Hal ini berarti kenaikan biaya pendidikan lebih tinggi daripada inflasi setiap tahunnya.
Menurut ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, meningkatnya indeks harga biaya pendidikan di tengah terus bertambahnya anggaran pendidikan yang disediakan APBN, disebabkan alokasi anggaran pendidikan itu yang tidak tepat sasaran. Akibatnya, tidak mampu mengurangi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat. Setiap tahun ajaran baru, terjadi kenaikan laju inflasi yang cukup signifikan, khususnya disumbang sektor pendidikan. Jika demikian maka dapat disimpulkan bahwa unsur pemerataan dari alokasi anggaran pendidikan kurang memperhatikan kegiatan usaha ekonomi.
Trend Kenaikan Biaya Pendidikan
Dampak kenaikan biaya pendidikan memang akan paling terasa bagi para mahasiswa dari kalangan ekonomi rendah. Namun, imbas ini juga memengaruhi mereka yang berasal dari kalangan kelas menengah. Meski keluarga dari kelompok ini mampu menyediakan biaya pendidikan putra-putrinya, tak urung kenaikan biaya pendidikan pun membuat mereka memutar otak. Sebab, biasanya mereka tidak memiliki banyak uang atau tidak menyediakan tambahan untuk kenaikan tersebut.
Apa yang terjadi Indonesia sungguh sebuah ironi, kenaikan anggaran pendidikan selalu diiringi kenaikan biaya pendidikan. Setiap tahun ajaran baru, semua orangtua bergegas, mengulangi ritual yang harus dijalaninya setiap tahun: menyiapkan sekolah untuk anak-anaknya dengan segala keluh-kesah yang terus berulang. Uang masuk, biaya gedung, biaya tahunan, biaya buku, biaya seragam, biaya kegiatan ekstra-kurikuler, dan aneka rincian biaya lain yang harus dibayarkan. Biaya terus membubung yang tak sama sekali tak ada kaitannya dengan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan meningkat atau tidak, biaya tetap harus naik.
Apa pun persoalannya, kenaikan biaya pendidikan yang terus berlangsung tiap tahun merupakan beban finansial dan psikologis bagi hampir semua orang tua siswa. Sebab, tidak banyak pilihan untuk menghindar. Tidak banyak pilihan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan biaya relatif murah.
Amanat UU Sistem Pendidikan Nasional tentang otonomi sekolah di satu pihak dan tanggung jawab bersama pemerintah, sekolah, keluarga, serta masyarakat untuk bertanggung renteng memajukan pendidikan nasional merupakan argumentasi yang umumnya digunakan menjustifikasi kenaikan biaya pendidikan. Lalu apakah tidak ada solusi untuk hal ini? Tentu  inilah yang selalu ada dibenak semua orang tua yang anaknya sedang mengenyam pendidikan.
Implikasi Kenaikan Biaya Pendidikan
Robert T. Kiyosaki, penulis buku “Rich Kid Smart Kid”: “Setiap pilihan mempunya konsekuensi. Jika kita tidak menyukai pilihan dan konsekuensinya, kita harus mencari sebuah pilihan baru dengan konsekuensi baru.” Inilah yang bisa kita lakukan sebagai orangtua dan anggota masyarakat yang berkepentingan atas pendidikan anak-anak kita? Sebagai orang tua kita harus dengan bijak dan cermat memilih sekolah bagi anak kita, tentu tidak semua sekolah yang mahal memiliki jaminan kualitas yang baik dan begitu pula sekolah yang murah belum tentu memiliki kualitas yang jelek.
Namun ternyata pernyataan ini berlaku di Indonesia manakala rasionalitas biaya pendidikan tak lagi terkait dengan kualitas output yang dihasilkannya. Biaya pendidikan hanya dihitung berdasarkan biaya produksi dan penyelenggaraan pendidikan. Semuanya terkait dengan inflasi dan kenaikan harga-harga barang, hingga asumsi bahwa biaya pendidikan di Indonesia yang dinilainya masih sangat murah mempengaruhi mutu dan daya saing. Tapi keterkaitannya dengan output pendidikan tak pernah dibicarakan sebagai sebuah pertanggung jawaban atas biaya yang harus dikeluarkan oleh orangtua. Ironinya, semua keluh-kesah itu terus berulang setiap tahun. Orangtua “dipaksa” untuk menerima dan menelan semua biaya yang diajukan oleh sekolah. Proses penyesuaian biaya tidak pernah terjadi pada sistem pendidikan, tetapi selalu orangtua yang menjadi korban dan harus menyesuaikan keuangan keluarga. Orangtua seolah tak berdaya dan tak memiliki pilihan selain menerima semuanya.
Menurut Sumardiono (sekolahrumah.com) menyatakan bahwa penyesuaian terus menerus yang dilakukan oleh orangtua itu dikhawatirkan akan menciptakan jebakan “katak rebus”. Jebakan katak rebus adalah sebuah teori manajemen mengenai matinya seseorang/sistem karena kemampuan menyesuaikan dirinya tak dapat lagi mengikuti tekanan eksternal yang diterimanya secara gradual. Ide mengenai teori “katak rebus” berasal dari percobaan seekor katak yang dimasukkan dalam bejana air dingin yang diletakkan di atas api. Seiring dengan meningkatnya suhu air yang ditempatinya, katak itu tak melompat untuk melarikan diri. Alih-alih, dia menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air yang ada di sekitarnya. Demikian, air sedikit demi sedikit menjadi panas, demikian pun suhu tubuh katak. Ketika air semakin mendidih, katak tak lagi memiliki kekuatan untuk melompat. Matilah dia dalam rebusan air yang menjadi tempat hidupnya.
Tentu saja kita tak menginginkan orangtua dan keluarga Indonesia “mati” oleh tekanan sosial eksternal yang dialaminya dengan intensitas yang terus meningkat. Walaupun memiliki kemampuan adaptasi dan menyesuaikan diri, selalu ada batas alam sebelum ada kematian atau “ledakan”. Itulah pelajaran dan peringatan dari alam yang mengingatkan kita. Sekolah mungkin menolak kritik terhadap mahalnya biaya penyelenggaraan pendidikan yang harus ditanggung orangtua. Pemerintah pun terus berdalih kurangnya dana untuk anggaran di bidang pendidikan. Lalu, kemanakah kita harus mengadu?

From netsains.com
read more

Misteri Keberadaan “Multiverse” Alam Semesta Ganda


Apakah alam semesta yang kita tinggali saat ini hanyalah salah satu dari banyak alam semesta di jagad raya? Apakah ada dunia dengan dimensi yang sama sekali berbeda dengan dunia kita saat ini? Kita tidak dapat memastikan hal itu saat ini. Meskipun konsep ini dapat dikatakan aneh, namun kemungkinan ini bisa menjadi kenyataan berdasarkan teori para ilmuwan yang meneliti keberadaan alam semesta ganda.
Kemungkinan bahwa kita hidup di dalam multiverse bangkit dari teori “inflasi eternal” atau inflasi abadi. Teori ini menyatakan bahwa sesaat setelah terjadinya ledakan besar (big bang) yang membentuk alam semesta ini, ruang-waktu berekspansi dengan laju yang berbeda-beda ke arah yang berbeda pula. Ruang-waktu yang berekspansi ke berbagai arah ini yang akhirnya membentuk semacam gelembung alam semesta yang berlainan dimana berfungsi sesuai dengan hukum fisikanya masing-masing.
Melalui studi terbaru, para ilmuwan berasumsi bahwa apabila kita berada di dalam multiverse, alam semesta kita dapat tertarik ke alam semesta lain bahkan bertubrukan. Tubrukan ini dapat meninggalkan radiasi gelombang mikro pada latar kosmik (cosmic microwave background radiation). Tanda-tanda inilah yang mulai saat ini diteliti para ilmuwan untuk membuktikan keberadaan alam semesta ganda.
Menurut astrofisikawan asal Imperial College London, Daniel Mortlock, penelitian ini akan membawa teori inflasi abadi dan tubrukan gelembung alam semesta menjadi terukur sebagai bagian dari sains. Apabila dua alam semesta bertubrukan, pola radiasi gelombang mikro yang melingkar akan terbentuk di latar kosmik. Hal ini serupa apabila kedua gelembung sabun bergabung, permukaannya akan membentuk lingkaran. Para peneliti telah mengembangkan algoritma komputer untuk menganalisis kesesuaian observasi CMB (cosmic microwave background).
Ide adanya alam semesta lain di luar sana memang membingungkan, namun para peneliti beranggapan bahwa hal ini masuk akal. Banyak konstanta fundamental dalam alam semesta kita, seperti misalnya kekuatan gravitasi dan laju cahaya terlihat sangat sesuai dan sengaja diciptakan untuk alam semesta dimana galaksi, bintang, planet, dan kehidupan dapat terbentuk. Suatu kemungkinan bahwa di luar sana terdapat alam semesta lain dengan hukum fisika yang berbeda yang tidak sesuai dengan kehidupan dan sesuai dengan kehidupan sehingga terdapat makhluk hidup.
Kemungkinan bahwa alam semesta tidak hanya satu juga berawal dari kenyataan bahwa kejadian tertentu dapat berulang pada ruang dan alam semesta yang terbatas. Teori ini juga yang mendasari adanya anggapan bahwa terdapat duplikasi Bumi dan duplikasi diri kita di luar sana.
Apakah penelitian selanjutnya akan membuktikan hal ini? Kita lihat nanti.
read more

Nyeri Perut dan Gangguan Hormon


Tanya:
Perkenalkan, nama saya AD, wanita, gol darah O, usia 32 tahun, sudah menikah, pekerjaan di hong kong (PLRT), kadang2 suka memendam masalah. Saya sudah tiga tahun mengalami gangguan ini. Menjelang dan sesudah masa haid , tepatnya satu minggu sampai 10 hari, perut bawah saya akan terasa sakit dengan disertai keluarnya darah putih. Dulu saya tidak merasakannya, namun sekarang saya merasa terganggu.
Oh iya, sekadar info tambahan: lama haid 4-6 hari. Punya riwayat penyakit: maag (infeksi lambung). Sekarang ini tidak minum obat apa2. Namun 4 tahun yang lalu akseptor KB suntik (3 bulan sekali). Saat sakit tidak melakukan apa2, pernah minum obat sejenis panadol untuk menahan sakit. pernah ke dokter dan di katakan tidak apa2 diberi antibiotik, hanya karena pikiran. Dulu waktu hamil pernah seperti ini, periksa ke dokter kandungan katanya hanya masalah hormon.
Sakit apakah saya dok, atau hanya merupakan siklus dari masa menstruasi yang sering tidak teratur? Perlu di ketahui, semenjak saya mengalami masa Haid, setiap hari pertama dan kedua saya sangat kesakitan terutama perut bagian bawah.
AD-Hongkong

Jawab:
Dari hasil analisis data di atas ada beberapa kemungkinan:
Kemungkinan pertama:
Dismenorea sekunder (secondary dysmenorrhea), yaitu nyeri haid yang dapat terjadi kapan saja setelah menarche (haid pertama), dimana kondisi ini paling sering dialami oleh wanita berusia 30-45 tahun.
Salah satu penyebabnya adalah psychogenic pain (nyeri psikogenik) yang dipicu oleh stres atau banyak pikiran.
Selain itu beberapa ciri khas dari dismenorea sekunder antara lain: nyeri perut bawah, nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid, nyeri yang tidak berkurang dengan pemberian obat golongan NSAIDs (nonsteroidal anti-inflammatory drugs), keluarnya darah haid yang banyak atau perdarahan yang tidak teratur, dyspareunia (sensasi nyeri saat berhubungan seks).
Pengobatannya seringkali memerlukan tindakan operasi, tentunya dengan rekomendasi dokter kandungan.
Solusi alami: hindari stres, relaksasi, memiliki gaya/pola hidup di dalam harmoni, keteraturan, dan keseimbangan.
Kemungkinan kedua:
Endometriosis
Beberapa hal tentang endometriosis yang perlu diketahui adalah sbb:
Sering dialami oleh wanita berusia 15-44 tahun. Banyak yang sebelumnya di diagnosis dokter terkena irritable bowel syndrome, mirip maag.
Nyeri rongga panggul (pelvic pain) merupakan gejala yang paling sering muncul dan dirasakan penderita, nyeri ini bersifat kronis atau menahun, dan di luar siklus haid.
Gejala lainnya bervariasi, seperti: nyeri punggung (back pain), nyeri pinggang (loin pain), nyeri saat buang air besar (dyschezia), nyeri saat berkemih (pain with micturition), nyeri haid yang makin lama makin hebat, nyeri saat senggama (dyspareunia), gangguan haid, infertilitas (mandul, sulit punya anak), dsb.
Diagnosis endometriosis ditegakkan dengan cara: wawancara terstruktur dan objektif (anamnesis), pemeriksaan fisik oleh dokter ahli kandungan, pemeriksaan penunjang (sesuai rekomendasi dokter dan bila tersedia fasilitas), seperti: USG, CT-scan, MRI, Laparoskopi Diagnostik dan biopsi, pemeriksaan kadar C-125.
Bila memang terbukti endometriosis, maka dokter akan memberikan pil kontrasepsi oral, medroxyprogesterone acetate, dan intrauterine levonorgestrel, sebab efektif untuk pereda nyeri (pain relief).
Kemungkinan ketiga:
Sindrom ovarium polikistik, polycystic ovarian syndrome (PCOS)
Hal ini berdasarkan data: ada gangguan hormon, menurut dokter kandungan Anda.
Sayangnya Anda belum menanyakan hormon apakah yang terganggu, apakah Luteinizing hormone (LH, alias lutropin), FSH (Follicle-stimulating hormone), androgen, atau insulin.
Nah, hal ini perlu dipastikan lagi dengan hasil pemeriksaan USG, serta kriteria klinis yang lainnya seperti:
1. adanya acne (jerawat)
2. obesitas/kegemukan
3. hirsutisme (tumbuhnya rambut tubuh yang berlebihan),
4. oligomenore (menstruasi yang jarang, siklus menstruasi lebih panjang dari 35 hari) atau amenore (tidak menstruasi),
5. perdarahan uterus disfungsi (karena gangguan fungsi rahim),
6. infertilitas (mandul, sulit punya anak)
Mengingat Anda sudah tiga tahun mengalami gangguan ini, cobalah segera periksa dan bertanya ke dokter kandungan apakah memang telah terjadi anovulasi kronis (tidak dilepasnya sel telur secara menahun) dan hiperandrogenemia (hormon androgen di tubuh berlebihan).
Solusi alaminya: penurunan berat badan, diet, dan olahraga.
Untuk memastikannya, segeralah berkonsultasi ke dokter ahli kandungan terdekat.
Semoga penjelasan ini bermanfaat.
Salam SEHAT!
dr. Dito Anurogo
Dokter di Keluarga Sehat Hospital Pati, Alumnus FK UNISSULA Semarang, Delegasi Indonesia AICST 2011, Health consultant in Detik.com and Netsains.com (berpusat di Leipzig, Jerman), Ex-Researcher from Università degli Studi di Torino ItalyCo-assistant in Wisconsin University, USA, penulis berbagai artikel dan buku-buku kesehatan, peneliti Hematopsikiatri, Medicopomology, Paremiology. Dokter pemerhati dunia sastra, puisi, filsafat, budaya, humaniora ini dapat dihubungi via email: ditoanurogo(at)gmail(dot)com  atau Facebook: Dito Anurogo.

Diambil dari netsains.com
read more

Kekurangan Asam Lemak Omega-3 Sebabkan Depresi


‘Kekurangan Omega-3 dapat mengganggu transmisi impuls syaraf di otak, terutama pada bagian yang mengatur tentang perilaku emosional, yang menjelaskan mengenai mekanisme munculnya depresi.’
Anda pernah mengalami depresi ? Tentu saja, dari skala ringan hingga berat. Menurut Wikipedia, depresi kita kenal sebagai salah satu bentuk perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, hingga gangguan pola tidur. Depresi sendiri diwujudkan oleh sang penderita dalam bentuk yang berbeda-beda. Kehilangan kepercayaan diri hingga keinginan untuk bunuh diri pada level akut.
Penyebab dari depresi sendiri disebut-sebut berasal dari tiga faktor, yaitu faktor biologis, psikologis dan sosio-lingkungan. Dari ketiga faktor tersebut, faktor biologis adalah kunci dari terbentuknya gejala depresi pada diri seseorang. Kebiasaan konsumsi makanan dan pola hidup merupakan satu dari sekian faktor biologis.
Tahukah anda ?
Bahwa kekurangan Omega-3 ternyata dapat mengganggu transmisi impuls syaraf di otak, terutama pada bagian yang mengatur tentang perilaku emosional, yang menjelaskan mengenai mekanisme munculnya depresi.
Omega-3 adalah asam lemak (molekul yang terbentuk dari rantai karbon dan hidrogen) yang diperlukan untuk pembentukan membran sel dan beberapa metabolisme biokimia tubuh. Dalam bahasa sederhana, Omega-3 bermanfaat sebagai salah satu substansi pertahanan tubuh akan stres.
Manusia tidak dapat mensintesis secara alami Omega-3 sehingga tubuh memerlukannya melalui konsumsi nutritif. Omega-3 ditemukan dengan mudah pada beberapa bahan makanan seperti ikan-ikan laut (salmon, sardin, makarel) dan tanaman kacang-kacangan.
Berlawanan dengan Omega-3, Omega-6 yang memiliki bentuk senyawa mirip dengan sepupunya itu, merupakan inhibitor atau penghambat dari Omega-3. Omega-6 diperlukan untuk mengatur jumlah Omega-3 yang ada di dalam tubuh. Omega-6 banyak ditemukan di sebagian besar minyak nabati, termasuk minyak goreng.
Akan tetapi, kebiasaan konsumsi masyarakat di negara berkembang telah berevolusi sedemikian rupa menuju kepada pemiskinan konsumsi akan Omega-3, dan lebih banyak konsumsi Omega-6. Dan, kelebihan Omega-6 dalam tubuh akan menghambat kemampuan tubuh dalam memanfaatkan Omega-3 yang dikonsumsi.
Tahun 2011, dengan mengambil contoh populasi masyarakat Perancis, rasio antara Omega-6 dan Omega-3 berada pada angka 12 dimana batas wajar yang dianjurkan adalah 5.
Oleh karena itu, untuk menghindari mudahnya pribadi mengalami depresi, pengaturan gizi dan konsumsi Omega-3 dan Omega-6 secara seimbang adalah salah satu cara yang patut ditempuh.
Untuk informasi lebih lanjut :
Nutritional omega-3 deficiency abolishes endocannabinoid-mediated neuronal functions, Nature Neuroscience, Vol. 14, p.345-350.

From netsains.com
read more

Bahayakah Nanopartikel bagi Kesehatan?


Nanosains dan nanoteknologi merupakan ranah ilmu yang dewasa ini berkembang sangat pesat dan digunakan dalam berbagai keperluan. Ukuran partikel yang kecil namun efisiensi yang lebih tinggi merupakan alasan ilmu ini dikembangkan. Namun, ternyata tidak hanya efek positif yang dapat dihasilkan dari perkembangan sains dan teknologi ini tetapi juga efek negatif. Nanopartikel ditengarai membahayakan kesehatan manusia yang kontak dengannya.
Para peneliti dari Centre of Cancer Biomedicine Norwegian Radium Hospital menemukan bahwa nanopartikel dapat mengganggu jalannya transportasi substansi vital masuk dan keluar sel. Tim peneliti ini juga menemukan bahwa terganggunya transportasi tersebut mengakibatkan  kerusakan fisiologis sel dan mengganggu fungsi sel yang normal. Meski beberapa jenis nanopartikel telah dimanfaatkan sebagai obat, efek jangka panjangnya dikhawatirkan dapat mengganggu transportasi substansi vital pada sel.
Nanopartikel dapat memasuki tubuh manusia melalui berbagai macam mekanisme. Nanopartikel terlebih dahulu disimpan di dalam vesikel yang berada pada permukaan sel. Vesikel kecil kemudian bergabung membentuk vesikel besar seperti badan multivesikular. Badan multivesikular ini kemudian bergabung dengan lisosom, dimana protein dan makromolekul lainnya dipecah oleh protease dan enzim lainnya. Nanopartikel yang terkandung di dalamnya dapat menyebar di dalam sel dan dapat keluar melalui jalur endosom ataupun daur endosom.
Tim peneliti ini kemudian bereksperimen dengan menggunakan nanopartikel besi oksida yang biasa digunakan pada pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging/MRI) selama 20 tahun. Peneliti menemukan bahwa meski 99% protein sel tidak berikatan dengan nanopartikel sehingga nanopartikel dapat keluar dari sel, 1% lainnya berikatan dengan sel dan tidak dapat dikeluarkan dari sel. Jumlah ini dikhawatirkan dapat mengganggu jalannya sistem transportasi internal sel melalui endosom.
Penelitian ini menjadi penting terutama di bidang pengobatan dan industri farmasetika yang menggunakan nanopartikel. Nanopartikel yang diproduksi sebagai obat-obatan harus mengedepankan risiko akumulasi nanopartikel dalam sel yang dapat mengganggu sistem transportasi sel. Selain itu, nanopartikel obat yang tidak mencapai target harus dapat didegradasi dan dieksresi secara sempurna dari tubuh.

dari netsains.com
read more

Adds

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More